Konten Media Partner

Masyarakat di Pesisir Jambi Belum dapat Sosialisasi terkait Penanganan Jargas

15 Februari 2023 20:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PGN salurkan gas ke pelanggan industri baru. Foto: PGN
zoom-in-whitePerbesar
PGN salurkan gas ke pelanggan industri baru. Foto: PGN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Belum lama ini Bupati Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Anwar Sadat bersama Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI), Laode Sulaiman meresmikan aktifitas Jaringan Gas (Jargas) bumi untuk rumah tangga, Selasa (7/2) pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Ada sebanyak 3.405 rumah yang sudah terpasang Jargas di kawasan pesisir Jambi itu, untuk menggantikan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg atau gas melon dalam sektor rumah tangga. Namun masyarakat belum mendapat sosialisasi terkait penggunaan Jargas bumi rumah tangga tersebut, sehingga masih banyak masyarakat yang ragu untuk menggunakannya.
Seperti Warga Kelurahan Sriwijaya, Jubaidah mengatakan bahwa dirinya belum diberi arahan mengenai penanganan resiko Jargas yang akan digunakan dalam aktifitas sehari-hari di rumah, ini yang membuat bingung jika terjadi masalah.
Selanjutnya, dirinya awalnya takut untuk menggunakan Jargas karena mengingat di Kecamatan Tungkal Ilir rawan terjadi kebakaran nanti nyambar pulak ke Jargasnya. Disini ia diberi tahu kalau ada masalahnya hanya diberi kontak person yang ada di brosur untuk dihubungi.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada kendala atau kebocoran mengenai Jargas coba hubungi kontak person dalam broaur, tapi setelah di hubungi ternyata kontak yang di berikan itu tidak dapat di hubungi atau tidak aktif," jelas Jubaidah, Rabu (13/2).
Hal senada juga disampaikan warga Kelurahan Sriwijaya, Siti Rahayu ini menjadi pertanyaan jika tejadi sesuatu apakah ada yang bertanggung jawab mengenai masalah Jargas, bahwa dirinya juga belum mendapatkan sosialisasi penanganan resiko jika terjadi kebocoran atau masalah yag harus dilakukan nantinya.
"Kemarin Jargas di rumahnya sempat mati selama empat hari karena adanya kebocoran pipa di daerah semau, jadi kami harus menggunakan gas LPG 3 kg lagi. Untuk jaga-jaga jika saluran Jargas tidak jalan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjab Barat, Abdul Kadir angkat bicara terkait keluhan masyarakat mengenai Jargas rumah tangga yang sudah beroperasi tapi pihak Perusahaan Gas Negara (PGN) Belum mensosialisasikan mengenai penanganan resiko penggunaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua YLKI Jargas rumah tangga sudah cukup bagus untuk pengganti penggunaan LPG yang mana selama ini masyarakat di Tanjab Barat dikeluhkan dengan problem gas LPG 3 kg yang sulit di dapatkan dan subsidi tidak tepat sasaran, pemasangan Jargas ini menjadi solusi untuk masyarakat.
"Saat ini ada 3.212 calon pelanggan yang sudah terdaftar sebagai calon penerima aliran gas dan masih terdapat sebanyak 286 yang belum terdaftar setidaknya 3.504 calon pelanggan di kelurahan Patunas dan Sriwijaya dapat teraliri jaringan gas," ujar Hamka sapaan akrabnya, Selasa (15/2).
YKLI juga sangat menyayangkan Jargas yang sudah resmi di operasikan oleh Bupati Tanjab Barat, Anwar Sadat di kelurahan Sriwijaya namun hingga kini belum ada pihak yang mensosialisasikan mengenai penanganan resiko penggunaan Jargas tersebut, sehingga masyarakat masih banyak yang ragu terkait penggunaannya karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Disisi lain saya berharap PGN segera mensosialisasikan kemasyarakat yang merupakan konsumen Jargas rumah tangga harus diberikan pemahaman yang baik mengenai keamanan, layanan pengaduan, pembayaran, dan dampak pemakaiannya, bukan hanya memberi pemahaman secara manis," tegasnya. (Wjs/*)