BlackBerry Raup Rp 10 Triliun dari Qualcomm

13 April 2017 13:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kantor BlackBerry di Kanada. (Foto: REUTERS/Mark Blinch)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BlackBerry di Kanada. (Foto: REUTERS/Mark Blinch)
Belakangan ini berita kurang menyenangkan selalu menghampiri Qualcomm. Perusahaan pembuat cip kenamaan itu sekarang harus mengembalikan uang sebesar 815 juta dolar AS atau setara Rp 10,8 triliun kepada BlackBerry terkait masalah royalti antara tahun 2010 dan 2015. Keputusan ini dibuat di luar pengadilan sebagai bagian dari kesepakatan arbitrase di antara keduanya. Qualcomm memang tidak setuju dengan keputusan tersebut, tapi kesepakatannya sudah tidak bisa diganggu gugat. Perselisihan antara Qualcomm dan BlackBerry terkait masalah ini dimulai pada 2016 lalu, setelah Qualcomm membatasi royalti tertentu yang diterapkan pada pembayaran yang dilakukan oleh BlackBerry di bawah kesepakatan lisensi. BlackBerry berpendapat ada beberapa pembayaran yang tidak seharusnya diberikan saat mereka menggunakan perangkat Qualcomm dalam ponsel pintarnya. Qualcomm saat ini juga sedang bertarung dengan Apple di ranah hukum, terkait tuduhan Apple yang menyebut Qualcomm menetapkan biaya terlalu mahal untuk cipnya.
Logo Qualcomm di MWC 2017, Barcelona. (Foto: REUTERS Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Qualcomm di MWC 2017, Barcelona. (Foto: REUTERS Eric Gaillard)
Apple mengajukan gugatan hukum kepada produsen cip itu bernilai 1 miliar dolar AS. Mereka juga menuding Qualcomm telah melakukan taktik anti persaingan dan berusaha melakukan pemerasan. Tidak terima dengan tuduhan itu, Qualcomm pun angkat bicara dan menyerang balik Apple dengan mengatakan produsen ponsel iPhone itu melanggar perjanjian dengan perusahaan. Tidak hanya menyerang, Qualcomm juga melayangkan gugatan balik tuduhan Apple di Pengadilan Distrik California Selatan. Dalam gugatannya, Apple disebut telah ikut campur dalam perjanjian dengan pemegang lisensi yang memproduksi iPhone dan iPad. Selain itu, Apple juga disebut telah mengancam Qualcomm untuk tidak mempublikasikan keunggulan teknologi cipnya di iPhone, termasuk membuat perbandingan dengan kompetitor lain yang juga menyuplai cip iPhone. Dalam merespons gugatan Qualcomm, Apple tetap pada pendiriannya dengan komentar tak jauh berbeda dari yang dibuatnya pada Januari lalu, di mana Qualcomm dianggap telah memerasnya dengan meminta royalti lebih untuk teknologi yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka. Baca juga: Qualcomm Serang Balik Gugatan Apple
ADVERTISEMENT