Disabilitas Tak Halangi Indra untuk Menulis Buku dan Memberdayakan Sesama

Konten Media Partner
17 April 2021 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indra Ramadan, penulis asal Kota Jambi. Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id
zoom-in-whitePerbesar
Indra Ramadan, penulis asal Kota Jambi. Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kondisi disabilitas fisik tidak menghalangi Indra Ramadan (18) untuk berkarya dan menggapai mimpinya.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat juang, Indra berhasil menulis sebuah buku, serta memberdayakan sesama penulis.
Pemuda asal Kota Jambi tersebut, sudah membuat buku pertamanya yang berjudul "Bukan Puisi, Bukan Juga Novel, Tapi D". Buku itu dibuat selama bulan ramadhan, tahun lalu.
Sebuah android dijadikannya sebagai perangkat untuk menulis buku. Walaupun tampak kesusahan saat menggunakan android, Indra sebenarnya sudah biasa mengetik dengan kondisi yang dialaminya.
Buku itu menceritakan perjalanan hidupnya sebagai penyandang disabilitas. Bukan keputusasaan, tetapi tentang kesabaran dan perjuangan dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk diskriminasi.
Indra lebih suka menyebutnya sebagai buku motivasi. Sebab, melalui buku itu ia memberikan semangat kepada sesama penyandang disabilitas.
"Melalui buku itu, saya mengajak orang yang merasakan hal yang sama, untuk bergabung dengan saya dan berjuang," ujarnya, Sabtu (17/4).
ADVERTISEMENT
Ia berharap, mereka yang membaca bukunya dapat membuka pandangan untuk tidak meremehkan kaum disabilitas.
"Dan mengerti bahwa orang-orang seperti kami punya kemampuan dan kesempatan yang sama seperti mereka," katanya.
Karya Indra Ramadan yang berjudul "Bukan Puisi, Bukan Juga Novel, Tapi D". Foto: Istimewa
Indra kini tengah menulis bukunya yang kedua. Ia memberitahukan bahwa penyandang disabilitas bisa berperan aktif dalam masyarakat, melalui buku kedua tersebut.
Termasuk dalam bidang ekonomi, kata Indra, kaum disabilitas tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, mungkin ada ide kreatif yang dapat dikembangkan oleh mereka.
"Jadi, bersama mereka dapat mengembangkan usaha, serta menikmati keuntungannya bersama, demi kesejahteraan yang lebih baik," tegasnya.
Tidak hanya aktif sebagai penulis, Indra juga mendirikan penerbitan yang bernama D'familiy. Media penerbitan itu, baru berumur sekitar 9 bulan.
Penerbitan D'familiy masih berkerja sama dengan penerbitan yang sudah berdiri lama. Sebab, penerbitan itu belum mempunyai perangkat percetakan.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, penerbitan yang didirikan Indra sudah menghasilkan sejumlah buku. Buku-buku itu, dapat dilihat dan dipesan melalui akun Facebook bernama D'familiy.
Melalui D'familiy, Indra juga membantu sesama penulis. Bersama rekan kerjanya, ia sempat mengadakan even karya tulis cerpen dan puisi, untuk dimuat dalam buku.
Indra bahkan telah mengadakan seminar pelatihan menulis secara virtual sebanyak 4 kali. Penulis yang diundangnya berasal dari berbagai daerah.
"Sekarang, kami sedang mempersiapkan langkah untuk menaikkan gagasan permodalan usaha, pembuatan pasar, serta pelatihan untuk memberdayakan kaum disabilitas, atau siapa pun yang membutuhkan," tuturnya.
Indra memang memiliki jiwa sosial yang tinggi. D'familiy sebenarnya juga untuk memberdayakan sesama kaum disabilitas. Ia ingin menggapai cita-citanya untuk menjadi penulis ternama, serta menghasilkan karya yang bermanfaat, bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Keterbatasan Fisik Indra
Sebagai penyandang disabilitas, Indra tidak bisa menggunakan kaki untuk berjalan normal. Ia berjalan dengan menggunakan sepasang lutut beralaskan celana panjang.
Tangannya pun tidak sempurna, sehingga ia kesulitan menggenggam benda tertentu. Karena itu, saat melahap makanan berat, Indra harus disuapin oleh ibundanya.
Walau kesulitan saat berbicara, ucapannya masih bisa dimengerti. Ada kalanya Indra berbicara tentang sejarah dan filsafat.
Indra masih bisa menggunakan android dengan meletakan di kursi. Ketika membuat karya tulis, ia memanfaatkan fitur Auto-Correct.
Indra Ramadan sedang membuat karya di Android. Foto: M Sobar Alfahri
Biografi Indra Ramadan akan Terbit
Perjuangan Indra ternyata menarik perhatian penulis bernama Yulia Nur Nun (24) asal Lombok Timur. Penulis itu sedang menulis biografi tentang Indra Ramadan.
"Saya tertarik bagaimana seorang Indra Ramadan, berjuang dalam sebuah keterbatasan. Padahal, kita saja yang hidup dengan kesempurnaan fisik, kadang masih enggan berbuat," katanya.
ADVERTISEMENT
Buku yang ditulis Yulia, sudah mencapai 15 persen dari target. Jika buku itu sudah terbit, ia berharap kisah Indra Ramadan dapat menginspirasi banyak orang.
"Jadi, motivasi saya adalah menyampaikan kabar-kabar semangat, serta inspirasi pada kawan-kawan muda di Indonesia, agar tak terhalang dengan keterbatasan," tutur Yulia, perempuan yang juga berprofesi sebagai editor di salah satu media siber.
Penulis: M Sobar Alfahri