
Puisi Tentang Hati yang Tersakiti

1. Aku di Sini
Ketika sang surya kembali ke peraduan
Cahaya terangnya tergantikan kegelapan
Hanya ada cahaya redup sang rembulan
Serta terhiasai gemerlap bintang
Aku di sini, menatap kerlap kerlip bintang
Dengan ditemani kehampaan
Serta semilir angin yang berhembus perlahan
Aku di sini, menatap kerlap kerlip bintang
Berharap mampu menghilangkan
Segala hal yang berkecamuk dalam pikiran
Aku di sini, menatap kerlap kerlip bintang
Berharap, mampu mendapatkan ketenangan
Serta menggantikan kesedihan dengan kebahagiaan
2. Lebih Baik
Lebih baik ku sendiri
Tak seorang pun menemani
Hanya berteman dengan sepi
Karena tak mungkin ada yang menyakiti
Menyakiti hati ini
Dengan ucapan yang bak belati
Lebih baik ku diam saja
Daripada berucap, salah kata
Salah dalam bicara
Karena bicaraku menimbulkan lara
Lebih baik diam seribu bahasa
Diam seribu kata
Lebih baik ku sendiri
Lebih baik ku diam
Hanya ada sunyi
Dan hanya ada kehampaan
3. Sedihku
Di sini.. Dalam sendiri dan sepi Dan hanya sunyi yang menemani Ku duduk di sudut ruang ini Tanpa penerangan karna ku sengaja sendiri Air mata semakin menghujani diri Luka semakin menyakiti diri Menyayat hati dengan belati Tangis tak mampu ku hentikan sendiri Sunyi Hanya kesunyian menjadi saksi Saksi bahwa ku tersakiti Tersakiti oleh semua ini Tersakiti oleh masa lalu ini Tersakiti oleh hidupku sendiri Tersakiti oleh rasa dan diriku sendiri Dan air mata ini tak mampu berhenti Sedihku pun tak mau pergi Padahal ku ingin, sedihku pergi meninggalkan diri ini
4. Aku Lelah
Tuhan
Kenapa engkau ambil tawaku lagi?
Kenapa luka itu hadir kembali
Dan semakin menyakiti
Tuhan
Kenyataan itu terlalu luka
Aku tak mampu tuk melewatinya
Aku ingin pulang saja
Tuhan
Aku lelah
Aku ingin tidur panjang
Sampai ketenangan itu datang
Tuhan
Kenapa luka lama itu kembali
Menghadirkan luka dengan duka lagi
Hatiku seperti teriris belati
Aku lelah
Aku ingin pulang
Aku ingin ketenangan