Mesin Pencari Google akan Beri Petunjuk Berita Benar dan Berita Bohong

9 April 2017 12:12 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google. (Foto: Reuters/Lucy Nicholson)
Mesin pencari Google sampai hari ini sering disalahkan sebagai pihak yang turut menyebar dan mendukung penyebaran konten hoax. Perusahaan itu tampaknya mulai bergerak untuk meminimalkan peredaran konten hoax, dengan menghadirkan sejumlah fitur baru. Fitur terbaru yang dibuka Google adalah pengecekan fakta atau "fact check" pada setiap konten berita. Google mempersilakan pihak ketiga yang memiliki kredibilitas, untuk melakukan pengecekan fakta demi memberi legitimasi atas sebuah konten berita. Google sejauh ini telah bekerjasama dengan PolitiFact dan Snopes. Mereka juga akan membuka sistem pengecekan fakta terhadap perusahaan penerbit seperti The Washington Post dan The New York Times. Untuk konten berita yang telah terbukti fakta dan kebenarannya, Google akan memberi label fact check "True" yang menandakan berita tersebut telah diperiksa informasinya. Ada juga konten yang nanti diberi label "Mostly False" atau "Pants on Fire!" Namun, fitur tersebut tidak akan memengaruhi urutan hasil pencarian dan tidak ada label khusus pada situs tertentu yang dinilai sering menyebarkan kabar bohong. Itu artinya oknum penyebar berita hoax masih bisa memaksimalkan metode Search Engine Optimization (SEO) agar situsnya tampil di baris atas pencarian. Langkah ini dilakukan Google dalam menanggapi tekanan yang menyebut seharusnya layanan mesin pencari dan media sosial bisa menjadi "polisi konten" untuk memberi tahu mana berita benar dan mana berita bohong. Ada pula pihak yang meminta Google untuk menghentikan distribusi konten yang sudah terbukti bohong. Bukan cuma Google yang menerima kritik macam ini, perusahaan media sosial seperti Facebook dan Twitter juga dikritik karena dianggap telah menjadi wadah untuk membantu penyebaran hoax. Baca juga: Facebook Sebar Iklan Cara Identifikasi Berita Hoax di Indonesia
ADVERTISEMENT