Konten Media Partner

Diskan Kobar Adakan Pelatihan Pembuatan Bubu Rajungan dan Rawai untuk Nelayan

22 Juni 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinas Perikanan saat menggelar pelatihan pembuat bubu rajungan dan rawai untuk nelayan kecil. Foto: IST
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Perikanan saat menggelar pelatihan pembuat bubu rajungan dan rawai untuk nelayan kecil. Foto: IST
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT-Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Kotawaringin Barat menggelar pelatihan teknis pembuatan bubu rajungan dan rawai ikan untuk nelayan kecil di Balai Latihan Kerja Transito, Pangkalan Bun. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21-23 Juni 2022 ini diikuti 40 nelayan kecil yang ada di Kobar.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 18 Tahun 2021 disebutkan bahwa Alat Penangkap Ikan (API) jenis bubu rajungan dan rawai ikan merupakan API yang diperbolehkan.
Bubu merupakan alat perangkap ikan yang dibuat dari bahan dasar potongan bambu dipecah kecil-kecil, tali plastik dan tempurung kelapa sebagai penutup di belakang yang dijalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam.
Sedangkan rawai merupakan alat tangkap yang terdiri dari rangkaian tali utama yang panjang, tali pelampung di mana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan di ujung tali cabang ini diikat pancing yang berumpan
Kepala Dinas Perikanan, Hepy, menjelaskan nelayan harus dibekali alat tangkap yang ramah lingkungan akan hasil produksi meningkat.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data yang dimiliki Diskan Kobar 2021, jumlah API Bubu Rajungan di perairan laut Kobar berjumlah 750 unit dengan jumlah produksi 1.518 ton, sedangkan jumlah API Rawai Ikan 38 unit dengan jumlah produksi 258 ton,” jelas Kadis Perikanan.
Kondisi demikian, lanjut Hepy, membangkitkan gagasan berupa penangkapan Rajungan maupun ikan bersirip yang berorientasi kepada industrialisasi yang berkelanjutan.
“Kondisi tersebut dikarenakan masih banyaknya pengoperasian alat tangkap yang tidak selektif dan tidak ramah lingkungan, sehingga banyak tertangkap rajungan maupun ikan bersirip yang tidak layak tangkap. Hal ini menyebabkan menurunnya sumber daya perikanan laut,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Manis Suharjo, Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil menjelaskan, pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi nelayan dalam membuat bubu rajungan dan rawai ikan dengan tepat dan benar, agar dapat meningkatkan produksi tangkap. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan keluarga.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan selama tiga hari yang juga diisi praktik pembuatan serta pengunaan alat tangkap bubu rajungan dan rawai ikan bersirip yang ramah lingkungan, dapat diimplementasikan oleh nelayan di Kotawaringin Barat,” ujar Manis.
Berkaitan dengan itulah, lanjut Manis, maka panitia menghadirkan beberapa narasumber dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang Jawa Tengah.
“Dengan hadirnya narasumber ini semoga bisa memberikan pengetahuan serta menambah wawasan baru bagi pelaku usaha nelayan tangkap dalam upaya meningkatkan produksi tangkapan melalui penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan,” tutup Manis.