5 Puisi Romansa Sedih sebagai Ungkapan Kegalauan

Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
Konten dari Pengguna
18 Maret 2023 16:45
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Puisi Romansa Sedih sebagai Ungkapan Kegalauan. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Puisi Romansa Sedih sebagai Ungkapan Kegalauan. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
Puisi romansa sedih dapat kamu gunakan sebagai ungkapan kegalauan setelah merasa kehilangan atau putus cinta.
Perpisahan memanglah suatu hal yang menyedihkan. Untuk menyalurkan perasaaan sedih tersebut, beberapa puisi dalam artikel ini dapat mewakili perasaan sedih dan kecewa kamu.

Puisi Romansa Sedih

Ilustrasi Puisi Romansa Sedih. Foto: Unsplash/DESIGNECOLOGIST
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Puisi Romansa Sedih. Foto: Unsplash/DESIGNECOLOGIST
Berikut ini deretan puisi romansa sedih untuk mengungkapkan kegalauan dalam hati yang dikutip dari buku Kumpulan Puisi Romansa Cinta, Nira Surya (2018:10) dan Kumpulan Puisi Cinta, Ardiansyah, (2019:57).

1. Kembali

Karya Nira Surya

Matahari kan tenggelam

Burung-burung pulang ke sarang

Kutarik napas dalam-dalam dan kuhempaskan mengikuti irama gelombang

Kujeritkan bara yang tersimpan di penghujung malam

Maafkan!

Langkah kita tak seiring seirama

Bulan yang kau titipkan telah kembali kau bawa pulang

Lagu cinta yang kau nyanyikan terdengar usang dan bernada sumbang

Rayuan mesramu tak mempan karena kunci nadamu sudah kau gandakan

Maafkan!

Dalam matamu tak ada keteduhan

Hanya tersisa kerikil kebohongan yang menyatu saat kau ucapkan

Kini dan kekinian

Aku harus pergi membuang cintamu yang kelam

Kan kulabuhkan hatiku dalam kebekuan yang tak bertuan

Kini dan kekinian

Aku kembali dalam jalan Tuhan

Setelah lama cintanya kucampakkan

Selamat tinggal!

Aku kembali menemukan jalan pulang

2. Mawar Hitam

Karya Ardiansyah

Kan kuberikan dikau setangkai mawar hitam

Tanda cinta abadiku namun penuh dengan luka

Simpanlah sebagai tanda kenangan yang penuh arti

Di mana di saat engkau teringat padaku bahwa akulah lelaki sejatimu

Kurela melepaskanmu

Cinta memang tak harus memiliki

Namun di hatiku masih tersimpan namamu

Perpisahan tak bisa terelakkan

Tabir ini memang gelap

Pergilah duhai juwitaku

Restuku bersamamu

Cintai dia dan sayangi dia seperti kau menyayangiku

Usap air matamu dan tersenyumlah demi sebuah pilihan

Kata sesal sudah tiada lagi

Hapus masa indah itu bersama yang kita lalui

Bacalah masa depanmu

Tutup masa lalu kita

Hanya doa-doa yang kupersembahkan untukmu

Hanya keikhlasan saat ini yang kubisa

Hanya mawar hitam tanda kasih yang bisa kuberikan padamu

Selamat jalan juwitaku

Jangan pernah lupakan aku

Dari yang selalu memujamu

Dan selalu menjadi pencinta abadimu

3. Senandung Perpisahan

Karya Nira Surya

Mencari jejak bersamamu di Pasar Tanah Abang

Tak ada kata hanya diam yang tersisa

Kegalauan hatimu dapat kurasakan karena ini jejak perpisahan

Memandangmu dari kejauhan antara eskalator yang berjalan terlihat ada kesetiaan di balik wajah piasmu yang menyimpan kesedihan

Jiwamu terlalu bersih tuk menangisi sebuah perpisahan walau aku tahu kau menyimpan kerinduan yang begitu dalam

Lambaian tanganmu dan senyum yang mengembang adalah potret satriamu karena kau sayang dengan ketulusan bukan rayuan

Selamat berpisah!

Engkau datang seperti angin yang hadir di musim kering dan pergi di musim hujan

Engkau terlalu sejuk tuk menerima kenyataan kalau kau juga menyimpan rasa kangen

Selamat berpisah, aku akan selalu merindukan kehangatan dan perhatian yang kau tawarkan

4. Love Naive

Karya Nira Surya

Kasih yang terkasih di balik malam

Engkau yang datang menentang aturan

Membobol iman dan memberi harapan

Kasih yang terkasih

Engkau semula pelita tujuan kini pudar karena kepalsuan

Kejujuran kau permainan bahkan tertawaan

Kini harapan tak bisa digantungkan hanya sajadah tempat tumpahan

Dalam kerinduan ada titik cahaya terang

Tuhan tak pernah meninggalkan karena diri sudah jadi korban kepalsuan

Kasih yang terkasih hilanglah engkau di balik malam bersama keinginan yang kau harapkan

Biarkan daku sendiri berjalan dalam jalan Tuhan karena ada keteduhan yang kudapatkan

Kasih yang terkasih dan sudah beralih kasih

Kenisbian semakin terang karena kau sudah punya jalan pulang

Pergilah jangan permainkan keadaan

Kesempatan dalam kebersamaan selalu ajang tuk minta dimaafkan agar bisa merengkuh rembulan

Kasih yang bukan kekasih karena sudah beralih kasih lihatlah satu bulan yang terang

Cintaku bukan untukmu kecuali kau buang bintang dalam tanganmu dan mampu mengambil mutiara dalam hatiku

Kasih yang bukan kekasih, lelahku bukan tuk kau nikmati

Pergilah! Biarkan diri sendiri asal tidak kau pecundangi

5. Titik Kulminasi

Karya Nira Surya

Sudah saatnya kini tak ada canda, tawa, apalagi bercerita

Semua sudah sirna lewat tutur dan perilakumu yang bicara

Kini tak ada rindu apalagi cinta semua sudah hilang seperti yang kau mau dan pinta

Kini tak ada air mata atau tawa semua sudah lupa seiring dari niatmu yang terlaksana

Semua sudah berlalu tak ada lagi persinggahan

Kau yang mengawali dan kau yang mengakhiri

Aku memutuskan pilihan seperti yang kau harapkan

Sudah saatnya kini menggapai apa yang diinginkan tanpa harus menoleh ke belakang

Ingatlah cinta sudah tak ada harapan jadi rindu pun sudah terlarang

Berjalanlah dalam satu tujuan buang rasa atau bunuh sekalian agar niatmu sampai tujuan

Kini tak ada lagi persinggahan karena pelabuhan itu kini tenggelam membawa hatimu dan hatiku yang karam dan diterjang gelombang

Nah, itulah kumpulan puisi romansa sedih sebagai ungkapan kegalauan.
editor-avatar-0
Baca Lainnya
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020