Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
37 Pantun Menyindir Musuh sebagai Referensi
10 Mei 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pantun menyindir musuh dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengungkapkan kekesalan terhadap seseorang. Pasalnya, mengungkapkan rasa kesal terhadap orang yang menyebalkan bukanlah masalah yang mudah. Banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya yaitu dengan menggunakan pantun.
ADVERTISEMENT
Sindir-menyindir kini telah menjadi fenomena yang lumrah di dalam kehidupan masyarakat. Hal itu merupakan bentuk balasan untuk musuh atau untuk orang yang sudah kelewat batas dalam berkata atau bertindak.
Melalui sindiran tersebut, dapat membuat orang yang mendengar menjadi tersadar atas perbuata buruk yang telah dilakukan. Selain itu, dengan melontarkan sindiran juga dapat membuat perasaan menjadi tenang dan lebih lega.
Pengertian Pantun
Sebelum membahas tentang pantun menyindir musuh, sebaiknya pahami terlebih dahulu pengertian dari pantun. Berdasarkan buku yang berjudul Kamus Lengkap Pantun Indonesia Kamus Pantun Paling Lengkap yang Pernah Ada, Agus Priyanto SPd, (2014:7), pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa.
ADVERTISEMENT
Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a- a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a).
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.
Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
1. Ciri-Ciri Pantun
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
2. Jenis-Jenis Pantun
Berdasarkan buku Menenal Sastra Lama, Eko Sugianto (2015:7), berdasarkan maksud/isi/temanya pantun dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pantun anak-anak, pantun remaja/dewasa, dan pantun orang tua.
Masing-masing kelompok menunjukkan kekhasan tema sesuai dengan perilaku pemiliknya.
Pantun anak-anak menggambarkan dunia anak-anak yang biasanya berisi rasa senang dan sedih. Oleh karena itu, jenis pantun anak dibagi dua, yaitu pantun bersuka cita dan pantun berduka cita.
Pantun remaja atau dewasa berisi kehidupan remaja/dewasa. Tema cinta sangat dominan dalam pantun remaja/dewasa. Pantun remaja atau dewasa dibagi beberapa jenis, yaitu pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan/percintaan, dan pantun perceraian/perpisahan.
ADVERTISEMENT
Pantun orang tua berisi pendidikan dan ajaran agama. Pantun jenis ini dibagi menjadi beberapa macam, di antaranya pantun nasihat, pantun adat, pantun agama, pantun budi, pantun kepahlawanan, pantun kias, dan pantun peribahasa.
Berdasarkan tema-tema tersebut, pantun digunakan sesuai dengan kebutuhan atau posisi masing-masing kelompok masyarakat. Pantun anak- anak biasanya dipakai saat bermain atau digumamkan saat sedih.
Pantun remaja/dewasa, khususnya pantun muda (pantun cinta kasih), digunakan untuk bersilat lidah dalam memadu cinta kasih. Pantun orang tua dipakai dalam pertemuan adat sebagai selingan penegas dalam berdialog atau berdebat.
Selain itu, pantun orang tua juga digunakan sebagai kias dan ibarat ketika orang tua menasihati anak/cucunya.
Contoh Pantun Menyindir Musuh
Berikut adalah kumpulan contoh pantun menyindir musuh yang dapat dijadikan sebagai referensi yang sebagian diambil dari buku yang berjudul Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi, Ulin Nuha Masrucin, (2017:118):
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itulah kumpulan pantun menyindir musuh yang dapat dijadikan sebagai referensi. Kira-kira pantun nomor berapa yang akan digunakan? (Ria)