Konten dari Pengguna

Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Pantun Jenaka

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
16 Maret 2022 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 11 Mei 2023 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pantun Jenaka. (Foto: HuyNgan by https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pantun Jenaka. (Foto: HuyNgan by https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Pengertian pantun merupakan jenis puisi lama yang pada setiap baitnya terdiri atas empat baris serta memiliki sampiran dan isi. Pantun sendiri diambil dari kata “panuntun” yang dalam bahasa Minangkabau, yang berarti penuntun. Dalam bahasa Jawa, pantung sering disebut dengan parikan. Adapun pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti pantun nasihat, pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun berkasih-kasihan, dan pantun anak. Pantun jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya karena berisi humor.
ADVERTISEMENT
Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai pantun jenaka, sebagai salah satu jenis pantun.

Mengenal Pantun Jenaka dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Ilustrasi Pantun Jenaka. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
Dikutip dari buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nur Indah Sholikhati (2019: 128), pantun memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan karya sastra lain, yaitu:
Pantun jenaka adalah salah satu jenis pantun yang berisi humor, sehingga menghibur setiap orang yang mendengarnya. Terkadang pantun jenaka dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pantun jenaka juga diharapkan dapat membuat suasana menjadi lebih riang.
Agar lebih paham, berikut adalah contoh pantun jenaka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
1. Berenang jauh para ikan
Mereka bebas hatinya senang
Badan kurus kurang makan
Kalau ditiup goyang-goyang
2. Jalan-jalan ke pinggir empang
Nemu katak di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
Kamu botak minta dikepang
3. Makan pagi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pandai menggoda
Diam-diam watak buaya
Pantun jenaka seringkali dijadikan sebagai media untuk menyindir ataupun pencair suasana ketika berkumpul dengan teman dan keluarga. Semoga informasi di atas bermanfaat! (CHL)