Konten dari Pengguna

12 Festival Budaya Tradisional Indonesia yang Menarik

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
20 Maret 2024 11:09 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Festival Budaya Tradisional Indonesia. Foto: Unsplash/Mufid Majnun
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Festival Budaya Tradisional Indonesia. Foto: Unsplash/Mufid Majnun
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman dan kekayaan budaya yang sangat menarik. Setiap suku di Indonesia mempunyai tradisi dan budayanya masing-masing, yang biasanya ditonjolkan atau ditampilkan pada saat parade festival budaya tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Festival budaya merupakan sarana komunikasi penting untuk pendidikan, penguatan dan pengakuan identitas budaya. Festival budaya juga merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kolaborasi budaya untuk memperkuat identitas bangsa.

Festival Budaya Tradisional Indonesia

Ilustrasi Festival Budaya Tradisional Indonesia. Foto: Unsplash/Fairuz Zaki
Keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia menimbulkan adat dan tradisi, termasuk festival budaya tradisional Indonesia yang diadakan setiap tahunnya.
Dikutip dari buku Festival Malauyung Tradisi Masyarakat Mandar "Mappande Sasiq", Ilham Muslimin, (2021:2), kebudayaan merupakan cerminan bangsa Indonesia sebagai negara kesatuan. Kebudayaan menjadi simbol atau ciri khas setiap daerah.
Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, minat dan perhatian masyarakat terhadap seni dan budaya nusantara yang harus dilindungi justru semakin berkurang. Hal ini terjadi karena suatu budaya baru masuk ke masyarakat tanpa filter dan menimbulkan ketidakseimbangan dengan budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia kurang memahami keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Melihat kondisi dan realita yang ada, kenali festival budaya tradisional di Indonesia berikut ini.

1. Festival Erau Kertanegara di Tenggarong

Festival budaya di Indonesia ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Kesultanan Kutai dan diadakan setiap dua tahun sekali pada pertengahan tahun (Juni hingga Juli) di kota Tenggarong. Festival Erau Kertanegara menyuguhkan beragam atraksi dan aktivitas. Di sana juga bisa menyaksikan sejumlah upacara adat Dayak, seperti Nyagahatan yang memperingati musim tanam dan panen.
Selain itu juga ditampilkan pertunjukan tari khas Kutai seperti tari Jepen dan tari Ganjur, serta permainan ketrampilan tradisional (misalnya gasing).
Festival budaya di Indonesia ini diakhiri dengan upacara Berlimbur. Upacara tersebut menggambarkan adegan masyarakat berkumpul di tepian Sungai Mahakam untuk bersuci dengan air tersebut.
ADVERTISEMENT

2. Tradisi Pasola, Sumba

Tradisi ini merupakan tradisi pertarungan khas Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang berupa permainan ketrampilan antar pemain. Tradisi Pasola adalah melempar tombak kayu sambil menunggang kuda.
Pasola merupakan bagian dari rangkaian upacara adat yang dilakukan masyarakat Sumba yang menganut agama Marapu, agama lokal di Sumba. Permainan ini dimainkan di empat desa di Kabupaten Sumba Barat yaitu Gaura, Kodi, Lamboya dan Wonokaka.
Tradisi Pasoli biasanya berlangsung rutin antara bulan Februari dan Maret setiap tahun di empat desa tersebut.

3. Festival Lompat Batu di Nias

Festival lompat batu di Nias merupakan salah satu festival budaya yang terinspirasi dari budaya perang. Festival ini memiliki tradisi unik yang bisa membuat orang yang melihatnya kagum.
Diketahui seseorang akan melakukan pelompatan batu setinggi 2,1 meter lebih dan setebal 40 cm. Menurut sejarah, pada zaman dahulu, setiap suku membangun benteng pertahanan untuk menangkal serangan musuh.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, suku Nias menemukan solusi dengan belajar melompati batu atau fahombo untuk mengalahkan lawannya. Saat ini ritual ini konon melambangkan masuknya masa muda ke masa dewasa.
Festival Lompat Batu biasanya berlangsung pada bulan November setiap tahunnya dan wisatawan yang ingin melihatnya dapat berlibur pada bulan tersebut.

4. Festival Budaya Dieng

Festival ini berasal dari Jawa Tengah yang terletak pada dataran tinggi Dieng yang dilakukan selama satu tahun sekali pada bulan September. Pada festival ini biasanya dilakukan ruwatan pemotongan rambut gimbal dari anak-anak yang memilikinya.
Orang berambut gimbal dianggap sebagai perwujudan Kyai Kolodete dan Nini Roro Bramble. Selain parade pemotongan rambut gimbal tradisional, festival ini juga diperkaya dengan berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti Wayang Kulit dan tari Rodad Lengger.
ADVERTISEMENT
Selain itu festival ini diperkaya dengan festival lampion dan kembang api, pertunjukan musik jazz dan masih banyak lagi. Tak hanya penduduk lokal atau domestik saja yang ikut hadir, tetapi tak jarang pula orang asing datang untuk mengabadikan momen dan mengikuti festival ini.

