Konten dari Pengguna

Pesona Pura Segara Wukir: Jelajah Destinasi Wisata Religi di Selatan Yogyakarta

Jihan Fitri Husniyah
Mahasiswa S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
4 Desember 2022 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jihan Fitri Husniyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagian Depan Pura Segara Wukir | Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Bagian Depan Pura Segara Wukir | Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Mendengar nama Gunung Kidul pasti yang terbayang di benak travelers adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alamnya, tetapi tahukah bahwa terdapat salah satu destinasi wisata religi yang menjunjung tinggi toleransi di wilayah selatan Yogyakarta. Pura Segara Wukir yang terletak di pinggir Pantai Ngobaran, Kabupaten Gunung Kidul memiliki pesona tersendiri bahkan mampu menarik wisatawan karena tidak hanya menyuguhkan megahnya bangunan pura yang berdiri kokoh di pinggir pantai tetapi juga latar belakang sejarah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT

Mengulik Sejarah Pura Segara Wukir

Nama Segara Wukir memiliki arti dalam bahasa Sansekerta yakni segara berarti laut sedangkan wukir berarti gunung yang secara filosofi berarti pertemuan antara laut dan gunung. Pura Segara Wukir memiliki keterkaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak karena konon tempat ini dijadikan Raja Prabu Brawijaya V sebagai tempat pelarian untuk menghindari konflik dengan putra kandungnya yakni Raden Patah, serta dipercaya sebagai tempat Raja Brawijaya V melakukan upacara moksa (pembakaran diri) untuk mengelabui putranya yang hendak mengajaknya mengikuti ajaran Islam.
Adanya keterkaitan dengan sejarah tersebut menjadikan pura sering digunakan umat Hindu untuk menyelenggarakan upacara melasti (upacara ritual yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi dengan melakukan pembersihan alat-alat persembahyangan dan juga diri manusia di perairan). Oleh karena itu, dibangunlah Pura Segara Wukir oleh PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) pada tahun 2005 atas persetujuan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Semakin berkembangnya waktu, karena keunikan arsitektur pura dan sejarah yang dapat menjadi daya tarik, Pura Segara Wukir dikembangkan menjadi destinasi wisata religi.
Bagian Depan Pura Segara Wukir | Sumber: Dokumen Pribadi

Pura Segara Wukir Sebagai Destinasi Wisata Religi

ADVERTISEMENT
Pura Segara Wukir tidak hanya diperuntukan oleh umat Hindu dan penganut Kejawen yang ingin melakukan sembahyang dan melakukan upacara keagamaan tetapi Pura Segara Wukir dibuka untuk umum. Menurut pengalaman pribadi saat mengunjungi Pura Segara Wukir, terdapat banyak wisatawan dari berbagai latar belakang bahkan tidak jarang ditemui wisatawan muslim yang datang.
Kalian para travelers dapat mengunjungi Pura Segara Wukir tetapi terdapat batas zonasi untuk wisatawan umum yang hanya diperbolehkan memasuki wilayah Nista Mandala dan Madya Mandala karena bagian Utama Mandala hanya diperuntukan sebagai tempat sembahyang umat Hindu dan penganut Kejawen. Terdapat pantangan bagi wisatawan wanita yang sedang datang bulan sehingga tidak diperbolehkan memasuki kawasan pura, hal ini diberlakukan untuk menjaga kesucian pura. Di beberapa waktu tertentu apabila sedang diadakan upacara keagamaan, pihak pengelola melakukan sterilisasi sehingga wisatawan tidak dapat memasuki kawasan Pura Segara Wukir supaya tidak mengganggu proses upacara.
ADVERTISEMENT
Namun kalian tidak perlu khawatir sobat travelers, karena masih ada berbagai aktivitas yang dapat kalian lakukan seperti berfoto karena Pura Segara Wukir memiliki pesona tersendiri selain terletak di pinggir Pantai Ngobaran, Pura Segara Wukir juga memiliki keunikan bangunan pura karena terdapat perpaduan antara gaya arsitektur khas Jawa dan Bali sehingga kalian dapat merasakan vibes seperti sedang berlibur di Pulau Dewata.
Kalian dapat menyewa jasa fotografer yang hanya dikenakan biaya Rp10.000,00 per tiga foto. Supaya hasil foto kalian lebih bagus, sobat travelers bisa menyewa kain Bali yang hanya dikenakan biaya Rp5.000,00 di pengempon (sekelompok pengusung) pura. Namun, bagi kalian yang ingin melakukan sembahyang dapat menghubungi pengempon pura supaya disiapkan perlengkapan sembahyang. Selain itu, kalian juga dapat mencicipi kuliner yang didominasi olahan seafood dan tersedia toko yang menjual cindera mata dan perlengkapan sembahyang di sekitar Pura Segara Wukir.
Kawasan Madya Mandala Pura Segara Wukir | Sumber: Dokumen Pribadi
Kawasan Madya Mandala | Sumber: Dokumen Pribadi
Sobat travelers perlu tahu bahwa dibangunannya Pura Segara Wukir di wilayah yang penduduknya mayoritas beragama Islam tidak membuat mereka merasa keberatan, justru pengembangan destinasi Pura Segara Wukir dianggap sebagai pintu rezeki bagi mereka karena secara tidak langsung membuka peluang bagi masyarakat lokal mendapatkan pekerjaan alternatif. Bahkan, kedepannya akan ada rencana pengembangan atraksi wisata di wilayah yang sama yakni di Pantai Ngobaran dengan mengusung konsep pantai kebinekaan.
ADVERTISEMENT