Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Isu Lingkungan di Balik Langkah Daur Ulang Samsung Galaxy Note 7
29 Maret 2017 10:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Samsung mengumumkan sebuah kabar mengejutkan jelang acara peluncuran Galaxy S8 pada 29 Maret nanti di New York, AS. Perusahaan asal Korea Selatan itu akan melakukan daur ulang produk Galaxy Note 7!
Ponsel jumbo itu tentu mengingatkan pada insiden baterai kepanasan, lalu meledak, bahkan ada yang sampai memicu kebakaran. Itu juga mengingatkan bagaimana maskapai melarang penumpang membawa Galaxy Note 7 dalam penerbangan. Pemerintah di berbagai negara juga merilis imbauan agar tak memakai perangkat tersebut di area vital nasional.
Ada yang berpikir pengumuman ini aneh dari sisi waktu karena dilakukan jelang kehadiran Galaxy S8, tetapi di sisi lain langkah ini menunjukkan keberanian Samsung dalam mendengar kritik.
Baca juga: Samsung Bakal Jual Galaxy Note 7 Rekondisi Resmi
Aktivis dari Greenpeace Spanyol melakukan protes di panggung Samsung saat pameran Mobile World Congress 2017, Februari lalu, di Barcelona, dengan membawa poster berlogo daur ulang. Para pecinta lingkungan mengkritik keputusan Samsung menghentikan penjualan Galaxy Note 7 yang berarti meninggalkan sampah jutaan ponsel yang sulit didaur ulang. Tetapi apa daya, langkah itu memang harus dilakukan atas nama keamanan konsumen.
ADVERTISEMENT
Pengumuman Senin kemarin adalah jawaban dari protes tersebut. Samsung bilang akan mengutamakan unsur “Ramah Lingkungan” dalam proses daur ulang perangkat.
Dalam sebuah pernyataan di blog resmi , disampaikan ada tiga prinsip untuk memastikan daur ulang dilakukan secara ramah lingkungan.
Baca juga: Samsung Ungkap Akar Masalah Galaxy Note 7 Terbakar
Pertama, memastikan akan melakukan pembaruan ulang (refurbished) atau ponsel sewaan yang dijual melalui perusahaan telekomunikasi. Kedua, menggunakan komponen yang masih layak pakai di Galaxy Note 7 seperti modul kamera dan semikonduktor. Ketiga, melakukan proses ekstraksi logam (nikel, emas, tembaga, perak) pada perangkat dilakukan dengan metode ramah lingkungan dengan bantuan perusahaan pihak ketiga.
Kemenangan Greenpeace
Greenpeace dalam siaran pers mengatakan langkah Samsung ini adalah kemenangan bagi pecinta lingkungan setelah hampir lima bulan melakukan kampanye dan protes global untuk menangani dampak lingkungan. Greenpeace mengatakan ada sekitar 4,3 juta unit Galaxy Note 7 yang diproduksi oleh Samsung.
“Sementara kami menyambut berita ini, Samsung harus berbagi sesegera mungkin jadwal lebih rinci dan kapan akan melaksanakan janji-janjinya, serta bagaimana mereka berniat untuk mengubah sistem produksi untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi,” kata Jude Lee, Global Senior Campaigner, Greenpeace East Asia.
Greenpeace mengutip penghitungan Oeko-Institut, sebuah lembaga penelitian dan konsultan yang berbasis di Jerman, yang mencatat sebanyak 4,3 juta unit Galaxy Note 7 mengandung lebih dari 20 metrik ton kobalt, lebih dari 1 ton tungsten, 1 ton perak, 100 kilogram emas, dan antara 20 sampai 60 kilogram paladium.
Rata-rata sebuah ponsel di Amerika Serikat digunakan dalam kurun waktu dua tahun, dan proses daur ulang produk ini tidak berkelanjutan. Para pecinta lingkungan telah gencar meminta perusahaan teknologi untuk memproduksi perangkat yang mudah untuk diperbaiki, diperbarui, dan ditingkatkan.
Janji Membawa Produk Daur Ulang
Sejauh ini Samsung belum mengumumkan kapan dan di mana ponsel itu akan dijual kembali. Mereka berkata akan bekerjasama dengan pihak berwenang, perusahaan telekomunikasi, atau peritel, sebagai pertimbangan untuk membawa daur ulang Galaxy Note 7 di pasar.
“Pasar dan tanggal rilis akan ditentukan kemudian,” kata Samsung. Namun, Samsung meyakinkan perangkat itu tak akan dijual di Amerika Serikat, bukan juga India.
Dalam sebuah pernyataan kepada Gizmodo, perusahaan mengakui tujuan melakukan pembaruan perangkat adalah semata untuk mengurangi dan meminimalkan dampak lingkungan.
“Rincian produk termasuk nama, spesifikasi teknis, dan kisaran harga, akan diumumkan saat perangkat tersedia,” kata Samsung, dilansir Gizmodo .
Itu berarti, bisa jadi spesifikasi produk yang didaur ulang akan berbeda dengan Galaxy Note 7, begitu juga dengan namanya yang akan berbeda.
Bagi yang peduli terhadap isu lingkungan, aksi Samsung mengumumkan daur ulang Galaxy Note 7 jelang pengumuman Galaxy S8, adalah sebuah pengalihan perhatian yang tepat untuk menyelamatkan reputasi sebelum merilis ponsel flagship. Pekerjaan rumah selanjutnya yang tak kalah penting adalah memastikan produk daur ulang sepenuhnya aman untuk digunakan.
ADVERTISEMENT