Sering Terjadi Catcalling, Mengapa Masyarakat Harus Peduli?

Insani Kamil Hamdallah
Mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Teknik Biomedis
Konten dari Pengguna
22 Mei 2023 5:24 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Insani Kamil Hamdallah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan mengalami catcalling Foto: Hill Street Studios / Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan mengalami catcalling Foto: Hill Street Studios / Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catcalling merupakan pelecehan jalanan yang tidak pantas dan seringnya ditujukan kepada perempuan. Catcalling dapat berupa verbal dan nonverbal seperti berkomentar tidak senonoh, siulan yang bertujuan untuk menggoda lawan jenis, kedipan mata, atau isyarat seksual yang dilontarkan dengan tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Walaupun terkadang hal tersebut dianggap sebagai pujian, namun sebenarnya catcalling adalah bentuk pelecehan yang dapat memberikan dampak negatif bagi para korban.
Banyak sekali perempuan yang cemas untuk bisa berjalan sendiri keluar rumah dan merasa terintimidasi oleh tindakan catcalling. Pelecehan ini memberi rasa tidak nyaman bagi perempuan yang seringnya menjadi korban dari tindakan pelecehan ini.
Akibat dari pelecehan ini dapat memengaruhi rasa percaya diri seseorang serta merusak rasa aman bagi para korban. Selain itu, catcalling dapat berkontribusi pada budaya objektifikasi dan seksualisasi korban.
Ilustrasi pelecehan seksual di transportasi umum. Foto: Shutter Stock
Bahkan, dari tindakan tersebut dapat menjadi awal dari bentuk pelecehan yang lebih serius. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita peduli terhadap tindakan ini.
Masyarakat perlu menyadari bahwa tindakan catcalling bukanlah bentuk pujian dan tidak dapat diterima sebagai hal yang lumrah. Sebagai manusia, kita harus menghargai dan menghormati semua orang tanpa memandang gender.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya semua pihak untuk berkomitmen menciptakan budaya dan lingkungan yang sehat dan saling menghargai sesama agar tidak terjadi di masa depan.
Bagi korban catcalling, perlu diketahui bahwa itu bukan kesalahan korban dan jangan sampai tindakan tersebut memberikan pengaruh negatif bagi diri mereka. Korban harus tetap menghargai diri mereka dan berhak memperjuangkan apa yang sudah menjadi hak mereka.
Peran aktif dari masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah dalam menangani masalah catcalling dan bentuk-bentuk pelecehan lainnya sangat diperlukan karena dengan kerja sama yang baik, tindakan pelecehan seperti catcalling dan semacamnya dapat diminimalisir dan masyarakat dapat merasa lebih aman saat berjalan sendirian.

Dampak Buruk Catcalling

Ilustrasi catcalling. Foto: Shutterstock
• Meningkatkan risiko terjadinya kekerasan seksual: catcalling dapat memicu perasaan takut pada korban, bahkan dari hal tersebut dapat berujung pada kekerasan seksual atau pelecehan lainnya yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
• Merusak kesehatan mental: korban catcalling bisa merasa insecure, kehilangan rasa percaya diri, merasa tidak dihormati, dan merasa tidak berdaya. Perasaan tersebut bisa menyebabkan penyakit mental seperti depresi, kecemasan, dan trauma pada korban.
• Mengurangi kualitas hidup: korban catcalling akan merasa tidak nyaman ketika berada di tempat umum ataupun saat melakukan aktivitas yang berpengaruh dengan kualitas hidup mereka.
• Menyebarkan stereotipe gender negatif: catcalling sering kali dikaitkan dengan asumsi negatif terhadap gender, seperti pandangan bahwa wanita harus sempurna secara fisik. Tindakan ini dapat memperkuat stereotipe gender yang negatif dan merugikan.
• Merusak hubungan sosial: catcalling dapat merusak hubungan sosial. Saat seseorang merasa tidak aman atau tidak dihargai, mereka mungkin enggan bersosialisasi dan memilih untuk mengisolasi diri.
ADVERTISEMENT
• Menghambat partisipasi publik: partisipasi korban catcalling dalam aktivitas publik mungkin akan berkurang, seperti berbicara di depan khalayak umum, melakukan presentasi, dan menyampaikan opini. Hal ini dapat menghambat perkembangan dan partisipasi korban di depan publik.

