Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bertengkar dengan Istri Lewat Video Call, Pria Asal Sumbawa di NTB Minum Sianida
27 Mei 2020 7:11 WIB
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Seorang pria berinisial AS (39) asal Kelurahan Arab Kenangan, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), nekat mengakhiri hidupnya dengan meminum sianida, Senin (25/5).
ADVERTISEMENT
Akibatnya, ia ditemukan tewas dalam posisi terbaring oleh seorang warga di lokasi gelondong emas miliknya di Desa Belo, Kecamatan Jereweh, KSB, sekitar pukul 09.30 WITA.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Herman Suriyono melalui PS Paur Subbag Humas Bripka Mayadi Iskandar menjelaskan kronologis kejadiannya. Pada hari Minggu (24/5) sekitar pukul 16.00 WITA korban menelpon video call dengan saksi atas nama Nurlizah yang merupakan istri korban melalui aplikasi WhatsApp.
"Sesaat kemudian korban dan saksi bertengkar karena permasalahan rumah tangga. Karena tidak tahan, korban pun dengan sigap mengambil dan meminum sianida yang biasa digunakanya untuk gelondong emas. Kejadian itu disaksikan secara langsung oleh istrinya langsung memakan melalui video call," ungkapnya (26/5).
Karena khawatir, saksi menelpon teman korban bernama Abdul Muslih dan memintanya untuk mengecek kondisi Korban yang berada di TKP. Namun, saat itu Abdul Muslih sedang berada di Kota Taliwang, sehingga ia tidak bisa mengecek kondisi Korban.
ADVERTISEMENT
Lanjut Mayadi, Kemudian pada pukul 21.55 WITA, Nurliza menghubungi anak korban, Deni Saputra melalui WhatsApp untuk memberitahukan bahwa ayahnya telah meminum sianida dan memintanya mengecek di lokasi, tetapi Deni saat itu sudah tidur.
"Deni baru melihat chat ketika ia terbangun paginya sekitar pukul 08.00 WITA. Setelah membaca chat, Deni meminta tolong Opik yang ada di lokasi untuk mengecek korban. Setelah dicek, Opik menemukan korban dalam keadaan sudah tak bernyawa," bebernya.
Keluarga korban menolak jenazah diautopsi karena tidak ada tanda-tanda kekerasan atau kejanggalan pada kematian korban.
"Keluarganya sudah mengikhlaskan kepergian almarhum," tandasnya.
-
Ardyan