Konten dari Pengguna

Bahagia itu Mudah

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
11 Mei 2017 13:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahagia itu diciptakan (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bahagia itu diciptakan (Foto: Dok. Pixabay)
Ada yang pernah bertanya kepada saya, "Pak Jamil, ke mana saya harus mencari guru agar hidup saya selalu bahagia?" Jawaban saya sederhana, "Bahagia itu ada di dalam dirimu, tidak perlu kamu mencari jauh-jauh di luar dirimu." Banyak orang salah kaprah, ingin hidup bahagia dengan pergi ke tempat yang jauh. Ada yang pergi ke gunung, ke orang pintar, atau pergi ke tempat keramat. Padahal, sesungguhnya bahagia itu begitu dekat, ada di pikiran dan hati kita.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, kebahagiaan itu ada dua, yaitu kebahagian yang alami dan kebahagiaan yang diciptakan. Kebahagiaan alami contohnya kalau kita naik gaji atau dapat bonus, pasti kita merasakan kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan yang diciptakan adalah kebahagian yang memang kita ciptakan melalui pikiran dan hati kita. Saat jalanan macet total Anda menikmatinya dengan mendengarkan musik, atau kesempatan untuk telpon ke orang-orang yang Anda cintai.
Pertanyaan saya, mana kebahagiaan yang bertahan lama, kebahagiaan alami atau kebahagiaan yang diciptakan? Ternyata bahagia yang bertahan lama adalah kebahagiaan yang kita ciptakan. Kebahagiaan alami itu hanya berlangsung sebentar. Contohnya, bila Anda naik gaji, satu hingga tiga atau empat bulan Anda merasakan bahagia. Namun, beberapa saat kemudian akan menjadi hal yang biasa.
ADVERTISEMENT
Saya mengajak Anda untuk menciptakan kebahagiaan. Salah satu caranya dengan kita banyak memberi dan peduli dengan orang-orang di sekitar kita.  Berbagai penelitian menunjukkan bahwa memberi dan peduli itu akan memberikan kebahagiaan bagi para pelakunya.
Mungkin ada yang berkata "Pak Jamil, saya tidak punya apa-apa yang bisa diberikan." Bukankah Anda punya senyuman? Bukankah Anda punya telinga untuk mendengarkan cerita orang lain? Bukankah Anda punya kaki untuk melangkah dan bertemu dengan orang-orang di sekitar Anda?
Sekecil apapun kebaikan yang Anda lakukan itu akan menciptakan kebahagiaan. Jadi, segera ciptakan kebahagiaan mulai sekarang juga dengan lebih banyak memberi dan peduli. Praktekkanlah...
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Kubik Leadership
www.kubik.co.id