Konten dari Pengguna

35 Contoh Pertanyaan Retoris, Penjelasan, dan Ciri-cirinya

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
5 September 2024 3:45 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Pertanyaan Retoris. Foto: unsplash/Patrick Tomasso.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Pertanyaan Retoris. Foto: unsplash/Patrick Tomasso.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam komunikasi sehari-hari, kalimat retoris sering digunakan untuk menekankan sebuah poin atau mengajak pendengar berpikir lebih dalam. Didalam artikel ini akan menjelaskan contoh pertanyaan retoris, penjelasan, dan ciri-cirinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal.unimed.ac.id, kalimat retoris sering dipakai untuk menuliskan gagasan karena memiliki maksud atau daya ilokusi seperti untuk mengungkapkan kemarahan, sindiran, saran, indikasi keraguan, perintah, dll.

Pengertian Pertanyaan Retoris

Ilustrasi Contoh Pertanyaan Retoris. Foto: Unsplash/Unsplash+.
Pertanyaan retoris adalah jenis pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena tujuannya adalah untuk menekankan atau memperkuat suatu pernyataan, menggugah pemikiran, atau menimbulkan efek emosional.

Ciri-ciri Pertanyaan Retoris

Ilustrasi Contoh Pertanyaan Retoris. Foto: unsplash/Aaron Burden.
Ciri-ciri pertanyaan retoris adalah sebagai berikut:

