news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Waspada, Ciri-ciri Orang yang Ingin Bunuh Diri Sulit Ditebak

22 Maret 2017 16:26 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilstrasi depresi. (Foto: Thinkstock)
Bunuh diri banyak dilakukan orang sebagai 'jalan pintas' untuk mengakhiri hidupnya. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang nekat mengambil nyawanya sendiri, karena terhimpit ekonomi, masalah percintaan, depresi, atau bullying.
ADVERTISEMENT
Psikolog Liza Marielly Djaprie menuturkan, sayangnya orang yang ingin melakukan bunuh diri sulit ditebak. Karena mereka bisa saja bertindak secara spontan tanpa pemikiran panjang terlebih dahulu.
"Hampir sulit ditebak, tapi biasanya orangnya jadi sangat pendiam. Mungkin juga kehidupannya lebih tertutup dan sampai pada tahap pemikiran, 'enggak ada ngaruhnya aku usaha, hasilnya gini-gini aja'," tutur Liza saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (22/3).
Salah satu tanda lainnya, tanpa disadari sang pelaku seringkali bercanda tentang hal-hal yang berhubungan dengan kematian. Misalnya, 'duh, mati enak kali ya', atau 'kalau aku enggak ada, kamu semua masih mikirin aku enggak?,'. Meski terdengar sebagai guyonan, tetapi hal sepele seperti itu harus diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.
Psikolog empat anak itu melanjutkan, bunuh diri terjadi karena seseorang sudah merasa frustrasi dan menemukan jalan buntu. Lama-kelamaan, dirinya merasa pusing dengan hidupnya hingga depresi dan melakukan hal-hal di luar batas wajar.
ADVERTISEMENT
"Biasanya karena tidak ada dukungan dari orang sekitarnya jadi dia bunuh diri. Atau bisa juga dia cari perhatian tapi terlalu impulsif, tidak pikir panjang. Ceritanya ingin cari perhatian saja dengan melakukan aksi bunuh diri, tapi tidak meninggal malah jadi lumpuh," lanjut Liza lagi.
Bila hal ini terjadi di sekitar kamu, ada baiknya tetap dampingi dan bersedia untuk mendengarkan curhatannya. Namun sebaiknya, tetaplah menjadi pendengar yang baik, jangan terlalu menasihatinya terlebih lagi membuatnya merasa bersalah.
"Orang yang lagi depresi harus selalu didampingi, jangan diceramahin cukup dengarkan ceritanya saja. Kalau masih depresi, ajak ketemu psikolog untuk terapi atau sebaiknya rawat inap demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," tutup wanita yang gemar berolahraga ini.
ADVERTISEMENT