5 Hal yang Sering Dikeluhkan Driver Go-Jek ke Manajemen

19 Mei 2017 20:59 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasukan pengemudi ojek online GO-JEK. (Foto: www.instagram.com/gojekindonesia/)
Go-Jek adalah startup yang dicintai banyak orang, sekaligus mungkin dibenci. Dia dicintai oleh para pengguna yang telah dimudahkan kesehariannya oleh seluruh layanan di dalam aplikasi. Go-Jek mungkin juga disebali oleh banyak orang, termasuk para mitra pengemudi yang sejak dulu sering menggelar aksi protes terhadap manajemen. Hingga di awal 2017 ini, ada sejumlah aksi dari para mitra yang memprotes kebijakan dari jajaran manajemen. Berikut ini sejumlah keluhan dari para mitra Go-Jek yang telah ditampung: Pembekuan Akun Sejumlah mitra pengemudi Go-Jek pada Senin (15/5) lalu menggelar demonstrasi di depan kantor Go-Jek di Kemang, untuk menuntut keadilan, karena mereka merasa telah berlaku jujur namum pihak Go-Jek melakukan pembekuan akun secara sepihak. Tarif Dinilai Rendah Tarif yang dipasang manajemen Go-Ride saat ini dinilai terlalu kecil, dan para mitra meminta agar manajemen menaikkan tarif. Berikut ini data tarif Go-Ride yang berlaku di Jabodetabek. Tarif non rush hour - Perjalanan 0 - 12 kilometer = Rp 1.500/kilometer dari kilometer pertama - Perjalanan lebih dari 12 kilometer = Rp 2.500/kilometer dari kilometer ke 12.01 dengan tarif minimum Rp 8.000 Tarif rush hour Jabodetabek (Senin - Jum'at: 06.00 - 08.59 dan 16.00 - 19.59) - Perjalanan 0 - 12 kilometer = Rp 2.500/kilometer dari kilometer pertama - Perjalanan lebih dari 12 kilometer = Rp 3.000/kilometer dari kilometer ke 12.01 dengan tarif minimum Rp 12.000 Jika kamu ingin mengetahui tarif Go-Ride di luar Jabodetabek, silakan lihat di tautan ini. Baca juga: Daftar Lengkap Tarif Baru Go-Ride per 5 April 2017 Bonus Turun Terus Bonus di Go-Jek adalah sesuatu yang tidak pasti. Itu terjadi sejak aplikasi Go-Jek dirilis pada Januari 2015, dan masih terjadi sampai sekarang. Mitra pengemudi yang bergabung di awal, pasti pernah menikmati masa-masa dompet tebal karena bonus berlimpah dan targetnya mudah dicapai. Tapi sekarang, tidak begitu lagi ceritanya. Manajemen semakin menekan nominal uang yang diberikan sebagai biaya bonus. Target yang harus dicapai juga semakin tinggi. Di sisi lain, langkah ini memang seharusnya dilakukan oleh Go-Jek untuk menekan biaya subsidi atau bonus untuk pengemudi dan penumpang. Subsidi atau bonus ini masuk ke dalam biaya operasional perusahaan, yang jika tidak ditekan angkanya, akan memberatkan juga membahayakan Go-Jek dalam jangka panjang. Semkain sedikit subsidi berarti semakin baik bagi perusahaan Go-Jek. Baca juga: Ratusan Driver Go-Jek Gelar Unjuk Rasa Minta Kenaikan Tarif "Order Gagu" Beberapa mitra Go-Ride mengeluh mereka sulit mendapatkan order belakangan ini. Mereka menduga-duga bahwa tim teknologi informasi Go-Jek telah "memainkan" sistem pemesanan yang membuat sejumlah mitra sulit mendapatkan order. Beberapa mitra menyebut ini sebagai "order gagu."
"Order Gagu" Go-Jek. (Foto: Istimewa)
Namun, hal ini dibantah oleh tim Go-Jek, yang mengatakan bahwa order dari pengguna yang sampai ke aplikasi driver Go-Jek didasarkan atas jarak di antara keduanya dan seberapa cepat si pengemudi menerima orderan itu. Siapa yang dekat dan cepat, dia yang berpotensi dapat orderan. Baca juga: Driver Mengeluh Go-Jek Tak Pernah Transparan Jika kamu adalah salah seorang mitra pengemudi Go-Ride, Go-Car, atau Go-Food, yang punya keluhan terhadap manajemen Go-Jek, silakan sampaikan keluhan kamu di kolom komentar di bawah ini.
ADVERTISEMENT