Ritual Adat Tampung Tawar Warnai Pengembalian Potongan Tiang Sangga Buana

Konten Media Partner
28 Oktober 2022 9:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerabat Kesultanan Kutaringin Ama Pangeran Muasjidinsyah dan Pangeran Arsyadinsyah melakukan prosesi adat di lokasi Tiang Sangga Buana. Tiang ini merupakan tonggak awal berdirinya kota Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat Kesultanan Kutaringin Ama Pangeran Muasjidinsyah dan Pangeran Arsyadinsyah melakukan prosesi adat di lokasi Tiang Sangga Buana. Tiang ini merupakan tonggak awal berdirinya kota Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Ratusan masyarakat kota Pangkalan Bun dan sekitarnya mengikuti proses pengembalian potongan tiang Sangga Buana yang sempat roboh pada tahun 2015 silam ke tempat asalnya oleh kerabat Kesultanan Kutaringin.
ADVERTISEMENT
Ritual adat itu dimulai dengan mengambil potongan tiang yang disimpan di dalam Istana Kuning. Kemudian, potongan itu dibawa berjalan kaki menuju kawasan Jamban Dalam Gang Angsana Kelurahan Raja untuk dimandikan.
Rampung dibersihkan dengan air dari Sungai Arut, potongan tiang itu lantas dibawa berjalan kaki oleh 3 orang punggawa kesultanan. Adapun rute yang dilewati yaitu Jalan Pangeran Antasari-Jalan Rangga Santrek-Jalan Prakusumayudha.
"Membawa salah satu potongan tiang Sangga Buana untuk dibersihkan secara ritual adat di Jamban Dalam (Angsana) oleh yang dituakan. Kemudian potongan tiang dibawa berjalan menuju lokasi untuk ditancapkan kembali," ucap Kerabat Kesultanan Gusti Yudillah, Kamis (28/10/2022).
Setibanya di lokasi asalnya, Pangeran Muasjidinsyah dan Pangeran Arsyadinsyah lalu meletakkan potongan tiang ke titik telah dibersihkan sebelumnya dan tiang bersejarah itu diikat dengan menggunakan kain kuning.
Pembacaan doa selamat dan tolak bala yang dipimpin H Kaspul Indah. Tak hanya kerabat kesultanan, acara ini juga dihadiri ratusan masyarakat kota Pangkalan Bun dan sekitarnya. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
Usai melakukan berbagai ritual kebudayaan khas Kesultanan Kutaringin, acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa selamat dan tolak bala dengan harapan masyarakat Kotawaringin Barat terlindung dari segala aral dan bencana.
ADVERTISEMENT
"Doa selamat dan tolak bala dilaksanakan sesuai jadwal ba'da Ashar. Alhamdulillah antusias masyarakat baik lancar sesuai harapan," sambung Yudi.
Kegiatan ini lalu diteruskan dengan prosesi adat tampung tawar. Prosesi ini memiliki makna sebagai do’a dan keinginan yang baik, serta memohon kepada yang Maha kuasa dengan harapan yang dipanjatkan terkabulkan.
Tampung tawar kerap menggunakan media tepung beras dicampur air, kunyit dan minyak wangi. Campuran bahan ini kemudian dipercikan ke badan, kepala atau anggota tubuh lain termasuk benda, tergantung pada proses acara yang dilakukan.
Prosesi adat tampung tawar biasanya juga dilakukan oleh sesepuh atau tokoh yang dituakan. Tokoh tadi menggunakan potongan daun pisang yang diiris kecil-kecil, daun kelapa, atau daun pandan yang sudah dilumuri berbagai bahan.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tampung tawar ini nampak beberapa tokoh Kesultanan Kutaringin di antaranya H Kaspul Indah, Agustadi Saputra dan sejumlah kerabat lainnya. Acara ini juga dihadiri warga dari berbagai penjuru.
"Rencananya hari ini akan dilaksanakan prosesi di makam Sultan ke-11 Pangeran Ratu Anum Kusumayudha," imbuh Gusti Yudillah.