Konten dari Pengguna

Digitalisasi UMKM: KKN UIN SAIZU Dampingi Pelaku Usaha dalam QRIS & Shopee

Intan Nur Anastya
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Prof. K.H. Sifuddin Zuhri Purwokerto
19 Februari 2025 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Nur Anastya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya teknologi, dunia bisnis pun ikut berubah. Kini, transaksi non-tunai semakin populer, marketplace kian mendominasi, dan pelaku usaha dituntut untuk beradaptasi dengan era digital. Namun, kenyataannya, tidak semua pelaku usaha siap menghadapi perubahan ini. Banyak dari mereka masih mengandalkan cara konvensional, enggan beralih ke sistem digital yang dianggap rumit.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang mendorong Intan dan Tami, dua mahasiswa KKN UIN SAIZU PURWOKERTO, untuk terjun langsung ke lapangan. Mereka melihat bahwa UMKM seperti VIVI TOSERBA memiliki potensi besar, tetapi belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya. Maka, dengan penuh semangat, mereka menawarkan pendampingan bagi pemilik usaha ini agar lebih melek digital.
Salah satu langkah pertama yang mereka lakukan adalah membantu implementasi QRIS sebagai metode pembayaran non-tunai. Banyak pelaku usaha masih berpikir bahwa sistem ini ribet dan sulit diterapkan, padahal justru sebaliknya. Dengan QRIS, pelanggan dapat membayar hanya dengan satu kali pindai kode, tanpa perlu repot mencari uang kembalian atau khawatir membawa uang tunai dalam jumlah besar. Tidak hanya itu, transaksi pun tercatat otomatis, memudahkan pemilik usaha dalam mengelola keuangan mereka.
ADVERTISEMENT
Dokumentasi pedampingan pembuatan QRIS (17-02-2025)
Namun, digitalisasi bukan hanya soal pembayaran. Saat ini, keberadaan sebuah toko di platform marketplace menjadi faktor penting bagi keberlangsungan bisnis. Itulah sebabnya, Intan dan Tami juga membantu VIVI TOSERBA membuat akun Shopee, menyusun etalase produk agar lebih menarik, serta melatih pemilik usaha melakukan live streaming guna meningkatkan interaksi dengan pelanggan. Bagi mereka, ini bukan sekadar formalitas—ini adalah langkah nyata agar UMKM bisa bertahan dan bersaing di era digital.
Perjalanan ini tentu tidak mudah. Pada awalnya, pemilik VIVI TOSERBA merasa ragu. “Apakah benar ini bisa meningkatkan penjualan?” Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan ia mulai melihat manfaatnya. Beberapa pelanggan kini lebih nyaman berbelanja karena adanya pembayaran non-tunai, dan dengan toko online, jangkauan pasar pun semakin luas.
ADVERTISEMENT
Transformasi ini menjadi bukti bahwa digitalisasi bukan hanya milik usaha besar, tetapi juga bisa diakses oleh UMKM. Dengan sedikit bimbingan dan kemauan untuk belajar, usaha kecil pun bisa berkembang dan bersaing di pasar modern.
Mungkin, bagi sebagian orang, perubahan ini terasa sulit di awal. Namun, seperti yang dialami VIVI TOSERBA, langkah pertama selalu menjadi yang paling menentukan. Dan siapa tahu, dengan keberanian untuk mencoba, UMKM lainnya pun bisa menyusul kesuksesan yang sama.
Dokumentasi pedampingan pembuatan akun Shopee, pengelolaan etalase produk, serta pelatihan live streaming di Shopee (17-02-2025)