Konten dari Pengguna

Mengapa Banyak Pemilik Nama Agus Suka Buat Masalah?

Iva Umu Maghfiroh
Mahasiswi Sosiologi di Universitas Terbuka.
3 Januari 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iva Umu Maghfiroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/illustrations/question-mark-important-sign-1872665/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/illustrations/question-mark-important-sign-1872665/
ADVERTISEMENT
Agus tampaknya berhasil menjadi nama paling banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia sepanjang akhir tahun 2024 lalu. Hal ini diakibatkan dengan munculnya nama-nama Agus beserta problematikanya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari Agus 'Donasi' yang berselisih paham dengan donator yang membantunya, Agus 'Buntung' yang melakukan pelecehan seksual menggunakan kemampuan manipulatifnya, Agus 'Tikam Istri', Agus 'Bakar Kantor', Agus 'Guru Piano Cabul' sampai A Gus 'Es Teh' yang merupakan seorang penceramah agama.
Stigma dan Pelabelan pada Nama Agus
Banyaknya kasus yang melibatkan nama Agus di akhir tahun telah membuat masyarakat merasa sangat muak, yang akhirnya secara tidak sadar membentuk prespektif baru di masyarakat mengenai orang-orang yang memiliki nama tersebut.
Nama Agus sebelumnya hanyalah nama biasa, yang dimiliki oleh mereka yang lahir di bulan Agustus. Namun, perubahan pandangan masyarakat telah menghasilkan stigma yang seola-olah menganggab bahwa semua orang pemilik nama Agus merupakan orang-orang problematik.
ADVERTISEMENT
Hal serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu, di mana banyaknya berita mengenai pelaku perselingkuhan berinisial R, membuat laki-laki pemilik nama R menjadi resah.
Seberapa Berbahaya Stigma Ini?
Jika kita mengacu pada teori Labelling milik Edwin M. Lemert (1951) pemberian label pada mereka yang bernama Agus ditakutkan akan membuat orang-orang bernama Agus percaya bahwa diri mereka benar-benar problematik, dan justru akan melakukan hal problematik juga di masa depan.
Pun sebenarnya tindakan kriminal maupun isu problematik bisa dilakukan oleh siapa saja, akan tetapi bila pelakunya bernama Agus akan membuat masyarakat yang kadung muak emosi hingga tidak bisa menahan diri untuk tidak menghujat para Agus.
Lebih lanjut menurut Erving Goffman (1963) dijelaskan dalam bukunya yang berjudul 'Stigma: Notes on the Management of Spoiled Identity' bisa merusak citra mereka yang diberi stigma, bahkan bisa juga menyebabkan terjadinya marginalisasi dan mempengaruhi kehidupan mereka yang diberi stigma negatif ini.
ADVERTISEMENT
Agus dan Humor Media Sosial
Nama Agus merupakan salah satu nama paling umum di Indonesia, sehingga sangat wajar bila pemilik nama-nama itu terlibat dalam masalah.
Namun, kita juga harus lebih bijak dalam memandang hal ini. Jangan sampai apa yang awalnya dilontarkan sekadar sebagai bahan gorengan humor di media sosial justru melahirkan masalah baru bahkan diskriminasi pada pemilik nama tersebut.