Konten dari Pengguna

Anomali Inflasi Saat Pandemi, Begini Respons Pemerintah

Ismi Makarimal Saffa
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
27 Desember 2020 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ismi Makarimal Saffa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi Covid-19, perekonomian dunia mengalami tekanan termasuk Indonesia. Inflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir menjadi bukti nyata bahwa pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Perkembangan inflasi pada masa pandemi Covid-19 menjadi perhatian karena permintaan dan penawatam terhadap suatu barang mengalami penurunan yang siginifikan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh inflasi juga sangat beragam. Namun pada umumnya inflasi ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan yang meningkat dan tidak disertai dengan persediaan barang yang memadai sehingga harga kebutuhan akan meningkat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada November 2020. Angka inflasi tersebut lebih tinggi dari Oktober 2020 yang sebesar 0,07 persen. Catatan ini juga lebih tinggi dari angka inflasi pada November 2019 yaitu 0,14 persen.
Sementara secara tahun berjalan (year to date/ytd) terjadi inflasi sebesar 1,23 persen. Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan November 2019, inflasi mencapai 1,59 persen pada November 2020.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor penyebab terjadinya inflasi saat pandemi covid-19 adalah karena adanya penurunan daya beli masyarakat terutama dalam konsumsi rumah tangga secara cukup drastis. Penurunan daya beli tersebut disebabkan oleh adanya lonjakan PHK dan perubahan skema kerja menjadi Work From Home (WFH). Faktor penyebab lainnya yaitu adanya pengaruh cuaca di awal musim penghujan. Sebab distribusi barang dari produsen ke konsumen akan terhambat oleh cuaca. Sementara itu, program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dinilai masih belum efektif.
Mengutip dari liputan6.com Selasa (1/12/20), Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa, secara keseluruhan, inflasi hingga akhir tahun ini diperkirakan akan di bawah 2 persen, lebih rendah dari batas bawah target inflasi Bank Indonesia, mempertimbangkan inflasi sisi permintaan yang masih cenderung lemah di tengah pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, catatan inflasi Indonesia pada November 2020 dinilai masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain seperti China yang masih mengalami deflasi. Begitu juga dengan Inggris dan Amerika Serikat yang pertumbuhannya masih diangka 0 persen. Sementara untuk beberapa negara berkembang seperti Brazil dan Afrika Selatan telah menunjukkan inflasi.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Strategi Implementasi APBN 2021, dikutip dari liputan6.com pada Selasa (1/12/20), beliau memproyeksikan inflasi pada akhir 2020 akan mencapai level 1,5 persen, atau terendah selama 6 tahun terakhir.
Dilansir dari laman wartaekonomi.co.id dalam artikel yang berjudul "Jinakkan Inflasi, Ini Lima Jurus Jokowi", hadir pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Jakarta secara virtual, berikut 5 jurus jitu Presiden Joko Widodo mengatasi inflasi di tengah pandemi Covid-19, yaitu (1) Tidak hanya berfokus pada pengendalian harga, menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap UMKM menjadi yang utama, (2) Pemerintah diharapkan mendukung pemerintah pusat menerapkan kebijakan percepatan realisasi APBD terkait belanja bantuan sosial (bansos) dan belanja modal. Mendukung pemulihan ekonomi yang termasuk di dalamnya terdapat sektor UMKM, (3) Memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah mempromosikan belanja produk pertanian maupun UMKM dalam negeri, (4) Menyediakan akses data dan informasi akurat ketersediaan pangan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pasokan bahan pangan, mendorong aktifitas perdagangan dan memperkuat kerjasama antar daerah, (5) Pemerintah daerah diharapkan secara kontinu memberikan informasi yang memadai terkait upaya pemerintah menangani pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat mengenai dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tetap berjalan dengan baik dan berdaya tahan.
Penulis berharap, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah telah melalui berbagai pertimbangan yang matang sehingga dapat mewujudkan segala tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaannya di lapangan pun harus diimplementasikan secara maksimal. Masyarakat juga harus turut serta membantu pemerintah dalam mengatasi perekonomian di tengah pandemi covid-19 saat ini.