Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cintailah Dirimu Sendiri
17 Februari 2021 6:18 WIB
Tulisan dari Ivy Vania Ariany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan Februari dikenal sebagai hari kasih sayang. Pada hari Valentine, seseorang akan memberikan hadiah kepada orang yang ia cintai. Dan semakin lama, rasa cinta untuk memberikan hadiah tidak hanya ditujukan kepada pasangan tetapi juga kepada teman, keluarga, ataupun sahabat. Tampilan di sosial media dipenuhi oleh hadiah-hadiah yang mayoritas berbentuk hati.
ADVERTISEMENT
Ah.. cinta. Siapa yang tak ingin mencintai dan dicintai? Wajah terseyum ceria saat melihat matanya, banyak hal ingin diceritakan kepadanya, bahkan rela menunggu berjam-jam pesan balasan darinya.

Dengan mencintai, maka kamu telah menginvestasikan waktu, tenaga, dan hatimu untuk orang itu. Dengan mencintai, kamu menerima diri orang itu apa adanya. Tetapi di bulan cinta ini, sudahkah kalian mencintai diri kalian sendiri?
Hubungan antara Mencintai Diri Sendiri dengan Kesehatan Mental
Mencintai diri sendiri berarti kamu akan berbuat kepada dirimu sendiri, sama seperti yang kamu inginkan orang lain perbuat kepadamu. Mencintai diri sendiri memerlukan kehangatan dan pengertian terhadap diri sendiri disaat diri ini merasa tidak mampu alih-alih mengkritik diri sendiri. Cinta merupakan aspek penting dalam penerimaan, penyembuhan, dan pembelajaran baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
ADVERTISEMENT
Mencintai diri sendiri telah terbukti memberikan dampak positif pagi keadaan psikologis sehingga baik untuk kesehatan mental kita .
Kesehatan Mental
Jika mengacu pada WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitarnya .
Beragam penyebab kesehatan mental seseorang bisa dari kondisi sosial, psikologis, ataupun biologis. Contohnya saja, selain karena kurangnya penerimaan akan diri sendiri, tindakan kekerasan seperti kasus-kasus bullying, kekerasan seksual, serta adanya tekanan ekonomi yang masih merajalela. Kemudian adanya diskriminasi gender, gaya yang hidup tidak sehat, serta tekanan didunia kerja juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Di Indonesia, gangguan mental memegang peringkat kelima sebagai beban penyakit terbanyak. Gangguan mental terbanyak adalah gangguan depresi dengan prevalensi 6,2%, diikuti dengan kecemasan dan schizophrenia.
ADVERTISEMENT
Kesadaran masyarakat masih kurang akan pentingnya kesehatan mental. Padahal kesehatan mental penting dalam kehidupan kita karena kesehatan mental mempengaruhi cara berpikir kita, perasaan kita, dan tindakan-tindakan kita. Rupa-rupanya masih tabu bagi seseorang mengunjungi psikolog atau psikiater. Bisa-bisa dianggap sebagai orang gila. Contohnya saja, masyarakat Indonesia masih mengganggap schizophrenia disebabkan oleh hal-hal supranatural seperti sihir atau kemasukan setan.
Ciri seseorang memiliki masalah dengan kesehatan mental adalah seseorang bisa merasa sedih untuk sementara waktu, suasana hati yang bisa berubah secara ekstrim, serta menjauhkan diri dari keluarga, teman, atau aktivitas. Kemudian, orang itu akan memiliki masalah dengan tidurnya serta sering merasa marah, bermusuhan, atau kasar. Dan parahnya adalah orang yang memiliki masalah kesehatan mental bisa mendengar suara-suara, mengalami halusinasi, bahkan sering memikirkan tentang kematian atau bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang telah memiliki masalah dengan kesehatan mental, atau yang telah terekspos pada hal-hal yang memicu gangguan mental, cenderung menjadi kurang mampu untuk membela diri mereka sendiri dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah kesehatan mental. Maka seseorang yang telah ditindas atau di-bully akan menjadi lebih sering menjadi sasaran untuk ditindas dan hal ini akan terus menerus berulang membentuk lingkaran setan .
Mari Jaga Kesehatan Mentalmu
Tujuan menjaga kesehatan mental adalah untuk memperbaiki kondisi psikologis. Hal ini dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. berikut ini merupakan saran untuk mengenali dan menjaga kesehatan mental kita:
Karena kita adalah makhluk sosial, maka membicarakan masalah atau curhat bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah kita. Adanya seseorang yang mendengarkan keluh kesah membuat kita merasa tidak sendirian. Bicarakan saja apa yang ada didalam pikiran kita secara terbuka.
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental dan fisik saling mempengaruhi satu sama lain, maka penting untuk menjaga kesehatan fisik kita. Bisa dilakukan dengan aktif berolahraga, tidur yang cukup, serta mengkonsumsi makanan-makanan sehat.
Dalam seminggu, WHO merekomendasikan olahraga aerobik intensitas sedang minimal 150 menit atau olahraga aerobik intensitas tinggi minimal 75 menit. Makanan-makanan sehat apa saja yang perlu dikonsumsi dapat dilihat disini.
Temukan tujuan hidupmu dalam berkarir, berkeluarga, atau ada hal-hal baru yang ingin kamu pelajari.
Terimalah dirimu apa adanya dan cobalah untuk maafkan dirimu sendiri. Kita semua punya masalah, tetapi sadarilah bahwa kita adalah manusia, dan manusia tidak bisa diharapkan untuk sempurna. Selain itu, cobalah untuk melihat hal apa yang bisa kamu pelajari dari setiap situasi atau komentar negatif.
ADVERTISEMENT
Dengan memperbaiki kesehatan mentalmu, maka kamu telah mencintai dirimu sendiri.
Ibaratnya pepatah Cina yang pernah saya dengar mengenai sebuah teko dan air teh. Jika teko yang berisi air teh dituangkan ke gelas, maka gelas itu akan berisi air teh. Artinya, kita hanya bisa memberi kepada orang lain apa yang telah kita miliki.
Mungkin jika dikaitkan kedalam cinta, kita tidak akan mencintai dan menerima orang lain, jika kita tidak bisa mencintai dan menerima diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Salam sehat.
Daftar Pustaka
Arango, C., Díaz-Caneja, C. M., McGorry, P. D., Rapoport, J., Sommer, I. E., Vorstman, J. A., … Carpenter, W. (2018). Preventive strategies for mental health. The Lancet Psychiatry, 5(7), 591–604.
Beltzner, K. (2019). How to tame the tumbles: The mindful and com- passionate way. Oakville, ON: Mosaic Press.
Gates, T.G., Ross, D., Bennett, B. et al. Teaching Mental Health and Well-Being Online in a Crisis: Fostering Love and Self-compassion in Clinical Social Work Education. Clin Soc Work J (2021).
Germer, C. K. (2009). The mindful path to self-compassion: Freeing yourself from destructive thoughts and emotions. New York: Guilford Press.
ADVERTISEMENT
Li, H. C. W., Chan, S. L. P., Chung, O. K. J., & Chui, M. L. M. (2010). Relationships among Mental Health, Self-esteem and Physical Health in Chinese Adolescents. Journal of Health Psychology, 15(1), 96–106.