Konten Media Partner

Pengrajin Batik di Kota Jambi Kesulitan Mengatasi Limbah Pewarna Kain

9 Oktober 2021 14:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Limbah pewarna kain di salah satu sanggar batik, Kota Jambi. (M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Limbah pewarna kain di salah satu sanggar batik, Kota Jambi. (M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Di balik keindahan dan potensi batik khas Jambi, para pengrajin batik yang berada di Kelurahan Ulu Gedong, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, kesulitan mengatasi limbah pewarna kain.
ADVERTISEMENT
Zhorif, seorang pengrajin batik di Ulu Gedong, menyampaikan dirinya membuang limbah pewarna kain dalam penampung yang terletak di belakang sanggarnya. Karena ukuran penampungnya kecil, air limbah itu kerap menyebar.
"Kita kekurangannya pengelolaan limbah. Limbahnya belum bisa digunakan lagi. Itu kendalanya. Saat ini cuma di buang dalam bak," katanya, Sabtu (9/10).
Tidak hanya Zhorif, para pembuat batik lainnya juga merasakan hal yang sama. Sehingga limbah tekstil terlihat menggenangi halaman belakang sanggar batik di Ulu Gedong.
Padahal, pewarna yang digunakan tidak hanya berasal dari serat tumbuhan, tetapi juga menggunakan pewarna kimia. Ketika banjir melanda, limbah tersebut dapat bercampur dengan air Sungai Batanghari.
Zhorif tidak ingin lingkungan sekitarnya tercemar. Dia berharap pemerintah dapat membuatkan fasilitas pengelolaan limbah di masing-masing sanggar batik.
ADVERTISEMENT
"Harapannya, pemerintah membuatkan satu tempat pengelolaan limbah untuk satu pengrajin. Jadi, tidak sulit. Biar lingkungan tidak tercemar," tuturnya.
Lurah Ulu Gedong, Siadina Usman tidak menafikan kondisi para pengrajin batik di Ulu Gedong sedang kesulitan menghadapi limbah tekstil.
"Kondisi ini sudah berlangsung lama. Sedangkan para pembatik kita sudah cukup dikenal," katanya.
Dia mengatakan persoalan yang dihadapi pengrajin batik di Ulu Gedong, sudah disampaikan Wali Kota Jambi dalam rapat yang berlangsung belum lama ini.
"Terkait upaya mengatasi limbahnya dan kebutuhan untuk penjemuran kain batik, ini perlu ditingkatkan dan sarananya perlu diperhatikan," ujarnya.
Usman berharap permasalahan limbah segera teratasi. Karena kawasan ini bakal menjadi objek wisata. Jangan sampai wisawatan menemukan pemandangan yang tidak bagus.
ADVERTISEMENT
"Sehingga wisatawan yang berkunjung, disuguhkan tempat yang tertata dengan baik dan tidak terkesan kumuh," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, Ardi menyampaikan pihaknya bakal menengok kondisi limbah tersebut.
"Kita cek lapangan. Akan verifikasi dulu permasalahannya. Limbah itu harus dilakukan pengelolaan," ujarnya.
Perlu diketahui, sanggar batik di Ulu Gedong yang terdata di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi berjumlah 14 tempat.
(M Sobar Alfahri)