Ritual Sebelum Kuda Masuk Arena Pacuan di Dompu, NTB

Konten Media Partner
4 April 2019 1:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pacuan Kuda di Dompu. Foto: Trip Salam Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Pacuan Kuda di Dompu. Foto: Trip Salam Indonesia
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Kejuaraan Pacoa Jara atau pacuan kuda di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah berlangsung. Kegiatan ini sudah dimulai sejak Minggu, 31 Maret ini direncanakan akan berakhir pada 10 April 2019, sehari sebelum acara puncak Festival Pesona Tambora (FPT) di Doroncanga.
ADVERTISEMENT
Pacoa Jara yang digelar di arena pacuan kuda Lemba Kara Desa Lepadi, Kecamatan Pajo ini berlangsung meriah dalam beberapa hari. Euforia kejuaraan ini membuat seluruh pecinta kuda di berbagai wilayah di Indonesia rela membawa kudanya untuk mengikuti kejuaraan ini. Utamanya wilayah-wilayah yang ada di Provinsi NTB.
Demi mencapai kemengan dan kepuasaan, ada beberapa kebiasaan unik yang dilakukan oleh pemilik kuda. Salah satunya adalah melakukan ritual memandikan dan jampi-jampi pada kuda jelang turnamen. Ritual ini dipercaya mampu meningkatkan kemampuan berlari pada kuda dan tidak memiliki hambatan selama berkompetisi.
Ritual memandikan kuda ini dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.30 WITA sebelum kuda tidur. Sesaat sebelum diberikan ritual, kuda terlebih dimandikan dengan air bersih agar terhindar dari kotoran yang menempel pada bulu kuda. Kemudian kuda dilakukan pembersihan dengan ramuan seperti ares pisang, minyak kemiri yang dicampur dengan kelapa parut dan beberapa kulit pohon pilihan.
Kuda yang sedang beristirahat sebelum diturunkan ke dalam kejuaraan. Foto: Trip Salam Indonesia
Ritual memandikan kuda ini dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.30 WITA sebelum kuda tidur. Sesaat sebelum diberikan ritual, kuda terlebih dimandikan dengan air bersih agar terhindar dari kotoran yang menempel pada bulu kuda. Kemudian kuda dilakukan pembersihan dengan ramuan seperti ares pisang, minyak kemiri yang dicampur dengan kelapa parut dan beberapa kulit pohon pilihan.
ADVERTISEMENT
Pembersihan dilakukan agar bulu kuda terlihat bersih dan licin. Usai pembersihan, sebelum diberikan jampi-jampi, bulu kuda yang basah dikeringkan terlebih dahulu. Sambil menunggu keringnya bulu kuda, akan ada seorang dukun yang menyiapkan beberapa alat peraga jampi-jampi seperti kemenyan dan arang.
Saat peralatan telah disiapkan, maka dukun akan mulai melakukan ritual jampi-jampi sambil mengusapkan asap kemenyan yang dibakar di atas arang ke arah bagian tubuh kuda. Dukun berjalan mengelilingi kuda dalam beberapa kali putaran sambil membaca jampi-jampi. Hal yang paling utama diberikan jampi-jampi adalah pada bagian punggung, kaki dan tangan kuda. Hal itu dipercaya agar kuda tidak memiliki kendala saat berlari.
“Kebiasaan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu,” kata Sabdian (42) asal Kabupaten Bima saat berbincang dengan Info Dompu sebelum masuk arena kompetisi (2/4).
ADVERTISEMENT
Pemberian ritual tidak hanya dilakukan pada malam hari, tetapi juga dilakukan tepat sebelum dan sesuda kuda bertanding. Kuda biasanya dimandikan dengan kembang agar kondisi tubuh tetap stabil.
Kuda berada pada garis start/ Foto: Trip Salam Indonesia
Sabdian mengungkapkan dibandingkan pada zaman dulu, sekarang ritual ini sudah sangat jauh berkurang untuk dilakukan. Karena untuk menjadi dukun yang melakukan ritual ini tidak boleh sembarangan orang. Ia mengaku ada banyak anak muda yang ingin memiliki 'kepintaran' dalam hal ini. Namun, para dukun tidak mudah percaya untuk membagi ilmunya pada orang lain.
“Pemilik ilmu jampi-jampi tidak bisa sembarang memberikan,” ungkap Sabdian.
-
Penulis: Syatriadin Yosan