Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Budaya Suku Jawa yang Sangat Unik
22 Mei 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, salah satu suku dengan populasi penduduk terbanyak di bumi khatulistiwa, yaitu suku Jawa. Populasi suku Jawa sekitar delapan puluh juta jiwa dengan beragam budaya. Tak heran, jika budaya suku Jawa banyak dikenal hingga ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari jurnal Makna Filosofoi Bedudukan di Desa Asempapan Kecamatan Trangkil Kab Pati, Ana Faridatul M, (2020), masyarakat Jawa adalah suatu kesatuan penduduk yang diikat oleh norma-norma hidup karena sejarah, tradisi, maupun agama.
Budaya suku Jawa mencakup beberapa daerah di Pulau Jawa seperti budaya Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Daerah Istimewa Yogyakarta. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan, keselarasan, keseimbangan, dan keserasian dalam kehidupan setiap hari.
Budaya Suku Jawa
Budaya suku Jawa memiliki ciri khas masing-masing, sehingga orang bisa lebih mudah mengenali orang-orang suku Jawa. Kebudayaan suku Jawa relatif banyak dipengaruhi secara pesat oleh budaya Islam yang berkembang sejak masa kolonialisme di Jawa.
Masyarakat yang menganut budaya Jawa dikenal dengan masyarakat yang sopan, berbicara lembut, dan ramah yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat bahwa orang Jawa terkenal suka membungkuk saat berjalan melewati orang yang lebih tua
ADVERTISEMENT
Kebudayaan suku Jawa sangat beragam dan sangat identik, mulai dari batik, wayang kulit, keris, hingga musik gamelan. Tak jarang, motif yang digambarkan pada kain batik dari Jawa menggambarkan bagaimana sosok dan ciri khas dari orang Jawa.
Budaya Jawa ini mengajarkan tentang gabungan dari adat istiadat, budaya, pandangan sosial, dan filosofis orang Jawa. Ajaran budaya jawa ini hampir mirip seperti agama yang mengajarkan spiritualitas masyarakat Jawa kepada penciptanya.
Artinya, filosofi hidup yang digunakan masyarakat Jawa berdasarkan teori yang mendasari alam pikiran manusia atau suatu kegiatan selama menjalani hidup. Berikut adalah contoh filosofi hidup yang paling erat dengan kehidupan masyarakat Jawa.
1. Narimo ing Pandum
Dalam bahasa Jawa, nrimo memiliki arti tulus menerima, sedangkan pandum berarti pemberian. Jadi, nrimo ing pandum memiliki arti tulus atau ikhlas menerima segala sesuatu atas apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sosial, nrimo ing pandum bisa berarti bermurah hati dengan sesama. Sedangkan dalam kehidupan, pepatah ini dapat diartikan sebagai rasa cukup dengan kekayaan berupa budaya-budaya yang dimiliki.
2. Memayu Hayuning Bawana
Kata-kata "Memayu Hayuning Bawana" berasal dari sebuah falsafah hidup bahasa Jawa yang memiliki arti mendayagunakan kehidupan ini dengan baik untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian.
Secara harfiah, "Memayu" artinya menyayangi, "Hayuning" artinya kedamaian atau harmoni, dan "Bawana" artinya dunia atau kehidupan. Hal ini berkaitan dengan cara manusia menjaga alam sekitar, agar apa yang 'ditanam' dapat menghasilnya 'buah' yang baik.
Semakin masyarakat menyadari akan tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang sedang kita tinggali, maka manusia juga akan diberikan segala hal-hal baik dan positif oleh seluruh alam.
ADVERTISEMENT
Kesenian Daerah suku Jawa
Budaya suku Jawa juga memiliki kesenian budaya yang membedakannya dengan suku lain. Berikut adalah beberapa kesenian daeran suku Jawa beserta penjelasannya.
1. Seni Tari
ADVERTISEMENT
2. Seni Pertunjukan
ADVERTISEMENT
3. Seni Bangunan
ADVERTISEMENT
4. Alat Musik
ADVERTISEMENT
5. Lagu Daerah
Bahasa dan Aksara Jawa
Budaya suku Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat Jawa di kehidupan sehari-hari. Setiap daerah tentunya memiliki dialek bahasa Jawa yang berbeda-beda. Terdapat beragam sebutan bahasa yang berbeda dari setiap daerah.
ADVERTISEMENT
Misalnya, masyarakat dari Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara menggunakan bahasa Jawa Ngapak. Bahasa Jawa dari kawasan Jawa Timur juga dialek berbeda dengan bahasa Jawa Ngapak, maupun bahasa Jawa Yogyakarta.
Meskipun pada semua kata tidak terjadi, biasanya bahasa Jawa Ngapak membaca vokal akhir 'a' dengan bunyi 'a'. Sedangkan, untuk bahasa Jawa selain Ngapak membaca vokal akhir 'a' dengan 'o'.
Demikian penjelasan tentang mengenal budaya suku Jawa yang sangat unik dan istimewa. (APR)