Konten dari Pengguna

Kampung Arab di Solo: Sejarah dan Keunikannya

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
24 September 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kampung Arab di Solo. Foto Hanya Ilustrasi Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Foto: Unsplash.com/Ammar Andiko
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Arab di Solo. Foto Hanya Ilustrasi Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Foto: Unsplash.com/Ammar Andiko
ADVERTISEMENT
Kampung Arab di Solo merupakan sebuah kawasan yang identik dengan masyarakat yang berasal dari keturunan Arab. Kampung merupakan salah satu saksi perjalanan panjang akulturasi budaya yang ada di Solo.
ADVERTISEMENT
Akulturasi budaya merupakan sebuah proses terjadinya percampuran antara budaya lokal dengan budaya yang datang dari luar. Proses akulturasi ini berlangsung selama puluhan tahun lamanya.

Sejarah dan Keunikan Kampung Arab di Solo

Kampung Arab di Solo. Foto Hanya Ilustrasi Bukan Tempat Sebenarnya. Sumber Foto: Unsplash.com/SR
Dikutip dari laman surakarta.go.id, Kampung Arab di Solo merupakan kampung yang berada di daerah Pasar Kliwon. Dulunya, daerah Pasar Kliwon merupakan pasar yang digunakan untuk tempat jual beli kambing pada saat hari pasaran Kliwon saja.
Seperti namanya, Kampung Arab di Solo merupakan kampung atau desa yang menjadi tempat tinggal untuk orang Arab sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada era kolonial, masyarakat Arab dimasukkan ke dalam golongan penduduk Timur Asing.
Di mana pada masa tersebut masyarakat Arab diharuskan untuk tinggal di suatu tempat khusus yang telah ditentukan oleh pemimpin Belanda. Hal tersebut memiliki beberapa tujuan dan salah satunya adalah agar mudah untuk diawasi Belanda.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tidak lepas dari ketakutan Belanda akan penyebaran Islam yang dilakukan oleh masyarakat keturunan Arab di Indonesia. Hal inilah yang pada akhirnya membuat daerah Pasar Kliwon dikenal sebagai Kampung Arab.
Ada beberapa bukti bahwa daerah ini sudah lama menjadi tempat tinggal masyarakat dari keturunan Arab. Salah satunya adalah tanah yang digunakan untuk pembangunan Rumah Sakit Kustati
Menurut beberapa catatan, tanah ini merupakan hadiah dari PB X kepada seorang keturunan Arab yang pernah menjadi guru mengaji dan menyembuhkan sakit putri sunan yang bernama Kustati.
Guna mengenangnya, maka nama tersebut dijadikan sebagai nama rumah sakit di kawasan ini. Keunikan dari kampung ini selain dari sego budaya dan juga masyarakatnya, adalah arsitektur dari beberapa bangunan yang berada di daerah ini.
ADVERTISEMENT
Bangunan-bangunan di kawasan ini memperlihatkan perpaduan gaya Arab dan Jawa yang harmonis. Rumah-rumah bergaya Timur Tengah dengan ornamen khas Arab berdiri berdampingan dengan rumah joglo tradisional Jawa, menciptakan pemandangan yang memikat dan berbeda dari kawasan lain di Solo.
Masjid Riyadh juga menjadi landmark penting di Kampung Arab. Arsitektur masjid ini menggabungkan unsur-unsur gaya Timur Tengah dengan sentuhan lokal, menjadikannya sebuah bukti nyata akulturasi budaya yang terjadi di kawasan ini.
Demikian adalah pembahasan mengenai sejarah dan keunikan Kampung Arab di Solo yang menjadi bukti akulturasi budaya yang ada di Indonesia. (ARD)