Konten dari Pengguna

Antara Aku, Sastra, dan Tokoh Utama

Ismi Hayati
Mahasiswi Aktif Program Studi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang
4 November 2022 16:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ismi Hayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rano Karno pernah berkata "Tanpa cinta, hidup ibarat bergugurannya daun-daun hijau sebelum jadi salira." Cinta itu memang anugrah terindah Sang Maha Pencipta. Kita semua adalah dalam proses mencari dan menemukan makna bahwa cinta itu memang indah. Ismi Hayati Wulandari misalnya.
ADVERTISEMENT
Jika artikel ini berhasil ter publish, kamu mungkin orang kedua yang membaca ini, karena yang pertama sudah pasti tim kumparan guna melakukan moderasi.
Dahulu aku tidak suka membaca ataupun menulis, terlebih lagi tentang dunia sastra. Tetapi, itu semua berubah ketika aku memasuki perkuliahan dan memutuskan untuk mengambil program studi sastra indonesia. Ya, siapa yang menyangka? bahkan aku sendiripun tidak bisa menjawab apa alasan aku memilih prodi tersebut dari sekian banyak jurusan yang ada.
Dia, tokoh utama ku. Sumber : foto milik pribadi
Pada umunya Sastra bercerita tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan manusia. Karya Sastra merupakan hasil dari pengamatan kehidupan yang diperoleh pengarang, baik novel, puisi, atau drama yang berguna untuk dinikmati oleh masyarakat. Sepertinya atas dasar itulah kenapa aku tidak pernah tertarik, apalagi asyik, dan membuat aku tidak percaya diri untuk menulis.
ADVERTISEMENT
Kemudian, seiring berjalannya waktu aku menyadari ternyata Sastra itu luas, banyak peluangnya serta bisa menuangkan karya pikiran dengan bebas. Walaupun aku setuju bahwa ini adalah persoalan selera masing-masing. Jika dalam sebuah novel, cerpen, dan drama memiliki unsur tokoh utama dalam cerita, ku rasa aku menemukan tokoh utama di dalam kehidupanku.
Miror selfie, di Rummah Goa. Sumber : Foto milik pribadi
Tokoh utama adalah garda terdepan dalam cerita, yang memiliki dua jenis penokohan yaitu tokoh pipih yang memiliki satu watak bersifat statis dan tokoh komplek yang wataknya bersifat dinamis. Kurasa tokoh utama ku bersifat dinamis karena banyak mengalami perubahan.
Tokoh utama ku selalu memiliki cara sederhana untuk membuatku merasa surprise dan sangat terharu. Banyak hal yang dia lakukan benar-benar istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah dilakukan orang lain. Sesuatu yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat dihargai dengan cara istimewa dan dengan cara yang tidak biasa. Ah, entahlah. Aku tidak bisa mengatakan bahwa saat itu aku sudah mencintainya tapi kupikir aku sedang menuju kesana.
Miror selfie, di perpustakaan nasional. Sumber : foto milik pribadi
Seperti banyak orang pahami, cinta adalah anugerah terindah Sang Maha Pencipta. Penggenggam alam semesta, namun tidak pernah sok kuasa. Yang maha pemberi tapi tak pernah berharap kembali. Yang ketentuan dan aturannya sering kita ingkari, namun tidak pernah memendam benci. Cintanya tajam tak bertepi, tapi tidak pernah melukai. Memburu fatamorgana asmara dan melepas realita cinta yang sudah dalam genggaman.
ADVERTISEMENT
Menurutku, mulai hari itu, dia harus bertanggung jawab karena sudah berhasil memenuhi isi kepalaku. Sekarang ku akui, aku mencintai tokoh utama ku. Begitupula dia kepadaku. Aku juga mulai mencintai Sastra, karena lewat perantaranya aku dapat bertemu dengannya.
Terimakasih sudah menjadi pasangan dalam sekian halaman, semoga banyak hal baik menunggu disetiap halaman yang tersisa.