Konten dari Pengguna

Mewujudkan Amanat Rakyat: Tantangan dan Harapan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Januariansyah Arfaizar
Dosen STAI Yogyakarta - Peneliti PS2PM Yogyakarta - Mahasiswa Doktor FIAI UII
21 Oktober 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Januariansyah Arfaizar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto Kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Minggu, 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Setelah mengucapkan sumpah di hadapan Majelis Terhormat dan seluruh rakyat Indonesia, keduanya memulai babak baru kepemimpinan negeri ini dengan janji menjalankan amanat bangsa dan menjaga Undang-Undang Dasar 1945 dengan penuh tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato perdananya, Prabowo menekankan bahwa "menjalankan kekuasaan harus sesuai kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kepentingan penguasa saja, kepentingan rakyatlah yang harus dikedepankan", ungkap Prabowo.
Ia dengan tegas menyatakan bahwa "rakyat tidak boleh hidup dalam ketakutan, kemiskinan, dan kelaparan". Pidato ini memberi harapan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinannya akan bekerja keras mengatasi berbagai permasalahan sosial yang saat ini semakin mendesak. “Rakyat tidak boleh lapar,” tegasnya, menekankan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar-tawar.
Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia tidaklah ringan. Prabowo mengakui bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Seluruh elemen bangsa termasuk para cendekiawan, pemimpin politik, pemuda, dan mahasiswa, harus terlibat aktif dalam menghadapi ancaman dan rintangan yang dihadapi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengingatkan bahwa perjuangan bangsa ini tidak bisa lepas dari pengorbanan rakyat kecil, seperti petani, nelayan, dan buruh, yang dahulu turut menopang perjuangan kemerdekaan dengan keterbatasan. "Saat para pejuang berperang, rakyat yang memberi makan mereka, Indonesia belum memiliki anggaran. Kini, giliran kita untuk memastikan bahwa rakyat tersebut hidup sejahtera," ujarnya.
Tantangan Ekonomi dan Ancaman PHK Massal
Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi pemerintahan Prabowo-Gibran adalah krisis ketenagakerjaan. Pada awal Oktober 2024, tercatat peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri.
Gelombang PHK ini memicu keresahan di masyarakat, terutama di kalangan kelas pekerja. Situasi ini membutuhkan perhatian serius karena ketiadaan pekerjaan tidak hanya berdampak pada kesejahteraan ekonomi keluarga, tetapi juga menimbulkan keresahan sosial.
ADVERTISEMENT
Harapan besar disandarkan kepada Prabowo dan Gibran untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Pemerintah tidak hanya dituntut untuk menekan angka pengangguran, tetapi juga memastikan bahwa pekerjaan yang tersedia memenuhi standar kelayakan, baik dari segi upah maupun keamanan bagi para pekerja. Komitmen terhadap kesejahteraan pekerja juga menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan baru.
Selanjutnya penekanan Prabowo terhadap pemberantasan korupsi, kolusi, dan penyelewengan anggaran sangat relevan. Ia menyadari bahwa kebocoran dan praktik korupsi yang masih marak dapat menghancurkan masa depan bangsa. “Korupsi hari ini bisa merusak masa depan anak dan cucu kita,” tegasnya, sembari mengingatkan bahwa reformasi birokrasi dan transparansi adalah fondasi penting untuk membangun masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Harapan dan Pesan untuk Prabowo dan Gibran
Dalam lima tahun ke depan, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan tidak hanya berfokus pada agenda besar nasional, tetapi juga menghadirkan solusi konkret bagi tantangan ekonomi sehari-hari yang dihadapi masyarakat.
Di tengah gelombang PHK yang meningkat, rakyat berharap pemerintah dapat segera melakukan langkah strategis, Pertama, Mengembangkan sektor-sektor padat karya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kedua, Mendorong investasi yang berkelanjutan dan pro-rakyat untuk menyerap tenaga kerja lokal. Ketiga, Memastikan kebijakan ketenagakerjaan yang berpihak pada pekerja, seperti peningkatan upah minimum dan jaminan sosial. Keempat, Memperkuat sektor ekonomi kreatif dan UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, terutama di masa krisis.
Kepemimpinan Prabowo-Gibran tidak hanya akan diukur dari janji-janji politik, tetapi dari hasil nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mewujudkan lapangan kerja yang berkualitas adalah salah satu tugas terpenting, mengingat pekerjaan adalah sumber ketahanan ekonomi keluarga dan kunci bagi masa depan bangsa.
Selain itu, upaya pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan konsisten agar anggaran negara benar-benar digunakan untuk kepentingan publik, bukan untuk memperkaya segelintir pihak.
Amanat untuk Indonesia Maju
Rakyat kini menanti aksi nyata dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Pidato dan sumpah jabatan hanyalah awal dari perjalanan panjang. Di balik setiap kata yang diucapkan, tersimpan harapan besar agar janji-janji tersebut termasuk janji saat kampanye harus diwujudkan dalam kebijakan konkret. Kekuasaan bukan sekadar amanat politik, tetapi juga tanggung jawab moral kepada seluruh rakyat Indonesia.
Pesan kami kepada Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran: "pastikan rakyat merasakan dampak langsung dari setiap kebijakan yang diambil". Masyarakat tidak hanya ingin mendengar pidato penuh harapan, tetapi juga ingin melihat perubahan nyata.
ADVERTISEMENT
Kesejahteraan rakyat bukan hanya tentang angka-angka statistik, tetapi tentang bagaimana setiap keluarga bisa hidup tanpa rasa takut akan kelaparan dan pengangguran.
Kami percaya bahwa dengan komitmen dan keberanian, Prabowo dan Gibran dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada. Kini saatnya bekerja untuk rakyat, bersama rakyat, dan demi rakyat. Selamat bekerja untuk Indonesia Maju!