Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tangkuban Perahu: Pesona Alam yang Menyimpan Sejarah
1 November 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Jason Genesis Simatupang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunung yang terletak di Lembang, Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, pengunjung sudah bisa menikmati pemandangan gunung-gunung dan kawah dengan pesona yang indah.
ADVERTISEMENT
Gunung Tangkuban Parahu memiliki bentuk stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dihasilkan dari letusan mayoritas adalah lava dan sulfur. Mineral yang dikeluarkan terutama adalah sulfur belerang. Ketika gunung dalam keadaan tidak aktif, uap belerang menjadi salah satu mineral yang muncul. Keunikan geologi ini menambah daya tarik Gunung Tangkuban Parahu sebagai objek penelitian dan wisata.
Berikut ini ada beberapa fakta menarik seputar gunung Tangkuban Perahu diantaranya:
1. Legenda Sangkuriang
Sangkuriang adalah legenda asal usul Gunung Tangkuban Perahu, Sangkuriang merupakan seorang pemuda yang jatuh cinta pada Dayang Sumbi, ibunya. Namun, Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya dan menolak cintanya, dan untuk mendapatkan persetujuan, Sangkuriang diminta untuk membangun sebuah perahu dalam waktu semalam, kerja keras Sangkuriang sia-sia karena Dayang Sumbi menggunakan sihir untuk membuat fajar muncul lebih awal. Marah karena gagal, Sangkuriang menghancurkan dan menendangnya hingga terbalik, yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT
2. Mempunyai 13 Kawah
Saat Gunung Tangkuban Perahu meletus, sebagian material aliran yang mengalir ke seltana tertahan di kaki pataha. Sepanjang sejarahnya, aktivitas vulkanik di gunung ini telah membentuk 13 kawah.
Tiga kawah utama, dari timur ke barat adalah Kawah Domas, Kawah Ratu (memiliki nama yang sama dengan kawah di Gunung Salak), dan Kawah Upas. Kawah Ratu dikenal memiliki banyak lubang belereng, dan beberapa aktivitas letusan serius telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk letusan pada tahun 2019. Aktivitas ini menunjukkan potensi bahaya yang masih ada di Gunung Tangkuban Perahu, menjadikannya objek penelitian dan perhatian yang penting bagi masyarakat dan ilmuwan.
3. Kuliner di Tangkuban Perahu
Kuliner khas seperti ketan bakar yang sudah terkenal cita rasa yang nikmat. Ketan dibakar lalu diberi santan, agar lebih terasa gurih. Ketan biasanya dibungkus kecil menggunakan daun pisang, lalu dibakar. Aroma dari ketan yang dibakar menggunakan daun pisang mengeluarkan aroma yang luar biasa harum, sehingga membuat siapapun tergoda untuk mencobanya. Menyantap ketan bakar harus ditemani oleh segelas susu hangat yang membuat tubuh jadi lebih segar dan hangat. Selain ketan bakar, pengunjung bisa mencoba tahu susu yang tidak kalah nikmat rasanya.
ADVERTISEMENT
4. Transportasi dan Akses Menuju Tangkuban Perahu
Transportasi umum menuju kawah sangatlah mudah dari Bandung, ada angkot ke arah Lembang dan satu lagi naik ke kawah. Dari tepi kawah, dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam untuk mengelilingi dua kawah puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas termasuk mengunjungi titik tertinggi yang berada di punggung hutan datar luas di paling kanan. Sisi terjauh dari dua kawah, Kawah Upas.
Dan untuk mencapai puncak tertinggi, arah berlawanan jarum jam jauh lebih pendek. Namun, pendakian terbaik dengan pemandangan terbaik adalah searah jarum jam, menyusuri pagar kayu di sisi kiri Kawah Ratu, dan mengikuti jalan setapak yang terkadang terjal dan berlumpur hingga ke radio pertama.