Konten dari Pengguna

Numberbox Multisensory sebagai Media Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita

Syarifuddin
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
28 Oktober 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama jajaran guru SLB Karya Bhakti Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama jajaran guru SLB Karya Bhakti Surabaya
ADVERTISEMENT
Tim pengabdian Univaersitas Muhammadiyah Surabaya yang terdiri dari Dr. Fajar Setiawan, S. Pd., M. Pd (Ketua Tim), Nuniek Fahriani, S.Kom., M.Kom (Anggota) dan Dr. Endang Suprapti, S. Pd., M. Pd (Anggota) bekerjasama dengan SLB Karya Bhakti Surabaya, melakukan pendampingan dan pengabdian terhadap siswa tunagrahita di Sekolah sekolah tersebut. Program ini merupakan program yang didanai oleh Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Pada kegiatan ini, tim membuat suatu alat inovasi berupa Numberbox Multisensory yang berfungsi untuk membantu siswa tunagrahita dalam mengenal dan mengingat angka atau bilangan.
ADVERTISEMENT
Program kemitraan berbasis masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan laporan dari guru pelajaran matematika yang merasa kesusahan dalam mengenalkan dan mengajarkan bilangan kepada siswa tunagrahita. Perlu diketahui bahwa siswa dengan keterbatasan intelektual (tunagrahita) merupakan siswa yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata. American Association on Mental Deficiency (AAMD) mengkategorikan tunagranhita ke dalam 3 tingkatan, yaitu: pertama, Tunagranhita ringan (mampu didik) tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70. Anak dengan karakteristik ini masih bisa diajak belajar.
Kegiatan sosialisasi program kepada mitra
Kedua, Tunagranhita sedang (mampu latih), tingkat kecerdasan IQ berkisar 30-50. Anak dengan karakteristik tunagranhita sedang masih bisa dididik dan diberikan pelajaran namun lebih banyak memberikan latihan untuk merawat dirinya sendiri, dan ketiga, Tunagranhita berat (mampu rawat) dimana kemapuan intelektual mereka kurang dari 30. Anak dengan karakteristik ini hanya bisa dirawat dan didampingi oleh orang tua. SLB Karya Bhakti Surabaya memiliki 10 siswa tunagrahita yang tergolog pada tunagrahita sedang, dimana siswa di sekolah tersebut susah mengalami kesulitan dalam belajar, khsususnya pelajaran matematika.
ADVERTISEMENT
Menurut Bapak Asis selaku wali kelas dan guru pelajaran matematika di sekolah tersebut, menjelaskan bahwa siswa harus diajari mengenal angka dengan cara didikte satu persatu, itupun ketika sudah selesai ditunjukkan angka 1-9 kepada para siswa, kebanyakan dari mereka langsung lupa dan tidak dapat menyebutkan angka yang sudah dipelajarinya. Hal ini karena kebanyakan dari mereka tergolong pada tingkat tunagrahita sedang dan berat yang memiliki kesusahan dalam belajar. Selama ini, media yang digunakan di sekolah SLB Karya Bhakti Surabaya hanya media sederhana berupa balok bilangan dan tabel bilangan dari angka 1-20.
Kegiatan sosialisasi media pembelajaran numberbox multisensory
Berangkat dari permasalahan tersebut, kami tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Surabaya berinisiatif untuk membuat alat inovasi Numberbox Multisensory sebagai media edukasi pengenalan angka kepada siswa tunagrahita. Media pembelajaran Numberbox Multisensory merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa tunagrahita dalam belajar mengenal dan mengingat bilangan matematika. Media ini dikombinasikan dengan metode Multi Sensori dalam proses penerapannya. Metode yang menekankan pada pemaksimalan berbagai alat indera dalam proses pembelajaran seperti visual, auditori, kinestetik, dan taktil.
ADVERTISEMENT
Media ini dilengkapi dengan sensor pembaca balok angka yang dapat ditransfer ke media suara atau speaker yang terdapat pada media tersebut. Sehingga secara tidak langsung siswa dapat memanfaatkan indera penglihatan (visual), pendengaran (auditori), peraba atau gerakan (kinestetik) dalam proses belajar mengenal bilangan matematika. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam belajar mengenal dan mengingat bilangan. Selain bisa menampulkan suara, media ini juga langsung menampilkan angka yang dimasukkan secara visual. Sehingga siswa dapat dengan mudah mengenali dan mengingat angka yang mereka masukkan ke dalam sensor yang ada di papan bilangan. Proses pengabdian ini dilaksanakan mulai 14-18 Oktober 2024 yang bertempat di sekolah SLB Karya Bhakti Surabaya.
Kegiatan uji coba media numberbox multisensory
Agenda pertama yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi dan pemaparan rencana program pengabdian yang akan dilaksanakan di SLB Karya Bhakti Surabaya. Setelah itu dilanjutkan dengan sosialisasi media pembelajaran yang akan diimplementasikan di sekolah tersebut. Disela-sela kegiatan sosialisasi, tim bersama pengembang melakukan diskusi untuk membuat dan mengembangkan media pembelajaran Numberbox Multisensory. Setelah media pembelajaran Numberbox Multisensory selesai dikembangkan, kemudian tim melakukan uji coba dan implementasi terbatas bersama guru-guru untuk melihat sejauh mana media tersebut dapat digunakan. Pada tahap ini, tim juga meminta saran dan masukan dari guru-guru untuk perbaikan media tersebut.
Media inovasi numberbox multisensory
Setelah proses uji coba selesai dan perbaikan media telah dilakukan, maka tim mengimplementasikan media tersebut kepada para siswa tunagrahita. Siswa merasa senang dan antusias dalam memainkan media Numberbox Multisensory tersebut. Karena selain dapat digunakan untuk belajar mengenal angka atau bilangan, media ini juga dapat digunakan untuk bermain dan meningkatkan gairah siswa dalam belajar matematika. Diakhir kegiatan, tim meminta testimoni kepada Bapak Askim selaku Kepala Sekolah SLB Karya Bhakti Surabaya. Menurut beliau media ini sangat bagus dan dapat membantu guru-guru dalam mengajarkan bilangan kepada siswa, selain itu media ini tidak hanya berisi tentang pengenalan angka saja, namun juga disertai dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
ADVERTISEMENT
Program ini terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu kami tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang telah membantu pembiayaan program pengabdian ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada SLB Karya Bhakti Surabaya yang telah bersedia menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian ini, serta memberikan sarana dan fasilitas berupa tempat dan ruang pertemuan.