Bagaimana Cara Menghadapi Tindakan Catcalling?

Ilustrasi tenang saat traveling Foto: Shutter Stocks
1. Tetap tenang dan tidak merespons: meskipun sulit, sebisa mungkin dilakukan karena tindakan ini dapat mencegah situasi yang lebih buruk.
2. Pindah ke tempat lain: segera kuasai diri dan pergi ke tempat yang lebih aman dan nyaman. Tidak perlu ragu untuk menghindari situasi yang tidak menguntungkan.
3. Bersikap tegas dan berani: Jangan takut untuk bersikap tegas dan berani karena hal tersebut dapat memicu perasaan malu dan tidak enak pada pelaku.
ADVERTISEMENT
4. Mencari bantuan: apabila Anda merasa terancam, segera cari bantuan dari lingkungan sekitar atau jika perlu, hubungi pihak berwenang.
5. Segera bertindak: apabila Anda bertemu seseorang yang sedang mengalami situasi catcalling, segera bantu dengan memberi dukungan dan alihkan perhatian pelaku. Meninggalkannya sendirian di situasi tersebut bukanlah tindakan bijak.

Bagaimana Cara Menghindari Tindakan Catcalling?

Ilustrasi traveling jalan kaki di Singapura Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
1. Berjalan di tempat umum yang ramai: jangan berjalan di tempat sepi dan gelap, terutama pada malam hari.
2. Mengenakan pakaian yang sopan: hindari memakai pakaian yang terlalu ketat, terlalu pendek, atau terlalu transparan.
3. Menggunakan earphone atau headphone: hal ini dapat membantu Anda untuk menghindari percakapan yang tidak diinginkan dengan orang asing.
4. Tidak memberi respons: jangan tunjukkan emosi apa pun dan jangan memberi respons. Jangan berikan kesempatan pelaku untuk menyerang Anda.
ADVERTISEMENT
5. Ingat bahwa tindakan tersebut bukanlah kesalahan Anda: tindakan tersebut merupakan perilaku yang tidak pantas dan Anda tidak berhak menerima perlakuan tersebut.
6. Bicara dengan kerabat terdekat seperti teman atau keluarga: diskusikan tindakan yang perlu dilakukan apabila mengalami situasi catcalling. Dari diskusi tersebut, Anda akan memperoleh solusi dan dukungan untuk menghindari hal tersebut.
7. Laporkan tindakan catcalling: segera laporkan ke pihak berwenang, seperti polisi atau keamanan setempat. Hal ini penting untuk menjaga lingkungan dan mencegah tindakan serupa terjadi di masa mendatang.

Apa Saja Contoh Perilaku Catcalling?

• Memanggil seseorang dengan sebutan mesra seperti “sayang”, “cantik”, “manis”, dan sebagainya tanpa izin.
• Berkomentar vulgar tentang penampilan dan fisik seseorang seperti “pakai rok yang lebih pendek dong biar aku bisa melihat kakimu”.
ADVERTISEMENT
• Meminta nomor telepon tanpa izin.
• Melakukan pelanggaran seksual dengan memberikan sentuhan yang tidak diinginkan atau bahkan mengancam.
• Melakukan pelanggaran seksual dengan cara mengambil foto atau video tanpa persetujuan.
• Melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum seperti membuat lelucon yang tidak pantas, berperilaku yang meresahkan orang sekitar, dan berteriak dengan suara yang keras.
• Menyebarkan rumor atau informasi palsu dengan tujuan merendahkan dan merusak reputasi seseorang.
• Menunjukkan gesture dan ekspresi wajah yang tidak pantas dan merendahkan terhadap seseorang.

