Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sikap yang Perlu Dijauhi untuk Menjadi Pemimpin
15 Maret 2018 11:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya sepakat dengan J Oswald Sanders dan John C Maxwell bahwa inti dari kepemimpinan adalah PENGARUH. Siapapun yang punya pengaruh dialah pemimpin, meski tidak menduduki jabatan tertentu. Bahkan boleh jadi seseorang yang jabatannya lebih rendah memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan orang yang jabatannya lebih tinggi dalam struktur organisasi, perusahaan, atau pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Leadership itu bisa dilatih dan disiapkan. Untuk itu, seseorang yang ingin benar-benar menjadi pemimpin atau memiliki pengaruh besar saat memimpin, bisa disiapkan sejak dini, mulai sekarang. Salah satu yang perlu disiapkan dan dilatih adalah sikap yang perlu dihindari oleh seorang pemimpin. Apa itu? Berikut paparannya.
Pertama, sikap perasaan tidak aman (insecurity). Perasaan tidak nyaman ini bisa tentang dirinya dan juga tentang orang-orang di sekitarnya. Perasaan tidak nyaman tentang dirinya biasanya muncul karena orang tersebut terbiasa "menghalalkan" segala cara untuk menduduki posisi yang sekarang diduduki.
Untuk membuang perasaan ini, Anda perlu berlatih untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai agama, etika, tatakrama, dan aturan yang berlaku. Bersainglah secara sehat tanpa harus melemahkan dan merendahkan siapapun. Namuh bersamaan dengan itu, buang perasaan "sok suci" dan sok hebat. Yakinlah selalu ada ruang improvement (perbaikan) dalam diri kita maupun di profesi dan pekerjaan yang kita tekuni.
ADVERTISEMENT
Sementara perasaan tidak aman tentang orang-orang di sekitarnya biasanya muncul karena merasa ada orang yang ingin menyaingi. Perasaan ini membuat orang tersebut "mematikan" karier dan reputasi orang yang punya potensi "mengalahkannya." Orang semacam ini akhirnya sibuk menemukan cara bagaimana melemahkan orang-orang di sekitarnya.
Agar perasaan ini tidak muncul, latihlah diri Anda untuk terbiasa mendoakan orang lain bahkan orang yang membenci Anda sekalipun. Biasakan pula membantu orang lain, mensupport sahabat, memfasilitasi dan mempermudah urusan orang lain. Hidup Anda tidak hanya fokus pada diri Anda tetapi juga siap memunculkan orang lain. Apakah Anda Siap?
Kedua, sikap "baper" alias bawa perasaan. Berbagai keputusan yang dilakukan pimpinan tidak semua menyenangkan semua orang. Dalam kondisi ini, ada anggota tim yang "ngedumel" protes, bahkan mungkin melawan secara terang-terangan dengan pimpinan. Dalam kondisi seperti ini jangan baper, ngambek, atau emosional. Itu adalah dinamika kehidupan. Mau sikap ini menjauh dari Anda?
ADVERTISEMENT
Apabila Anda mau, latihlah mulai sekarang terbiasa mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta. Biasakan mengambil keputusan-keputusan kecil yang membuat Anda tidak nyaman. Sering berpikir seperti seorang wartawan, NEWS, kependekan dari north, east, west, dan south, yang berarti Anda terbiasa melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dengan kata lain, Anda terbiasa berpikir 360 derajat, semua arah, Anda pertimbangkan dengan saksama.
Tentu masih banyak sikap yang perlu Anda latih untuk dihindari. Namun, bila Anda bisa melatih dua sikap yang perlu dihindari tersebut agar menjauh dari Anda, Anda sudah punya modal untuk menjadi pemimpin yang benar-benar pemimpin. Pemimpin yang pengaruhnya semakin luas. Cobalah...
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership