Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Doa Keramas Puasa Ramadan, Lengkap dengan Tata Caranya
15 Maret 2024 13:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu amalan sunah sebelum puasa Ramadan adalah mandi keramas. Membaca doa keramas puasa merupakan bagian penting sebelum melakukan aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Mandi keramas tak hanya membersihkan diri dari hadas, tetapi juga memiliki makna spiritual lainnya, yakni menyucikan diri yang menandakan kesiapan seseorang menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Untuk lebih lengkapnya tentang keramas sebelum puasa, simak artikel ini hingga habis. Jendela Dunia juga akan membagikan doa keramas puasa yang bisa dilafalkan.
Doa Keramas Puasa
Sebelum melaksanakan keramas sebelum puasa , umat Islam dianjurkan membaca doa atau niat. Mengutip umsu.ac.id, doa ini dibacakan dengan tujuan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual.
Selain itu, membaca doa keramas puasa juga diharapkan bisa memudahkan ibadah puasa yang akan dijalankan. Berikut ini doa yang bisa dilafalkan, lengkap dengan bacaan latin dan terjemahannya, disadur dari nu.or.id:
ADVERTISEMENT
نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى
Nawaitu ada'al ghuslil masnuuni lii fii hadzihil lailati min ramadhaana lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat melaksanakan mandi yang disunnahkan kepadaku di malam hari ini pada bulan Ramadan karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Keramas Puasa
Dalam hal ini, keramas puasa adalah mandi junub sebelum melakukan ibadah puasa Ramadan. Adapun tata cara melaksanakannya sama dengan mandi junub untuk membersihkan diri dari hadas besar.
Sementara itu, menyadur baznas.go.id, tata cara mandi junub telah dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim berikut:
"Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudu dengan wudu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki." (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Berikut uraian lengkap tata cara keramas puasa yang dirangkum dari buku Mengenal Mandi Wajib dan Sunah dari penerbit PT Sindur Press Semarang pada 2015.
Apakah Puasa Sah Apabila Belum Mandi Junub hingga Subuh?
Berdasarkan buku Praktik Mandi Janabah terbitan Rumah Fiqih Publishing pada 2018, mandi junub atau mandi janabah adalah ritual yang bersifat ta'abbudi, bertujuan untuk menghilangkan hadas besar.
ADVERTISEMENT
Secara istilah, mandi junub adalah mandi yang menggunakan air yang suci pada seluruh badan sesuai tata cara tertentu dengan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Mengutip laman nu.or.id, keramas sebelum puasa merupakan ibadah sunah, artinya tak wajib dilakukan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al-Bajuri:
و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك
Artinya: "Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam Al-Adzra'i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjemaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu."
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, mandi wajib ini hanya diharuskan untuk orang dengan hadas besar yang hendak melakukan ibadah yang memang disyaratkan, seperti salat fardu dan tawaf, artinya puasa tak termasuk.
Bahkan, apabila seseorang yang malamnya memiliki hadas junub, seperti karena mimpi basah atau berhubungan suami istri dan belum sempat mandi wajib sebelum subuh, puasanya tetap sah.
Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Al-Mausu'atul Fiqhiyyah. Berikut isinya:
يَصِحُّ مِنْ الْجُنُبِ أَدَاءُ الصَّوْمِ بِأَنْ يُصْبِحَ صَائِمًا قَبْل أَنْ يَغْتَسِل. فَإِنَّ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِنْ كَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ.
Artinya: "Orang yang memiliki hadas junub (hadas besar), sah melaksanakan puasa meski ia belum sempat mandi besar sampai pagi puasa. Siti 'Aisyah dan Ummu Salamah pernah berkata, 'Kami melihat Nabi Muhammad SAW pagi-pagi masih memilki hadats junub yang bukan karena mimpi basah, lalu beliau mandi besar dan tetap melaksanakan puasa'."
ADVERTISEMENT
Kebolehan mandi junub hingga subuh ini berdasar pada perbuatan Nabi Muhammad SAW yang pernah menunda melaksanakan mandi junub tetapi tetap berpuasa, seperti tercantum dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim:
"Sesungguhnya Nabi SAW pernah ketika waktu Subuh dalam keadaan junub dari jimak, kemudian beliau mandi dan berpuasa." (HR Bukhari dan Muslim).
Sehingga, dapat disimpulkan jika tak ada keharusan mandi junub menjelang bulan Ramadan karena bukan termasuk syarat atau rukun. Mandi junub sebelum puasa Ramadan adalah sunah dan dapat dilaksanakan setiap malam bulan Ramadan.
(NSF)