Viral Aduan ke KPI soal Tayangan Voli Pantai Olimpiade karena Atlet Berbikini

Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 19:54 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Atlet voli pantai Amerika Serikat, April Ross, saat melawan China di Olimpiade Tokyo 2020 di Taman Shiokaze, Tokyo, Jepang. Foto: John Sibley/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Atlet voli pantai Amerika Serikat, April Ross, saat melawan China di Olimpiade Tokyo 2020 di Taman Shiokaze, Tokyo, Jepang. Foto: John Sibley/Reuters
ADVERTISEMENT
Voli pantai menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) Olimpiade 2020 yang disiarkan di stasiun TV nasional Indonesia. Namun, ada yang mengadukan tayangan laga cabor ini ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena atlet-atletnya ada yang memakai bikini.
ADVERTISEMENT
Hal itu lantas viral di media sosial. Banyak netizen yang membully laporan tersebut karena dianggap mengada-ada.
Berdasarkan kabar yang beredar di media sosial, seseorang bernama Siti Musabikha mengirim aduan ke KPI. Dia mengeluhkan karena tak ada sensor pada atlet-atlet yang memakai bikini.
"Penayangan Olympic di TV memang baik, namun untuk kategori olahraga volleyball wanita, para pemainnya menggunakan bikini dan hal ini tidak baik untuk disiarkan. Mengingat, hal vulgar lainnya saja disensor/diblur. Tapi kenapa yang ini tidak?" tulisnya di pojok aduan KPI.
"Apalagi, biasanya slot waktu itu dipakai pengajian Mamah Dedeh, agak ironi sebenarnya. Banyak cabang Olympic lain (yang lebih santun pakaiannya) yang bisa disiarkan. Saya harap KPI bisa menegur Indosiar untuk menggantinya dengan tayangan yang lebih layak. Terima kasih banyak," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ada pula aduan yang datang dari seseorang bernama Moch Diki Widianto. Keluhannya sama, yakni mempermasalahkan atlet-atlet yang berbikini, tetapi tidak disensor.
"Pada pagi hari ini saya menyaksikan tayangan pertandingan voli pantai dengan menampilkan bikini. Alangkah baiknya untuk konten yang kiranya membutuhkan sensor namun tidak bisa karena siaran langsung ditayangkan secara delay pada malam hari," tulisnya.
"Hal ini sungguh tidak logis, karena tayangan sekelas kartun saja kena sensor. Mohon dipertimbangkan ke depannya," tambahnya.