5. Festival Lembah Baliem di Raja Ampat

Raja Ampat terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya yang memesona, tetapi juga kekayaan budayanya. Jika ingin mempelajari lebih lanjut tentang kekayaan tradisi dan adat istiadat Raja Amat, kunjungi Festival Lembah Baliem.
Di festival budaya Indonesia ini, akan menyaksikan tradisi bela diri suku Dani, Lani, dan Yali, dengan ritual, musik, dan tarian untuk pemanasan sebelum mereka terjun ke medan perang.
Mulai dari kemegahan kostum serta keunikan budaya menjadi hal yang sangat menarik dari Festival Kebudayaan Indonesia ini. Festival Lembah Baliem berlangsung setiap bulan Agustus selama tiga hari dan acaranya dapat dilihat di situs resmi Festival Lembah Baliem.
ADVERTISEMENT

6. Karapan Sapi, Madura

Karapan sapi adalah loma pacuan sapi yang terkenal berasal dari Pulau Madura. Karapan sapi melombakan sepasang sapi yang menarik kereta kyu tempat joki pengendali sapi berada.
Trek karapan sapi yang dilombakan sepanjang 100 meter, diselenggarakan antara bulan Agustus dan September tiap tahunnya.
Final pertandingan karapan sapi akan diadakan pada akhir bulan September di bekas karesidenan Pemekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

7. Festival Danau Toba

Festival Danau Toba menjadi salah satu festival budaya Indonesia yang juga menjadi acara olahraga. Awalnya, festival budaya ini dikenal dengan nama Pesta Danau Toba dan diselenggarakan sejak tahun 1980-an.
Pada tahun 2011 namanya diubah menjadi Festival Danau Toba dan masih digunakan sampai sekarang. Diketahui, festival tersebut diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas kehadiran Danau Toba.
ADVERTISEMENT
Alasannya, danau ini merupakan sumber pangan dan menjamin kesejahteraan masyarakat setempat.Biasanya Festival Danau Toba menampilkan budaya dan tradisi Batak melalui pertunjukan tari dan seni.

8. Festival Sekaten

Festival Sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw yang diadakan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Festival ini biasanya memiliki rangkaian ritual, salah satunya adalah ritual arak-arakan tujuh gunungan hasil panen yang diiringi dengan alunan musik gejog lesung.
Ritual Grebeg Maulud merupakan acara terakhir dari festival Sekaten yang berlangsung pada akhir bulan puasa. Gunung-gunungan yang dibawanya merupakan wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil pertanian masyarakat.
Keunikannya, di akhir prosesi, masyarakat langsung mengumpulkan isi gunungan tersebut karena konon membawa keberuntungan.

9. Festival Ogoh-Ogoh di Bali

Melihat karakter Ogoh-Ogoh untuk pertama kali mungkin terkesan menakutkan. Bagaimana tidak, Ogoh-Ogoh yang sering ditampilkan saat festival budaya selanjutnya ini memang menggambarkan roh jahat bhutakala.
ADVERTISEMENT
Dengan ukuran yang bisa mencapai lebih dari 2 meter lengkap dengan pernak-perniknya, Ogoh-Ogoh tak pernah gagal mencuri perhatian masyarakat.
Membawa Ogoh-Ogoh melewati jalan-jalan utama sebelum dibakar sebagai simbol kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma. Meski memiliki dasar keagamaan, tetapi ritual Pengrupukan yang dilakukan pada malam Nyepi (setiap bulan Maret dengan tanggal yang berubah-ubah) di banyak tempat menjadi wadah kreativitas generasi muda sehingga sangat menarik bagi wisatawan.

10. Festival Reog Ponorogo

Lahir di Indonesia yang indah, Festival Reog Ponorogo merupakan salah satu festival yang diselenggarakan untuk menampilkan budaya Reog di Alun-Alun Ponorogo. Festival ini diketahui merupakan bagian dari rangkaian Grebeg Suro.
Grebeg Suro merupakan tradisi budaya tahunan masyarakat Ponorogo yang berbentuk acara kerakyatan. Festival ini biasanya berlangsung pada bulan Juni hingga Juli dan tidak hanya dihadiri orang dewasa tetapi juga anak-anak.
ADVERTISEMENT

11. Gandrung Sewu di Banyuwangi

Sesuai dengan namanya, Festival Budaya di Indonesia tahunan selanjutnya ini diselenggarakan bertujuan untuk melestarikan tari Gandrung khas Banyuwangi dan menampilkan pertunjukan tari dengan lebih dari 1.000 penari.
Tari Gandrung sendiri merupakan tarian tradisional yang melambangkan penghormatan terhadap Dewi Sri yang dipercaya dapat memberikan kesuburan sehingga para petani berhasil memanen hasil pertanian.

12. Festival Danau Sentani di Jayapura

Satu lagi Festival Kebudayaan Indonesia yang bisa ditemukan di daratan Papua, yakni Festival Danau Sentani. Pertunjukan tradisional yang unik seperti tarian perang berlangsung di atas perahu di tengah Danau Sentani.
Selain itu, Festival Budaya Indonesia yang sering diadakan antara bulan Juni dan Juli merupakan tempat yang cocok untuk menikmati beragam cita rasa kuliner tradisional Papua.
ADVERTISEMENT
Ternyata adat dan budaya Indonesia sangat kaya sekali bukan? Dengan menghadiri berbagai festival budaya tradisional Indonesia, tidak hanya bisa belajar tentang budaya nusantara tetapi juga turut serta dalam pelestariannya.(glg)