Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Puisi tentang Pulang yang Menyentuh Perasaan
9 Juni 2023 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, pulang tidak selalu dikaitkan dengan rumah. Dalam karya sastra puisi, pulang bisa direpresentasikan ke dalam berbagai hal, misalnya pulang ke dalam diri sendiri atau pulang ke pangkuan Tuhan.
Puisi tentang Pulang yang Menyentuh Perasaan
Mengutip buku Smart Plus Saintek SMA oleh Tim Presiden Eduka (2020), puisi adalah karya sastra yang menggunakan bahasa padat dan mengandung makna tertentu. Bahasa yang digunakan dalam puisi adalah bahasa kiasan. Berikut adalah puisi tentang pulang yang menyentuh perasaan :
1. Saatnya Kembali
Oleh Mad Rifai
Sudah saatnya kembali ke asrinya desa
Yang hijaunya tenteramkan jiwa yang senak
Sudah saatnya kembali ke teduhnya rumah
Yang selalu hadirkan rasa nyaman dari penatnya kebisingan
Sudah saatnya kembali ke pangkuan ibu
ADVERTISEMENT
Yang kasih sayangnya takkan pudar oleh waktu
Sudah saatnya kembali ke gendongan ayah
Yang tanpa henti peluh tercurah walau tubuh sudah payah
Dan bila saatnya kembali ke peraduan-Nya
Yang diharap hanya ampunan bagi hamba yang tak bosan bergumul dosa
2. Senja dan Pulang
Oleh Ahmad Zubeir Rangkuti
Senja akan membawamu pulang,
Pulang dari kesunyian hati,
Dan rindu akan tetap berlabuh
Pada takdir yang tak bertanda,
Aku dan kesendirian tetap berlari menuju masa depan,
Tak apa jika belum menemukan
Yang pas di hati,
Karena katanya,
Semesta akan melabuhkanmu pada hati yang pas dan waktu yang tepat,
Karena katanya juga,
Sesuatu yang indah layak untuk dinanti,
Dan senja sore ini,
Akan tetap bersahabat dengan sunyi
3. Pulang ke Dapur Ibu
Oleh M. Aan Mansyur
ADVERTISEMENT
Aku hidup diantara orang - orang yang memilih melakukan usaha lebih keras untuk menyakiti orang lain daripada menolong diri sendiri.
Aku ingin pulang ke dapur ibuku, melihatnya sepanjang hari tidak bicara.
Aku ingin menghirup seluruh kebahagiannya yang menebal jadi aroma yang selalu membuat anak kecil dalam diriku kelaparan.
Aku ingin hidup dan diam bersama ibuku.
Aku akan menyaksikan ia memetik sayur di kebun kecilnya di halaman belakang untuk makan malam yang lengang.
Aku ingin membiarkannya tersenyum menatapku makan tanpa bernapas.
Aku ingin melihat ibuku tetap muda dan mudah tersenyum.
Aku ingin menyimak seluruh katayang tidak ia ucapkan.
Aku ingin hari-harinya sibuk
Menebak siapa yang membuatku tiba - tiba suka bernyanyi di kamar mandi
ADVERTISEMENT
4. Sajak yang Pulang
Ihda Asyrofi
Pada sebuah jalan kenangan
Beribu syair kini menyepi
Merambah pada kesunyian malam
Yang satir-satirnya perlahan runtuh
Menyisih ke tepian pantai
Dalam dekapan senja putih
Risau penyair berbisik:
Kini tak ada lagi kata terucap
Bergeming di antara ruang kosong
Sajak-sajak indah hanya mengaliri kertas putih
Tertuang suka-suka, hambar tak ada makna
Seperti angin yang cepat berlalu
Melalui sebuah pesan rahasia
Dititipkannya wasiat permisi
Atas kepulangan syair
Pada dinding yang rapuh sore itu
Baca juga: (3 Puisi tentang Rumah yang Penuh Makna Mendalam )
Puisi tentang pulang yang disebutkan di atas dapat mewakili perasaan yang merindukan “rumah ” tempat ingin kembali. (DLA)