Awas! Mortalitas Tinggi Picu Kesadaran Fatalistik

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
22 Juli 2021 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pandemi, sumber : vector
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pandemi, sumber : vector
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID - 19 terus mengalami peningkatan jumlah kematian. Pada tubuh sistem masyarakat Indonesia, masyarakat memiliki kesadaran yang disebut sebagai kesadaran yang bertumpu pada kekuatan luar manusia.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pada awal pandemi memiliki tingkat pertahanan diri yang cukup besar. Pada awal pandemi berlangsung, protokol kesehatan memegang kendali atas kehidupan sehari – hari. Namun, kesadaran menaati protokol berkurang seiring dengan durasi pandemi yang tak kunjung usai. Masyarakat mengalami keletihan sosial akibat pandemi yang berkepanjangan. Kejenuhan terhadap protokol kesehatan dan pandemi memunculkan sikap skeptik dan fatalistik.
Dengan kata lain, penerapan kebijakan PPKM dan pengetatan protokol kesehatan dalam jangka waktu melebihi toleransi wajar individu atau masyarakat akan mengakibatkan munculnya kesadaran magis tersebut. Kesadaran magis tersebut diperkuat dengan posisi hidup individu yang tidak memiliki kemampuan sustainability life terutama dalam bidang ekonomi – sosial. Kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi bagi mereka bukan kebijakan yang memutus mata rantai penyebaran virus.
ADVERTISEMENT
Regulasi pemerintah menginginkan aspek kesehatan dan ekonomi pulih keduanya, sehingga penanganan kebijakan berpusat pada penundaan yang terkesan bermain aman, bukan kebijakan radikal untuk memutus mata rantai penyebaran. Tidak hanya itu, varian virus yang terus bermutasi seperti varian Delta menambah konsekuensi logis kekuatan luaran manusia yang tidak dapat di kontrol. Kesadaran fatalistik membentuk manusia sebagai agen pasif dan pasrah akan segala sesuatu yang terjadi. Bagi penganut kesadaran fatalis, ”semua sudah dirancangkan oleh Tuhan bagi hidup umat – Nya, tidak ada yang bisa
Oleh sebab itu, perlu ada sinergitas dan perilaku gotong - royong yang kuat antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah seharusnya mengedepankan kesehatan dan akses bantuan masyarakat selain ekonomi negara serta komunikasi politik yang baik, sementara masyarakat memiliki tanggung jawab penuh melindungi diri dan orang disekitarnya dengan penerapan 6M.
ADVERTISEMENT