10 Slogan Bahasa Jawa tentang Kehidupan beserta Artinya

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
Konten dari Pengguna
20 Desember 2023 21:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Slogan Bahasa Jawa. Unsplash/Fikri Syahfana.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Slogan Bahasa Jawa. Unsplash/Fikri Syahfana.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi masyarakat, slogan merupakan etika yang bersumber dari petuah para leluhur, baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk karya sastra. Slogan bahasa Jawa biasanya berupa kalimat pendek yang mudah diingat dan berisi ungkapan positif yang terkait kehidupan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Etika Jawa: Pedoman Luhur dan Prinsip Hidup Orang Jawa oleh Sri Wintala Achmad (2018), di dalam masyarakat Jawa, terdapat banyak slogan yang dapat dijadikan sebagai sumber etika. Semula slogan-slogan tersebut disebarluaskan melalui tradisi lisan.
Namun, belakangan ini digali, dikumpulkan, dan ditulis ke dalam bentuk buku. Penulisannya sering disertai dengan terjemahan bahasa Indonesia, sehingga pembaca yang tidak menguasai bahasa Jawa dapat memahami maknanya.

Slogan Bahasa Jawa

Ilustrasi slogan Bahasa Jawa. Unsplash/Camille Bismonte.
Bagi orang Jawa, slogan juga dikenal dengan pepeling, piweling, atau pitutur. Berikut adalah sederet slogan bahasa Jawa tentang kehidupan lengkap dengan artinya:

1. Urip iku urup (Hidup itu nyala)

Arti dari slogan ini hendaknya kehidupan dapat memberi manfaat bagi orang sekitar. Semakin besar manfaat yang diberikan, semakin baik bagi orang lain.
ADVERTISEMENT

2. Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah (Rukun membuat sentosa, bertengkar membuat rusak)

Hidup rukun akan membuat aman dan sentosa. Sedangkan hidup yang dipenuhi dengan pertengkaran akan membuat rusak.
Slogan ini merupakan salah satu sikap orang Jawa yang mendambakan kerukunan dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.

3. Manungsa mung ngundhuh wohing pakarti (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri)

Makna dari slogan tersebut yaitu di dalam kehidupan, manusia sebenarnya hanya akan memetik hasil atas apa yang ia perbuat sendiri.

4. Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira (TerjadiNYA dirimu itu adalah melalui adanya ibu bapakmu)

Pepatah ini mengajarkan agar selalu mengingat kodrat asalnya kelahiran. Jangan sampai lupa bahwa orang tua memberikan sumbangsih paling besar dengan memberikan perawatan dan kasih sayang hingga dewasa.

5. Sapa wani rekasa, bakal nggayuh mulya (Siapapun yang bersungguh-sungguh dalam usahanya pasti akan meraih kemuliaan)

Artinya, barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam setiap usahanya, maka dia akan meraih kemuliaan dan kesuksesan.

6. Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidro mundak ciloko (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan ingkar agar tidak celaka)

Pepatah tersebut merupakan nasihat dari Sunan Kalijaga yang mengajarkan untuk tidak merasa paling pintar agar nantinya tidak salah arah dan jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
ADVERTISEMENT

7. Eling lan waspada (Ingat dan waspada)

Suatu slogan yang mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap fenomena yang sedang berlangsung, sehingga dirinya tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan.

8. Sepi ing pamrih rame ing gawe (saling membantu dengan tulus ikhlas tanpa mengharap imbalan/pamrih)

Suatu slogan yang mengajarkan manusia agar bersikap penuh tanggung jawab, bertindak bukan karena keinginan, melainkan karena kebaikan.

9. Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah (Orang sabar rezekinya luas, mengalah dalam hidup lebih berkah)

Slogan ini mengajarkan bahwa orang yang bersabar, maka peluang rezekinya lebih lebar dan mengalah hidup lebih berkah. Mengalah bukan berarti kalah, melainkan agar bisa mendapatkan yang terbaik.

10. Aja dumeh (Jangan sombong)

Suatu slogan yang mengajarkan agar tidak sombong saat hidup bergelimang harta atau saat berkuasa, mengingat semua itu tidak abadi dan akan musnah sewaktu-waktu saat Tuhan menghendakinya.
Itulah kumpulan slogan bahasa Jawa tentang kehidupan yang diajarkan oleh nenek moyang sebagai pedoman hidup. (LAIL)
ADVERTISEMENT