Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Benarkah Seblak Jadi Biang Kerok Anemia?
20 Februari 2025 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari lina jazuli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah maraknya tren kuliner, seblak dan bakso menjadi dua makanan favorit yang banyak diburu oleh para pecinta kuliner, terutama di kalangan remaja putri. Rasanya yang gurih dan pedas membuat banyak orang ketagihan. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan ini secara berlebihan diduga berkaitan dengan meningkatnya kasus anemia di Karawang? Benarkah seblak dan bakso bisa menjadi penyebab utama anemia? Mari kita telusuri lebih dalam!
ADVERTISEMENT
Menurut Data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, pada tahun 2024 tercatat lebih dari 8.000 remaja putri mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Dari hasil skrining terhadap 33.106 remaja putri, ditemukan bahwa 346 orang mengalami anemia berat, 3.268 orang menderita anemia sedang, dan 5.247 orang mengalami anemia ringan. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena dapat berdampak pada kesehatan dan produktivitas mereka di masa depan.
Seblak adalah makanan khas Sunda yang kini populer di berbagai daerah. Harganya yang terjangkau, cita rasa pedas dan gurih, serta teksturnya yang kenyal membuatnya sangat digemari. Begitu pula dengan bakso, yang hampir selalu ada dalam daftar makanan favorit masyarakat Indonesia.
Namun, makanan ini sering kali rendah zat besi dan tinggi natrium. Konsumsi berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan bergizi lainnya dapat menyebabkan defisiensi zat besi. Padahal, zat besi berperan penting dalam pembentukan sel darah merah yang bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi inilah yang dapat memicu anemia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, seblak dan bakso biasanya mengandung garam dan penyedap rasa dalam jumlah tinggi. Asupan natrium berlebih dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, sakit kepala, pusing, bahkan penyakit jantung dalam jangka panjang.
Pada umumnya remaja putri memiliki kebutuhan zat besi lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya karena siklus menstruasi mereka. Jika tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat dan bergizi, risiko anemia semakin besar. Sayangnya, tren makanan viral di media sosial sering kali membuat mereka lebih tertarik mencoba makanan kekinian daripada memastikan kecukupan gizi harian mereka.
Kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi seimbang juga menjadi faktor utama. Banyak remaja tidak menyadari bahwa pola makan yang buruk bisa berdampak pada kesehatan mereka di kemudian hari. Padahal, anemia yang tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada penurunan daya tahan tubuh, gangguan konsentrasi, hingga peningkatan risiko stunting pada generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana caranya bagi remaja putri dalam mencegah Anemia dari dampak makanan? Memilih makanan sehat bukan berarti harus menghindari seblak dan bakso sepenuhnya. Kuncinya adalah keseimbangan! Remaja putri harus lebih sadar akan pentingnya zat besi dalam makanan mereka. Jika ingin menikmati seblak atau bakso, pastikan juga mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti bayam, hati ayam, ikan, dan kacang-kacangan agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.
Selain itu, minum jus jeruk atau mengonsumsi sumber vitamin C saat makan makanan kaya zat besi, dapat membantu penyerapan zat besi lebih baik. Jangan lupa untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi.
Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Mulai hari ini, yuk coba tambahkan satu makanan kaya zat besi setiap kali makan! Ajak juga teman-teman untuk lebih sadar gizi agar kita bisa menjadi generasi yang lebih kuat dan bebas anemia.
ADVERTISEMENT
Mari bersama kita wujudkan “Remaja sehat, Zero Stunting, Indonesia Kuat dan Sejahtera"