Bagaimana Cara Mendapat Dukungan Terkait Tindakan Catcalling?

1. Berbicara dengan orang yang dipercaya seperti keluarga dan teman dekat. Hal tersebut dapat membantu Anda meredakan rasa takut dan tekanan akibat tindakan catcalling yang Anda alami.
ADVERTISEMENT
2. Mencari dukungan dari kelompok advokasi atau organisasi non-profit yang fokus pada isu mengenai pelecehan seksual, termasuk catcalling. Mereka dapat memberi dukungan dan informasi terkait hak Anda, serta memberi solusi untuk tindakan selanjutnya.
3. Terapi atau konseling untuk mengatasi tekanan dan stres yang muncul akibat tindakan catcalling.
4. Mendaftar ke komunitas atau organisasi yang mendukung isu pelecehan seksual. Hal ini dapat memberikan dukungan dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.
5. Melaporkan tindakan catcalling ke pihak yang berwenang. Anda memiliki hak untuk diperjuangkan dan Anda berhak mengambil tindakan hukum terhadap pelaku catcalling. Pelaporan catcalling dapat membantu mencegah terjadinya hal serupa di masa depan.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Menghadapi Korban Catcalling?

1. Mendengarkan dengan empati
ADVERTISEMENT
Dengarkan dengan empati dan pahami pengalaman mereka, tunjukkan bahwa Anda memperhatikan mereka.
2. Tawarkan dukungan dengan cara yang sesuai
Mungkin saja korban ingin didampingi saat melaporkan ke pihak yang berwenang atau mungkin mereka hanya ingin didengarkan.
3. Tidak menyalahkan korban
Catcalling merupakan tindakan yang tidak pelecehan yang tidak pantas, hal ini bukanlah kesalahan korban.
4. Tidak meremehkan pengalaman korban terkait tindakan catcalling
Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak dihargai dan tidak dihormati.
5. Mendorong korban untuk melapor untuk mencegah tindakan serupa terjadi pada orang lain dan memberikan kesempatan pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang tepat.
6. Menjaga kerahasiaan korban dan tidak membocorkan informasi pribadi kepada orang lain tanpa izin korban.
ADVERTISEMENT
7. Mengedukasi masyarakat untuk membantu meningkatkan kesadaran tentang tindakan catcalling dan menjelaskan dampaknya terhadap korban. Pun memberikan dukungan dan berempati kepada korban untuk membantu mereka mengatasi pengalaman yang traumatis.

Siapa yang Harus Dihubungi Saat Terjadi Peristiwa Catcalling?

Ilustrasi orang sedang menelpon. Foto: Telkomsel
Anda dapat menghubungi keluarga, teman, kelompok advokasi atau organisasi non-profit, dan pihak berwenang seperti polisi dan hotline nasional.
Berikut ini beberapa hotline nasional yang tersedia di Indonesia untuk korban kekerasan dan pelecehan seksual, termasuk catcalling :
1. Hotline KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) : (021) 31901556 (Pengaduan) atau (021) 31901446, 31900659 (Telepon). Hotline KPAI dapat dihubungi untuk melaporkan kekerasan seksual terhadap anak-anak.
2. Hotline P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) yang terdapat pada daerah masing-masing. P2TP2A dapat dihubungi untuk melaporkan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.
ADVERTISEMENT
3. Hotline LBH APIK (Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk keadilan) yang terdapat pada daerah masing-masing. LBH APIK dapat dihubungi untuk mendapatkan bantuan hukum dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan.
4. Hotline Yayasan Pulih yang dapat dihubungi untuk mendapatkan dukungan dan bantuan psikososial bagi korban kekerasan seksual, termasuk catcalling.
Selain hotline tersebut, beberapa provinsi di Indonesia memiliki hotline khusus untuk menangani tindakan kekerasan dan pelecehan seksual. Anda dapat menerima informasi lebih lanjut mengenai hotline tersebut di wilayah Anda.