news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Metode ANT (Actor Network Theory): Suatu Pendahuluan

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
11 Desember 2021 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Metode ANT (Actor Network Theory): Suatu Pendahuluan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bidang-bidang sosial seperti: sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu administrasi publik, hubungan internasional, ilmu komunikasi bahkan psikologi dan hukum selalu membicarakan mengenai objek formal yang sama, yaitu manusia.
ADVERTISEMENT
Manusia memiliki dimensi ganda yang unik. Satu sisi manusia memiliki raga (fisik) yang sangat kompleks. Pada sisi lain manusia memiliki unsur-unsur kerohanian dalam akal dan pengetahuan. Kedua unsur yang mengikuti manusia ini terkadang menjadi landasan teoritis berbagai dalil untuk mengenalkan penelitian tentang manusia, di samping menjadi suatu "kritik yang tak kunjung usai" antara fisik dengan non-fisik. Maka, ilmu-ilmu sosial memiliki spektrum penelitian yang sangat beragam.
Berbagai penelitian dalam ilmu-ilmu sosial yang berkembang sangat pesat disebabkan karena masyarakat sebagai objek penelitian cepat berubah. Masyarakat yang terdiri dari manusia-manusia memiliki realitas "proses menjadi". Masyarakat tidaklah konstan, rigid, statis, eklaren, atau apa pun terminologinya dalam hukum-hukum alam. Masyarakat tidak dapat diidentifikasikan sebagai potret, tetapi sebagai suatu film faktual dengan berbagai macam interpretasi makna (verstehende).
ADVERTISEMENT
Sebagai makhluk sosial (homo homini socious), masyarakat bergerak dalam jaringan-jaringan, identitas, dan hubungan dengan manusia lain. Kontekstualisasi dasar dari manusia dengan masyarakat secara sosiologis dapat diuraikan sebagai berikut:
Proses kehidupan bermasyarakat, Sumber: Dok. Pribadi
Bagaimana hubungan dialektis antara manusia dan kelompok ini menghasilkan konsep masyarakat. Pertanyaan kemudian adalah bagaimana relasi yang membentuk suatu objek masyarakat tidak harus dari manusia? Bisa jadi juga karena badan hukum, konstitusional, perangkat negara, bahkan teknologi di mana unit-unit itu dapat dikategorisasikan sebagai non manusia (non-human unit).
Kita coba ambil contoh sederhana, yaitu menjadi seorang guru. Seorang guru dalam institusi pendidikan menurut teori fungsionalisme terbangun atas dua aspek penting, yaitu status dan peran. Status adalah jabatan atau kedudukan yang dilekatkan dalam diri seseorang. Status didapatkan dengan tiga cara: ascribe status (status didapatkan karena keturunan), achieved status (status didapatkan karena pencapaian), dan assign status (status didapatkan sebagai bentuk penghormatan). Sementara peran adalah kegiatan sebagai representasi status apa yang ditetapkan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Status guru diberikan kepada mereka untuk menghasilkan peran mengajar bagi para murid dalam suatu institusi pendidikan. Karena status pula, guru menempati kedudukan kelas lebih tinggi daripada murid. Sekiranya, ada hal yang menjadikan sang guru tersebut "benar-benar" merupakan seorang guru, yaitu lewat kualifikasi yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan. Usia, standar pendidikan, kemampuan pedagogis yang baik, pengalaman, kelayakan mengajar, dan lain sebagainya adalah beberapa indikator sang guru layak mengajar.
Tetapi coba kita amati lebih jauh, terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek diluar sang guru. Antara lain bahwa guru tidaklah bisa disebut guru jika dirinya tidak memiliki murid. Guru juga tidak bisa disebut guru jika dirinya tidak ditunjang oleh fasilitas-fasilitas standar untuk mengajar. Guru tidak bisa disebut guru ketika tidak ada institusi pendidikan yang mengayominya. Lebih jauh, guru tidak bisa disebut guru jika tidak ada universitas yang menjadi institusi di mana dirinya dipersiapkan untuk menjadi seorang guru. Hubungan antara guru dengan sesuatu di luar dirinya inilah yang akan coba digali oleh Actor Network Theory.
Jaringan-jaringan yang membentuk seorang guru. Sumber: Dok Pribadi
Jaringan yang terjadi antara guru, murid, institusi pendidikan yang mengayomi, universitas, bahkan listrik dan laptop memiliki pengaruh signifikan terhadap proses-proses sosial. Ketika guru tidak berada dalam jaringan, maka guru tidak akan bisa berperan sebagai guru sebagaimana mestinya. Atau boleh jadi guru tersebut berada dalam jaringan, tetapi tertindas oleh aktor lain yang berfungsi sebagai aktan.
ADVERTISEMENT
***
Jan Mealino Ekklesia