Konten Media Partner

Harga Kedelai Rp 11.250 Per Kilogram, Perajin Tempe di Jambi Tahan Harga Lama

22 Februari 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kacang kedelai yang akan diolah menjadi tempe. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Kacang kedelai yang akan diolah menjadi tempe. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Harga kacang kedelai terus-menerus naik. Perajin tempe di Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi membeli kacang kedelai seharga Rp 11.250 per kilogram, Selasa (15/2), sesuai dengan bukti transaksi yang ditujukannya. Ia harus mengeluarkan dana Rp 11,25 juta untuk mendapatkan kacang kedelai seberat 1.000 kilogram atau 1 ton.
ADVERTISEMENT
Sorban (43), perajin tempe tersebut, mengatakan kenaikan harga kacang kedelai di Kota Jambi sudah terjadi sejak bulan November tahun 2020.
Saat itu ia membeli kacang kedelai dengan harga Rp 8.500 per kilogram. Ini jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, yang mana harga bahan baku tempe dan tahu per kilogramnya berkisar Rp 6.500 sampai Rp 7.000.
Ia mengira kenaikan harga itu, lantaran menjelang hari natal dan tahun baru. Namun, perkiraannya salah. Ternyata harga kacang kedelai terus-menerus naik.
Ketika memasuki tahun 2021 harga kacang kedelai berkisar Rp 9.000 per kilogram. Harga ini secara perlahan naik, hingga Rp 11.250 per kilogram.
"Saya kira karena natal saja. Tapi ternyata terus naik hingga sekarang," katanya, Selasa (22/2).
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, ia tetap menjual tempe dengan harga yang lama. Per balok tempe dijual dengan harga Rp 4.000 kepada para pedagang.
"Harga modal bagi pedagang Rp 4.000. Masih kita tahan. Plastiknya tidak terlalu besar, beratnya 3,5 ons," ungkapnya.
Dalam sehari, ia bersama 6 pekerjanya mengolah sekitar 200 kilogram kacang kedelai menjadi tempe. Tempe yang sudah jadi, dititipkan pada 120 pedagang.
"Kita sudah punya langganan. Jadi produksi tetap dijaga. Ya, ini pertarungan kami. Jadi, manajemen kita lagi bang," tuturnya.
Ia tetap menjaga kualitas tempenya, sama seperti saat harga kedelai masih tergolong murah dibandingkan dengan sekarang.
"Masing-masing punya harga yang berbeda. Di sini 98 persen murni tempe," ujarnya.
Namun, kata Sorban, perajin tempe tidak bisa bertahan lebih lama dengan kondisi tersebut. Apalagi bagi perajin yang mengolah kedelai di bawah 100 kilogram per hari.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ia berharap harga kacang kedelai menurun, setidaknya menjadi Rp 9.000. Tetapi, jika harga kedelai naik sampai Rp 12.000 per kilogram, ia terpaksa menaikan harga tempe.
"Kalau dengan harga Rp 9.000 kita masih bisa bertahan. Tapi, kalau turun harga Rp 7.000 sepertinya tidak mungkin. Kacang ini kalau sudah naik, bertahan lama," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)