Konten dari Pengguna

Beras Sorgum untuk Diet Rendah Glikemik: Solusi bagi Penderita Diabetes

Jihan Fachruzia Harris
Mahasiswa S1 Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
25 September 2024 16:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jihan Fachruzia Harris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-photo/rice-sorgum-which-one-high-carbohydrate-2235490719
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-photo/rice-sorgum-which-one-high-carbohydrate-2235490719
ADVERTISEMENT
Bagi penderita diabetes perhatian terhadap kandungan makanan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Lonjakan gula darah yang melebihi batas normal dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, terutama dalam jangka panjang, seperti kerusakan saraf (neuropati diabetik).
ADVERTISEMENT
Penderita diabetes harus fokus pada pola makan yang mengutamakan makanan dengan indeks glikemik rendah, tinggi serat, dan kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan rendah gula, biji-bijian utuh, serta sumber protein sehat. Pangan yang dapat menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki indeks glikemik yang tinggi, salah satunya adalah nasi putih.
Nasi putih merupakan sumber karbohidrat yang merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama di Asia dan makanan pokok bagi Sebagian masyarakat Indonesia.
Nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi, artinya karbohidrat di dalamnya cepat dipecah menjadi glukosa, sehingga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan setelah makan. Ini berisiko bagi penderita diabetes karena dapat memicu fluktuasi gula darah yang tidak terkendali. Konsumsi nasi putih bisa digantikan menggunakan beras sorgum yang bisa mengontrol gula darah.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Sorgum?
Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan salah satu jenis serealia yang banyak diproduksi secara global, dikenal karena rasanya yang khas dan warnanya yang menarik, serta kemampuannya tumbuh di lahan kering. Dalam 100 gram sorgum, terkandung 2,7 gram serat, 3,3 gram lemak, 11,3 gram protein, dan 339 kkal. Sorgum memiliki kandungan pati yang dicerna lebih lambat dibandingkan jagung dan serealia lainnya, dengan proporsi pati berupa amilosa 21,18-35% dan amilopektin 65-78,8%. Kandungan pati resisten dalam sorgum mencapai 10,97%, yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras yang hanya mengandung 3-5%.

Peran Pati Resisten Dalam Sorgum

Pati resisten adalah jenis karbohidrat yang tidak mudah dicerna di usus halus dan mencapai usus besar tanpa diubah menjadi glukosa. Pati ini berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes karena dapat mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.
ADVERTISEMENT

Manfaat Bagi Penderita Diabetes

Dalam hal ini, pati resisten yang terdapat dalam sorgum dicerna dengan lebih lambat, yang mengarah pada respons glukosa darah yang lebih rendah. Ini menjadikan beras sorgum memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan beras putih atau karbohidrat olahan lainnya. Selain itu, pati resisten juga memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah konsumsi berlebihan. Dengan porsi makanan yang terjaga dan pilihan makanan yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah, pengelolaan indeks glikemik dapat lebih efektif.

Solusi Diet Sehat

Mengonsumsi beras sorgum juga mendukung program diet dengan mengurangi keinginan untuk ngemil dan memilih makanan tinggi kalori, yang berkontribusi pada pengaturan berat badan. Beras sorgum dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dibandingkan nasi putih.
ADVERTISEMENT
Beras sorgum dikenal mampu membuat perut kenyang hingga 6 jam, sementara nasi putih biasanya hanya memberikan rasa kenyang selama 3 jam. Hal ini terjadi karena beras sorgum memiliki pati resisten dan serat yang lebih tinggi, yang memperlambat pencernaan dan penyerapan glukosa.
Dengan proses pencernaan yang lebih lambat, pelepasan energi terjadi secara bertahap, membuat tubuh tetap merasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, nasi putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, sehingga dicerna lebih cepat, menyebabkan rasa lapar datang lebih cepat setelah makan.
Kesimpulan
Beras sorgum yang kaya akan pati resisten adalah pilihan karbohidrat yang sangat baik untuk mengontrol kadar gula darah dan mendukung program diet sehat, terutama bagi penderita diabetes. Pati resisten dalam sorgum memperlambat pencernaan dan penyerapan glukosa, mencegah lonjakan gula darah setelah makan dan menjaga kadar gula tetap stabil. Dengan indeks glikemik yang rendah, sorgum membantu mengendalikan kadar glukosa dan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang efektif dalam pengelolaan berat badan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Fathurrizqiah, R., & Panunggal, B. (2015). Kandungan pati resisten, amilosa, dan amilopektin snack bar sorgum sebagai alternatif makanan selingan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Fitri, A., Marisa, M., & Mahdani, W. (2017). Perbandingan Respon Glikemik akibat Pemberian Nasi Putih Organik dan Nasi Putih Nonorganik pada Mahasiswa dengan Overweight. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia, 2(3).
Rosita, V. (2017). mutu gizi, indeks glikemik dan sifat sensori brownies sorgum (sorghum bicolor l. moench) panggang dengan penambahan sekam psyllium dan variasi lemak (Bachelor's thesis, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Zenel, A. M., & Stewart, M. L. (2015). High amylose white rice reduces post-prandial glycemic response but not appetite in humans. Nutrients, 7(7), 5362-5374.
ADVERTISEMENT