Pasang PLTS, Ikan Koi Tidak Akan Mati Ketika Pemadaman Listrik

Jasmine Zahra
Electrical Engineering Student at Universitas Padjadjaran, interested in clean energy and climate change
Konten dari Pengguna
6 Maret 2022 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jasmine Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikan koi. Sumber: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ikan koi. Sumber: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masalah yang sering ditemui oleh pembudidaya ikan koi adalah pemadaman listrik. Ikan koi bukan merupakan ikan yang mengambil oksigen di permukaan air, melainkan di dalam air. Oleh karena itu, pompa udara atau aerator dibutuhkan untuk menyuplai oksigen di dalam kolam. Pasalnya, ikan koi hanya dapat bertahan hidup dua sampai tiga jam tanpa oksigen. Jadi, listrik diperlukan untuk terus menyalakan aerator.
ADVERTISEMENT
Untuk berjaga-jaga ketika ada pemadaman listrik sementara, Generator set atau genset biasanya dijadikan solusi untuk menyuplai listrik. Namun, seperti yang kita tahu dua tahun lalu terjadi black out atau pemadaman massal Jawa Bali yang berdampak selama kurang lebih satu hari penuh. SPBU juga terganggu karena hal tersebut. Akibatnya, diesel yang merupakan bahan bakar untuk menyalakan genset sulit didapatkan. Pada akhirnya genset pun tidak bisa membantu.
PLTS jenis off-grid merupakan solusi yang sangat tepat untuk permasalahan mati listrik. PLTS off-grid bisa menyuplai listrik walaupun PLN memutus aliran listrik. Hal tersebut terjadi karena listrik yang dihasilkan dari panel surya akan disimpan pada baterai, tidak seperti PLTS on-grid yang tanpa baterai dan terhubung dengan jaringan PLN. Oleh karena itu, selama daya baterai masih terisi, listrik untuk komponen elektronik akan selalu bisa terpenuhi. Pada dasarnya cara kerja PLTS adalah mengubah cahaya matahari menjadi listrik dengan arus searah (DC). Sementara rata-rata komponen elektronik yang dipakai di rumah menggunakan arus bolak balik (AC), jadi perlu komponen yang bernama inverter untuk mengubah arus DC tersebut menjadi arus AC.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita akan membahas mengenai PLTS off-grid. Namun sebelum membahas cara kerja lebih lanjut dan komponen apa saja yang dibutuhkan untuk PLTS off-grid, dalam sistem PLTS off-grid sendiri ada istilah konfigurasi atau penyambungan. Konfigurasi dalam PLTS off-grid dibagi menjadi dua, yaitu AC coupling dan DC coupling. Perbedaan keduanya terletak pada penyambungan sistem serta alur dayanya. Pada DC coupling komponen utama penyusunnya akan terhubung pada bus (saluran) DC.
Pada AC coupling, sistem penyambungannya terdapat pada bus (saluran) AC. Sistem DC coupling memiliki alur daya dua arah. Dari modul surya arus dialirkan ke Solar Charge Controller yang berfungsi untuk menyesuaikan tegangan dari modul surya untuk dialirkan ke beban, kemudian arus dialirkan ke baterai dari baterai bisa kembali lagi ke inverter (berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi AC) yang kemudian akan dialirkan ke beban. Sistem AC coupling memiliki alur daya searah, dari modul surya langsung ke beban atau ke baterai dan tidak memerlukan SCC.
ADVERTISEMENT
Sistem AC coupling merupakan sistem yang lebih efektif apabila digunakan di siang hari. Alur daya pada AC coupling bersifat satu arah. SCC bisa terus aktif apabila mendapatkan daya hasil konversi langsung dari cahaya yang diserap oleh modul surya pada siang hari. Listrik tersebut langsung memenuhi kebutuhan beban terlebih dahulu tanpa melalui baterai dan inverter baterai. Sebaliknya, sistem DC coupling lebih efektif ketika digunakan untuk kebutuhan beban listrik pada malam hari karena alur dayanya bersifat dua arah. Ketika tidak ada suplai listrik dari modul surya, daya yang disimpan dari baterai bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan beban. Untuk membuat sistem yang lebih maksimal pada siang dan malam dapat juga memanfaatkan dua sistem konfigurasi PLTS off-grid ini.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai sumber listrik untuk menyalakan aerator, PLTS juga bisa digunakan untuk menyediakan listrik bagi komponen elektronik lain. Misalkan untuk penerangan di sekitar kolam koi, atau untuk menyalakan pompa air untuk mengisi kolam, dan masih banyak lagi. Namun, ada pula kekurangan dari PLTS off-grid, yaitu pada segi biaya. Harga listrik yang dihasilkan oleh PLTS off-grid lebih mahal karena terdapat komponen baterai. Jika keberatan untuk berinvestasi pada baterai, bisa juga dipasang PLTS on-grid yang tidak menggunakan baterai karena terhubung pada PLN. Jadi, mungkin untuk kebutuhan aerator bisa dipasang PLTS off-grid, sementara untuk kebutuhan lainnya PLTS on-grid bisa digunakan.
Sebagai tambahan, beberapa informasi ini mungkin membantu untuk memilih komponen yang tepat untuk pemasangan PLTS. Yang terpenting adalah menyesuaikan dengan kebutuhan daya yang ingin digunakan. Pilihlah modul surya dengan kualitas dan harga yang sesuai, kemudian sesuaikan juga dengan budget. Beberapa produsen modul surya yang sudah dikenal di pasaran diantaranya yaitu Jinko Solar, Trina Solar, Risen Energy, dan masih banyak lagi. Komponen selanjutnya adalah SCC. Epever dan Xantrex mungkin bisa menjadi pilihan. Kemudian pilihlah inverter yang sesuai, beberapa brand inverter yang beredar di pasaran diantaranya yaitu Huawei Fusion, Solar Edge, dan Fronius. Yang terakhir, otak dari PLTS off-grid yaitu baterai. Saat ini merk baterai dengan kualitas bagus yang beredar sudah sangat beragam.
ADVERTISEMENT
Untuk komponen sendiri sudah mudah dicari dipasaran dengan harga yang bervariasi. Ditambah lagi, dengan memasang PLTS untuk menyediakan kebutuhan listrik di daerah budidaya koi atau kolam koi, maka tidak perlu khawatir lagi ketika terjadi pemadaman. Bagaimana, PLTS merupakan ide yang bagus kan?