5 Puisi Romansa Sedih sebagai Ungkapan Kegalauan

Puisi Romansa Sedih

1. Kembali
Matahari kan tenggelam
Burung-burung pulang ke sarang
Kutarik napas dalam-dalam dan kuhempaskan mengikuti irama gelombang
Kujeritkan bara yang tersimpan di penghujung malam
Maafkan!
Langkah kita tak seiring seirama
Bulan yang kau titipkan telah kembali kau bawa pulang
Lagu cinta yang kau nyanyikan terdengar usang dan bernada sumbang
Rayuan mesramu tak mempan karena kunci nadamu sudah kau gandakan
Maafkan!
Dalam matamu tak ada keteduhan
Hanya tersisa kerikil kebohongan yang menyatu saat kau ucapkan
Kini dan kekinian
Aku harus pergi membuang cintamu yang kelam
Kan kulabuhkan hatiku dalam kebekuan yang tak bertuan
Kini dan kekinian
Aku kembali dalam jalan Tuhan
Setelah lama cintanya kucampakkan
Selamat tinggal!
Aku kembali menemukan jalan pulang
2. Mawar Hitam
Kan kuberikan dikau setangkai mawar hitam
Tanda cinta abadiku namun penuh dengan luka
Simpanlah sebagai tanda kenangan yang penuh arti
Di mana di saat engkau teringat padaku bahwa akulah lelaki sejatimu
Kurela melepaskanmu
Cinta memang tak harus memiliki
Namun di hatiku masih tersimpan namamu
Perpisahan tak bisa terelakkan
Tabir ini memang gelap
Pergilah duhai juwitaku
Restuku bersamamu
Cintai dia dan sayangi dia seperti kau menyayangiku
Usap air matamu dan tersenyumlah demi sebuah pilihan
Kata sesal sudah tiada lagi
Hapus masa indah itu bersama yang kita lalui
Bacalah masa depanmu
Tutup masa lalu kita
Hanya doa-doa yang kupersembahkan untukmu
Hanya keikhlasan saat ini yang kubisa
Hanya mawar hitam tanda kasih yang bisa kuberikan padamu
Selamat jalan juwitaku
Jangan pernah lupakan aku
Dari yang selalu memujamu
Dan selalu menjadi pencinta abadimu
3. Senandung Perpisahan
Mencari jejak bersamamu di Pasar Tanah Abang
Tak ada kata hanya diam yang tersisa
Kegalauan hatimu dapat kurasakan karena ini jejak perpisahan
Memandangmu dari kejauhan antara eskalator yang berjalan terlihat ada kesetiaan di balik wajah piasmu yang menyimpan kesedihan
Jiwamu terlalu bersih tuk menangisi sebuah perpisahan walau aku tahu kau menyimpan kerinduan yang begitu dalam
Lambaian tanganmu dan senyum yang mengembang adalah potret satriamu karena kau sayang dengan ketulusan bukan rayuan
Selamat berpisah!
Engkau datang seperti angin yang hadir di musim kering dan pergi di musim hujan
Engkau terlalu sejuk tuk menerima kenyataan kalau kau juga menyimpan rasa kangen
Selamat berpisah, aku akan selalu merindukan kehangatan dan perhatian yang kau tawarkan
4. Love Naive
Kasih yang terkasih di balik malam
Engkau yang datang menentang aturan
Membobol iman dan memberi harapan
Kasih yang terkasih
Engkau semula pelita tujuan kini pudar karena kepalsuan
Kejujuran kau permainan bahkan tertawaan
Kini harapan tak bisa digantungkan hanya sajadah tempat tumpahan
Dalam kerinduan ada titik cahaya terang
Tuhan tak pernah meninggalkan karena diri sudah jadi korban kepalsuan
Kasih yang terkasih hilanglah engkau di balik malam bersama keinginan yang kau harapkan
Biarkan daku sendiri berjalan dalam jalan Tuhan karena ada keteduhan yang kudapatkan
Kasih yang terkasih dan sudah beralih kasih
Kenisbian semakin terang karena kau sudah punya jalan pulang
Pergilah jangan permainkan keadaan
Kesempatan dalam kebersamaan selalu ajang tuk minta dimaafkan agar bisa merengkuh rembulan
Kasih yang bukan kekasih karena sudah beralih kasih lihatlah satu bulan yang terang
Cintaku bukan untukmu kecuali kau buang bintang dalam tanganmu dan mampu mengambil mutiara dalam hatiku
Kasih yang bukan kekasih, lelahku bukan tuk kau nikmati
Pergilah! Biarkan diri sendiri asal tidak kau pecundangi
5. Titik Kulminasi
Sudah saatnya kini tak ada canda, tawa, apalagi bercerita
Semua sudah sirna lewat tutur dan perilakumu yang bicara
Kini tak ada rindu apalagi cinta semua sudah hilang seperti yang kau mau dan pinta
Kini tak ada air mata atau tawa semua sudah lupa seiring dari niatmu yang terlaksana
Semua sudah berlalu tak ada lagi persinggahan
Kau yang mengawali dan kau yang mengakhiri
Aku memutuskan pilihan seperti yang kau harapkan
Sudah saatnya kini menggapai apa yang diinginkan tanpa harus menoleh ke belakang
Ingatlah cinta sudah tak ada harapan jadi rindu pun sudah terlarang
Berjalanlah dalam satu tujuan buang rasa atau bunuh sekalian agar niatmu sampai tujuan
Kini tak ada lagi persinggahan karena pelabuhan itu kini tenggelam membawa hatimu dan hatiku yang karam dan diterjang gelombang