Konten Media Partner

Bela Diri Tradisional Sendeng 12 Perlu Dilestarikan

9 Oktober 2021 9:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atraksi silat Sendeng 12 pada saat perayaan HUT Kotawaringin Barat beberapa tahun lalu. Foto: IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Atraksi silat Sendeng 12 pada saat perayaan HUT Kotawaringin Barat beberapa tahun lalu. Foto: IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Bela diri Sendeng 12 merupakan salah satu jenis silat tradisional khas nusantara yang juga tumbuh dan berkembang di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Guna menjaga kelestarian seni bela diri ini di Bumi Marunting Batu Aji, Persatuan Orang Melayu (POM) Kobar melalui Perguruan Sambar 12 berupaya kembali mengembalikan marwah kearifan lokal.
Sebab, bela diri sendeng 12 merupakan jenis silat yang lekat dengan sejarah masyarakat lokal. Jenis aliran silat tersebut pernah digunakan oleh panglima perang dan punggawa Kesultanan Kutaringin tempo dulu. Gerakan silat ini memiliki ciri lugas, cepat, tepat dan singkat.
Sekretaris Perguruan Sambar 12 Kobar, Raden Muhmalino Amzar Purnama menuturkan saat ini jumlah anggotanya di Kobar mencapai 200 orang, yang tersebar di beberapa wilayah.
"Pelatihan kami sendiri di pusatkan di halaman Posyandu belakang TK Berunai, Kelurahan Baru. Selain beladiri, kita juga memberikan pelajaran keagamaan," tutur Lino, Jumat (8/10/2021).
ADVERTISEMENT
Pengurus POM Kotawaringin Barat berdiskusi terkait upaya pelestarian seni bela diri tradisional Sendeng 12. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
Ia menerangkan perguruan ini juga sudah tergabung dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sejak tahun 2014 sebagai anggota kehormatan.
"Kami juga sudah terdaftar. Sementara ini kami fokus ke pelestarian silat tradisional agar bela diri ini tidak punah," terang dia.
Raden Lino menceritakan sejarah sendeng 12 di Kobar bermula sejak era kesultanan. Silat ini dibawa oleh salah satu panglima perang yakni Kyai Hujan Panas. Ia merupakan keturunan "Kesultanan Riau" dengan "Raja Dayak Ulu Arai" asal Petarikan.
"Kyai Hujan Panas yang memperkenalkan di zaman dulu. Kesultanan Kutaringan memiliki beberapa panglima perang, salah satunya beliau," sambungnya.
Ia berharap semakin banyak Warga Kobar yang tertarik melestarikan silat tradisional ini agar bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
"Supaya Masyarakat Kobar tahu bahwa masih ada upaya pelestarian. Kita bersama-sama melestarikan budaya kita," tukasnya.