Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Geopark Tambora adalah salah satu taman bumi yang telah diakui secara nasional pada November 2017. Lereng bagian Barat dan Selatan Gunung Tambora yang meletus tahun 1815 ini terletak tepat di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia. Sebab, kejadian itu menewaskan lebih dari 15 ribu jiwa dan mempengaruhi iklim global hingga menyebabkan kelaparan di Benua Eropa.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancara pada Kamis (11/4), Aini Fitri Maulidianti (27) selaku Manager Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Geopark Tambora menyebutkan ada tiga universal value yang bisa dijual di Tambora sebagai geopark.
Pertama, aspek geologi bahwa letusan Tambora tahun 1815 membuat ahli vulkanologi dan ahli geologi menetapkan letusan gunung ini bisa diangkat sebagai geopark. Kemudian, aspek biologi dan aspek culture masyarakat sekitar. Ia menyebutkan bahwa Tambora masuk ke dalam tiga kategori tersebut.
Bertepatan dengan peringatan ke-204 tahun meletusnya Tambora, Dewan Pelaksana Geopark Tambora menggelar Festival Geopark Tambora I. Rangkaian kegiatannya dimulai tanggal 9 hingga 11 April 2019.
Adapun jenis kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan berbagai perlombaan bagi masyarakat di Pulau Sumbawa, seminar nasional yang mengundang beberapa ahli vulkanologi, Geofair atau pameran yang juga diikuti oleh perwakilan Geopark Sewu dan Geopark Batur, dan field trip ke beberapa geosite yang ada di lereng Gunung Tambora.
ADVERTISEMENT
Fitri yang ditemui saat kegiatan field trip di geosite Sarae Nduha sangat antusias menjelaskan berbagai program yang dilakukan oleh Dewan Pelaksana Geopark Tambora di bawah naungan Bappeda Provinsi Nusa Tenggara (NTB). Terutama saat membahas upaya-upaya yang dilakukan timnya agar Tambora bisa menerima sertifikat UNESCO Global Geopark tahun 2021 nanti.
"Tujuan kita melakukan Festival Geopark Tambora I ini yaitu ingin mempromosikan geopark Tambora kepada masyakat lokal. Kemudian menjualnya di tingkat nasional karena kami ingin membuat dossier (catatan/dokumen) untuk maju sebagai UNESCO Global Geopark 2021 nanti" ujarnya penuh semangat.
Diketahui, dari 11 geopark yang ada di Indonesia, hanya empat yang baru menerima sertifikat tersebut, yaitu Geopark Sewu, Batur, Ciletuh, dan Rinjani. Dua di antaranya, yaitu perwakilan Geopark Sewu dan Geopark Batur, di mana dua geopark itu telah menjadi UNESCO Global Geopark. Mereka sengaja diundang untuk mengikuti geofair dalam rangkaian kegiatan Festival Geopark Tambora I.
ADVERTISEMENT
Fitri juga menjelaskan jika yang menjadi catatan penting dalam target pendapatan sertifikat UNESCO Global Geopark nanti adalah keterlibatan masyarakat sekitar. Dalam hal ini, tentu saja masyarakat Dompu dan Bima yang tinggal di lokasi Geopark Tambora.
"Kami mengajak komunitas-komunitas yang ada di Dompu dan Bima untuk bekerjasama. Kita harus bekerjasama dengan masyarakat karena ini untuk mereka, untuk daerah mereka, dan mereka yang menerima hasilnya. Kami hanya mengkoordinasi, men-share informasi apa yang harus dilakukan di sini, bagaimana pengembangan Tambora ke depannya, juga kami butuh masukan dari masyarakat lokal untuk pengembangan geopark ke depannya," jelasnya.
Fitri berharap Geopark Tambora seiring berjalannya waktu akan semakin maju. Baginya, target mendapatkan sertifikat dari UNESCO Global Geopark hanyalah sebuah penghargaan. Jadi, dia berharap apa pun jenis penghargaan harus diikuti usaha-usaha yang nyata untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
"Apalah artinya penghargaan kalau faktanya justru tidak ada perkembangan sama sekali. Kami pengen ini berkembang dulu semuanya, dan mendapatkan sertifikat UNESCO Global Geopark" ungkap Fitri tersenyum.
-
Penulis: Intan Putriani