Contoh Pertanyaan Retoris

Ilustrasi Contoh Pertanyaan Retoris. Foto: unsplash/freestocks.
Berikut adalah contoh pertanyaan retoris
• "Bagaimana mungkin kita bisa berharap untuk memahami kehidupan sepenuhnya ketika masih ada begitu banyak misteri yang belum terpecahkan di dunia ini?"
ADVERTISEMENT
Makna: Menunjukkan keterbatasan manusia dalam memahami seluruh aspek kehidupan karena masih banyak misteri yang belum terungkap.
• "Mengapa kita terus mengejar kesempurnaan padahal kita tahu bahwa manusia tidak mungkin mencapai kesempurnaan?"
Makna: Mengkritisi usaha manusia yang sering kali tidak realistis dalam mengejar kesempurnaan yang tak mungkin tercapai.
• "Apakah kita benar-benar percaya bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam hal-hal materi, atau apakah kita hanya mengejar ilusi yang diciptakan oleh masyarakat?"
• Makna: Mengajak untuk mempertanyakan apakah kebahagiaan sejati bisa dicapai melalui materialisme atau hanya ilusi sosial.
• "Jika kita tahu bahwa waktu adalah hal yang paling berharga, mengapa kita sering membuang-buangnya untuk hal-hal yang tidak penting?"
Makna: Menyoroti kecenderungan manusia untuk tidak menghargai waktu, meskipun kita tahu betapa berharganya itu.
ADVERTISEMENT
• "Bukankah ironis bahwa kita hidup di zaman di mana teknologi semakin maju, tetapi rasa kesepian dan isolasi semakin meningkat?"
Makna: Menekankan ironi bahwa kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebahagiaan, malah sering menambah kesepian.
• "Bagaimana kita bisa mengharapkan perubahan dalam hidup kita jika kita terus melakukan hal yang sama berulang-ulang?"
Makna: Menggarisbawahi pentingnya perubahan dalam perilaku untuk mencapai hasil yang berbeda dalam hidup.
• "Mengapa kita cenderung lebih mudah memaafkan orang lain daripada memaafkan diri sendiri?"
Makna: Mengajak refleksi tentang kerasnya sikap kita terhadap diri sendiri dibandingkan dengan orang lain.
• "Apakah mungkin untuk benar-benar mencintai seseorang jika kita belum belajar mencintai diri sendiri?"
Makna: Menggarisbawahi pentingnya cinta diri sebagai dasar untuk mencintai orang lain.
ADVERTISEMENT
• "Jika uang tidak bisa membeli kebahagiaan, mengapa begitu banyak orang yang mengorbankan segalanya untuk mendapatkannya?"
Makna: Mengkritisi kecenderungan materialistik dalam mengejar kebahagiaan yang sebenarnya tidak bisa dibeli dengan uang.
• "Apakah kita benar-benar menghargai kebebasan yang kita miliki, ataukah kita seringkali tidak menyadari betapa berharganya kebebasan itu?"
Makna: Mengingatkan kita untuk menghargai kebebasan yang kita miliki, yang sering kali diabaikan.
• "Bagaimana mungkin kita bisa berharap untuk memahami orang lain jika kita bahkan tidak benar-benar mengenal diri kita sendiri?"
Makna: Menunjukkan pentingnya pemahaman diri sebagai langkah pertama untuk memahami orang lain.
• "Jika hidup ini adalah perjalanan, mengapa kita sering terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa akan tujuan akhir kita?"
ADVERTISEMENT
Makna: Menekankan bahwa rutinitas bisa membuat kita kehilangan fokus pada tujuan hidup yang lebih besar.
• "Apakah kita lebih peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang kita daripada apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup?"
Makna: Mengajak untuk merefleksikan prioritas kita, apakah kita hidup untuk diri sendiri atau untuk penilaian orang lain.
• "Mengapa kita sering merasa takut akan kegagalan, padahal kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan pertumbuhan?"
Makna: Mengajak kita untuk melihat kegagalan sebagai sesuatu yang positif dan bagian dari proses menuju sukses.
• "Apakah mungkin untuk mencapai kedamaian batin jika kita terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain?"
Makna: Menekankan bahwa membandingkan diri dengan orang lain menghalangi kita mencapai kedamaian batin.
ADVERTISEMENT
• "Mengapa kita sering menunda-nunda melakukan hal-hal yang kita tahu akan membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik?"
Makna: Mengkritisi kebiasaan menunda-nunda yang bisa menghambat kemajuan diri.
• "Bagaimana kita bisa berharap untuk menciptakan dunia yang lebih baik jika kita tidak bisa mengatasi perbedaan kecil di antara kita?"
Makna: Menekankan pentingnya mengatasi perbedaan untuk menciptakan harmoni dan perubahan positif di dunia.
• "Apakah kita lebih tertarik untuk mencari kebenaran ataukah kita lebih suka mendengar apa yang ingin kita dengar?"
Makna: Mengajak refleksi apakah kita benar-benar mengejar kebenaran atau hanya mencari pembenaran dari pandangan kita sendiri.
• "Jika kita tahu bahwa hidup ini singkat, mengapa kita sering menghabiskannya dengan hal-hal yang tidak penting?"
ADVERTISEMENT
Makna: Mengingatkan kita untuk lebih menghargai waktu dan fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup.
• "Bagaimana mungkin kita bisa berharap untuk dicintai oleh orang lain jika kita tidak bisa menerima diri kita apa adanya?"
Makna: Menekankan pentingnya penerimaan diri sebagai dasar untuk mendapatkan cinta dari orang lain.
• "Mengapa kita sering kali lebih peduli tentang kesuksesan dalam karier daripada kebahagiaan dalam kehidupan pribadi kita?"
Makna: Mengajak kita mempertimbangkan keseimbangan antara kesuksesan karier dan kebahagiaan pribadi.
• "Apakah kita benar-benar memahami apa arti kebebasan, atau apakah kita hanya menerima definisi yang diberikan oleh orang lain?"
Makna: Mengajak refleksi tentang pemahaman kita terhadap kebebasan, apakah kita benar-benar memaknainya atau hanya mengikuti definisi orang lain.
ADVERTISEMENT
• "Mengapa kita cenderung menilai orang lain berdasarkan penampilan luar, padahal kita tahu bahwa penampilan bisa menipu?"
Makna: Menunjukkan kekeliruan dalam menilai seseorang hanya dari penampilan luar tanpa mengenal karakternya.
• "Jika cinta adalah jawaban atas segala masalah, mengapa masih banyak orang yang merasa kesepian dan tidak dicintai?"
Makna: Mengajak kita untuk merenungkan mengapa cinta, yang seharusnya menyelesaikan masalah, kadang tidak mampu mengatasi rasa kesepian.
• "Bagaimana kita bisa berharap untuk mencapai tujuan besar jika kita tidak bisa disiplin dalam hal-hal kecil?"
Makna: Menekankan pentingnya disiplin dalam hal-hal kecil sebagai dasar untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• "Apakah mungkin untuk hidup dengan damai jika kita terus-menerus terjebak dalam penyesalan atas masa lalu?"
ADVERTISEMENT
Makna: Menekankan bahwa terjebak dalam penyesalan masa lalu menghalangi kita mencapai kedamaian hidup.
• "Mengapa kita sering kali lebih fokus pada kekurangan diri sendiri daripada melihat potensi yang kita miliki?"
Makna: Mengajak kita untuk lebih menghargai potensi diri daripada terus-menerus berfokus pada kekurangan.
• "Bagaimana mungkin kita bisa mencapai kebahagiaan sejati jika kita terus mengejar hal-hal yang bersifat sementara?"
Makna: Menunjukkan bahwa mengejar hal-hal sementara tidak akan membawa kita pada kebahagiaan sejati.
• "Apakah kita benar-benar percaya bahwa kesuksesan diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, ataukah ada ukuran lain yang lebih bermakna?"
Makna: Mengajak refleksi tentang makna kesuksesan, apakah diukur dari materi atau dari hal-hal lain yang lebih berarti.
ADVERTISEMENT
• "Mengapa kita sering kali merasa bahwa kita harus memenuhi ekspektasi orang lain, meskipun itu berarti mengorbankan kebahagiaan kita sendiri?"
Makna: Menunjukkan dilema antara memenuhi ekspektasi orang lain dan menjaga kebahagiaan pribadi.
• "Bagaimana kita bisa berharap untuk membuat dunia lebih baik jika kita tidak mulai dari diri kita sendiri?"
Makna: Menekankan pentingnya perubahan diri sebagai langkah awal untuk memperbaiki dunia.
• "Apakah mungkin untuk benar-benar merasakan kebebasan jika kita terus-menerus terjebak dalam perasaan takut akan penilaian orang lain?"
Makna: Menekankan bahwa ketakutan akan penilaian orang lain bisa menghalangi kita untuk merasakan kebebasan sejati.
• "Mengapa kita cenderung lebih mudah mengkritik orang lain daripada mengakui kesalahan kita sendiri?"
ADVERTISEMENT
Makna: Menunjukkan kecenderungan manusia untuk lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada mengakui kesalahan diri sendiri.
• "Jika kita tahu bahwa kebahagiaan berasal dari dalam diri, mengapa kita terus mencari kebahagiaan di luar diri kita?"
Makna: Mengajak kita untuk lebih fokus pada kebahagiaan batin daripada terus mencari kebahagiaan eksternal.
• “Mengapa kita sering kali lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat dangkal daripada mencari makna yang lebih dalam dalam kehidupan kita?”
Makna pertanyaan ini menyoroti kecenderungan manusia untuk fokus pada hal-hal dangkal yang memberi kepuasan instan, sambil mengabaikan pencarian makna hidup yang lebih dalam.
Dengan mengetahui penjelasan, ciri-ciri, dan contoh pernyataan retoris kita dapat lebih bijaksana dalam menggunakan pertanyaan retoris untuk mencapai tujuan komunikasi yang lebih efektif.
ADVERTISEMENT