Konten Media Partner

Festival Budaya Marunting Batu Aji, Ajang Promosi Budaya Lokal

26 Agustus 2019 23:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah membuka Festival Budaya Marunting Batu Aji di Pangkalan Bun Park. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah membuka Festival Budaya Marunting Batu Aji di Pangkalan Bun Park. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menggelar Festival Budaya Marunting Batu Aji (FBMBFA) di Pangkalan Bun Park. Kegiatan ini merupakan ajang promosi kebudayaan lokal/daerah baik kepada masyarakat luar, turis-turis asing maupun masyarakat Kobar itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Festival Budaya Marunting Aji yang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati, Ahmadi Riansyah ini dihadiri unsur Forkopimda, Senin (26/8).
Selain menjadi ajang promosi budaya daerah, FBMBA juga dapat menjadi wadah bagi seniman-seniman tradisional lokal untuk menampilkan hasil-hasil kreatifitas dibidang senidan budaya lokal sehingga dapat memotivasi generasi muda untuk dapat berkreasi dan berprestasi  serta melestarikan budaya daerah itu sendiri.
Festival ini menyelenggarakan berbagai lomba yang beberapa diantaranya adalah sepak sawut, bagasing, balogo, vokal grup daerah dan lain sebagainya.
Wabup Ahmadi berharap FBMBA ini juga memicu pengembangan kebudayaan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Pangkalan Bun.
"Misalkan ada acara perpisahan, pihak sekolah tidak hanya memunculkan penampilan-penampilan modern saja, bahkan harus lebih banyak lagi menampilkan kebudayaan lokal seperti tari-tarian, pantun seloka dan sebagainya. Sehingga generasi muda jaman sekarang dapat menghargai kebudayaan/ kearifan lokal tersebut dan turut melestarikannya agar tidak tergerus oleh pengaruh kesenian modern," ujar Ahmadi Riansyah.
ADVERTISEMENT
“Dan harapannya juga kegiatan ini menjadi agenda tahunan, mengingat antusias masyarakat yang cukup tinggi sehingga kedepan FBMBA dapat terus ditingkatkan,” pungkasnya. (Joko Hardyono)