Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Musical.ly Melebur Penggunanya ke TikTok
4 Agustus 2018 1:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
TikTok ( Foto : Facebook/TikTok)
Perusahaan pemilik aplikasi video Musical.ly, Bytedance Technology mengumumkan penutupan aplikasi yang dibelinya seharga 1 milyar dolar AS pada bulan Desember kemarin dan akan mengalihkan para penggunanya ke aplikasi sejenis buatan dalam negeri : TikTok.
ADVERTISEMENT
Musical.ly yang dirilis pada tahun 2014 dan disusul TikTok dua tahun setelahnya, sama-sama memiliki fitur yang memungkinkan pengguna membuat dan membagikan video pendek berisi nyanyian dan tarian yang dipasangi lagu-lagu terkenal.
Meskipun kedua aplikasi dikembangkan di China, pasar Musical.ly dominan di Eropa dan Amerika sedangkan TikTok populer di kalangan remaja di Asia.
“Musical.ly dan TikTok saat ini beroperasi di wilayah geografis yang berbeda tanpa saling tumpang tindih, dan dengan kedua platform ini tumbuh pesat maka sekarang saatnya untuk menyatukan keduanya,” tulis Stefan Heinrich, kepala pemasaran global TikTok kepada Reuters dalam surelnya.
Dia mengatakan memilih merk TikTok karena ‘lebih mencerminkan nafas dari konten yang dibuat pada platform kami yang bukan semata musik namun juga komedi, seni pertunjukan, dan lainnya.’
ADVERTISEMENT
“Mengusung satu platform akan memungkinkan kami mengekspansi kehadiran di pasar dengan lebih cpat dan mudah, lewat pembentukan tim lokal untuk menyokong masing-masing pasar,” tambah Heinrich.
Musical.ly baru-baru ini mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan, sedangkan TikTok meraih 500 juta pengguna aktif bulanan di bulan Juni.
Menurut The Verge, dengan tidak jelasnya kapan keluar penerus aplikasi Vine versi 2, TikTok nampak merupakan aplikasi yang fungsinya paling dekat dengan Vine.
Akan tetapi meski Musical.ly dan TikTok sama-sama platform berbagi video pendek, TikTok kehilangan bagian esensial yaitu sejarah yang ada di Musical.ly. Semua fitur untuk membuat video karaoke memang masih tersedia, namun penjenamaan aplikasi dengan nama baru dan memaksa pengguna lama Musical.ly migrasi ke platform baru, berpeluang menterasingkan komunitas aslinya. Tinggal bagaimana remaja di Amerika menentukan apakah kesuksesan TikTok di Asia akan terjadi juga di benua lain.
ADVERTISEMENT
Bytedance sedang menikmati kesuksesan yang dihasilkan aplikasi agregasi berita Toutiao, untuk menjadi salah satu startup termahal di sektor teknologi China.
Namun mereka menghadapi masalah sensor internet China yang ketat, dengan Toutiao sempat dihapus sementara dari toko aplikasi untuk pembersihan di mana sebuah aplikasi candaan yang terpisah harus ditutup selamanya.
TikTok sendiri sempat dilarang sementara di Indonesia karena konten yang bermasalah. Untuk pasar dalam negeri, masyarakat China menggunakan aplikasi serupa bernama Douyin.
Alex Zhu, salah seorang pendiri Musical.ly dan wakil presiden senior dari TikTok dalam keterangan persnya mengatakan,” penggabungan Musical.ly dan TikTok sudah seharusnya karena kesamaan misi keduanya yaitu menciptakan komunitas di mana semua orang bisa menjadi pembuat konten.”
Aplikasi yang baru akan memungkinkan pengguna lama untuk mengakses konten dari negara lain dan pilihan tontonan lainnya yang sebelumnya hanya tersedia di salah satu aplikasi, terang Bytedance.
ADVERTISEMENT
Salah satu fitur baru yang dimunculkan adalah peringatan bahwa pengguna telah menghabiskan lebih dari dua jam di aplikasi, yang mirip dengan fitur baru Facebook yang diperkenalkan Rabu kemarin.
Bytedance mengatakan akun pengguna yang lama beserta konten mereka akan dipindahkan ‘ke aplikasi TikTok yang baru’.