Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Benang Merah Kasus Bunuh Diri Mahasiswa
26 Februari 2023 14:22 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ityana Farhanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anggapan ini sangatlah salah dan harus diperbaiki sedari dini. Kesehatan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kesehatan fisik, mental, dan sosial. Kesehatan mental dan sosial tidak kalah penting supaya kita dapat menjalankan kehidupan sehari-hari. Banyak orang tidak menyadari bahwa baik mental maupun sosial mereka sedang mengalami masalah.
Permasalahan yang lebih besar lagi adalah mereka tidak memiliki tempat untuk bercerita, teman, sanak keluarga, ataupun pasangan yang dapat memahami keadaannya. Padahal, ada berbagi cara untuk memulihkan kesehatan mental dan sosial kita.
Gangguan ini tidak pandang bulu dan terjadi di berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Anak kecil yang telantar oleh orangtuanya, pola asuh orang tua yang tidak baik, remaja yang salah pergaulan, hingga orang dewasa dengan beban besarnya. Banyak hal yang bisa menjadi permasalahan.
ADVERTISEMENT
Ini semua tentang bagaimana kita mengolah emosi dan meluapkannya. Terkhusus kalangan para mahasiwa. Beban ekspektasi, akademik, tanggung jawab, bahkan hingga generasi sandwich. Generasi ini harus menanggung biaya kehidupan dirinya sendiri dan keluarganya.
Beban yang sangat besar ini membuat banyak pundak para mahasiswa goyah dan menyerah pada dunia. Terbukti banyaknya kasus bunuh diri dari mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Indonesia.
Penemuan mayat perempuan di Embung Tambakboyo Condong Catur Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada 16/02/2023 mengejutkan Jogja kala itu. Seorang mahasiswi Universitas Mercu Buana bunuh diri. Penyebab bunuh diri perantau asal kebumen ini diduga mengalami kesulitan uang kuliah.
Mahasiswi ini berasal dari Jurusan Psikologi. Berlatarkan hal tersebut dapat kita pahami bahwa siapapun bisa mengalami gangguan kesehatan mental. Mahasiswa Psikologi yang notabenenya akan menjadi calon psikolog dan sebagai tenaga profesional yang memberikan konseling kepada orang-orang dengan gangguan mental bahkan belum bisa menjaga kesehatan mentalnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Aksi bunuh diri ini marak terjadi pada para mahasiswa di Indonesia. Mereka menganggap bunuh diri atau mengakhiri hidup adalah jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi. Padahal dilihat dari segi agama, segi sosial, maupun norma sangat tidak dibenarkan.
Keputusasaan, yang merupakan inti dari tindakan bunuh diri ini memanglah hal yang berpengaruh dalam menjalani kehidupan. Perasaan terpendam, kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi, masalah keluarga, beban pendidikan, masalah ekonomi, depresi, dan masih banyak lagi penyebab kompleks dari aksi bunuh diri.
Tindakan ini tidak bisa diabaikan begitu saja dan dipandang sebelah mata. Terkhususnya pada mahasiswa yang masih menjalani proses pendewasaan. Proses di mana harus mulai bertanggung jawab pada diri sendiri, mengemban amanah yang besar baik dari keluarga maupun akademik, dan tentunya jiwa ingin hidup bebas bersenang-senang pun masih bergejolak.
ADVERTISEMENT
Keadaan krisis di tengah mahasiswa ini perlu menjadi fokus utama bagi seluruh entitas publik kampus dan diri sendiri. Meskipun keadaan ini bukan serta merta disebabkan oleh kampus, namun kampus tetap perlu ikut andil dan berperan untuk mengurangi bahkan menghentikan kasus bunuh diri mahasiswa.
Beban pendidikan yang terlalu berat, uang kuliah yang terlalu tinggi, hingga faktor sosial yang menyebabkan tidak sedikit di dalam kampus terdapat kesenjangan sosial. Tak hanya itu, diri sendiri pun sangat penting untuk mengontrol bagaimana kita akan menjalani hidup.
Sebagus apapun sistem dan lingkungan yang dijalani apabila diri sendiri tidak mau berusaha untuk mencari jalan keluar yang sehat dari permasalahan itu, maka semua akan sia-sia. Oleh sebab itu, pahamilah diri sendiri, sadari kemampuan dan kapasitas yang kita miliki. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya, setiap orang akan ditimpa masalah tanpa terkecuali. Bayangkan jika semua orang menganggap bunuh diri merupakan jalan keluar terampuh? Akan menjadi apa dunia ini?
Terlepas dari itu semua, mari kita saling pahami dan beri waktu istirahat untuk diri sendiri. Bicarakan apa yang kita rasakan, minta bantuan orang lain jika memang sedang merasa kesulitan. Tidak semuanya harus kita pikul sendiri. Kita, manusia, makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Mari cintai diri sendiri.