Hedonisme Pejabat dan Suara Masyarakat yang Jarang Didengar

joko dwiatmoko
Guru di Sekolah Penabur Jakarta, Penulis buku Bukan Sekadar Menulis, penulis Novel di Wattpad dan Kwikku.com, Lulusan Sarjana Pendidikan Seni Rupa IKIP Yogyakarta (UNY Sekarang)
Konten dari Pengguna
23 April 2023 17:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari joko dwiatmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jeep Rubicon di Polsek Pesanggrahan dengan pelat nomor yang belum diganti, yakni B 120 DEN. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jeep Rubicon di Polsek Pesanggrahan dengan pelat nomor yang belum diganti, yakni B 120 DEN. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak hal bisa langsung diakses di era media sosial ini termasuk sepak terjang pejabat, terutama pejabat berperilaku hedon. Contoh nyata yang aktual saat ini adalah konten TikToker atau konten creator Bima Yudho Saputro di twitter yang menyoroti betapa sedikitnya anggaran untuk infrastruktur dibandingkan dengan pengeluaran untuk menggaji ASN dan para pejabat tingkat pemprov.
ADVERTISEMENT

Gaya Hedonisme dan Pejabat yang Jarang Dengarkan Keluhan

Diibaratkan mereka adalah raja-raja kecil yang membuat masyarakat muak karena mereka hanya bisa memperlihatkan kehidupan mewahnya tetapi melupakan kewajiban sebagai pelayan masyarakat. Banyak kasus penyelewengan anggaran yang sebenarnya dibuat untuk pembangunan infrastruktur, kesejahteraan rakyat, namun digunakan untuk mensejahterakan diri sendiri dan para pemangku jabatan di bawahnya.
Seakan hilang empati dan hanya memanfaatkan kesempatan selagi berkuasa. Tidak ada gebrakan berarti kecuali sensasi dan dengan berbagai cara memanfaatkan anggaran yang besar untuk bisa menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Netizen yang gerah dan geram pun akhirnya membuat konten yang membuat berang pejabat yang dikritisinya.
Juga disoroti perilaku hedon yang dilakukan ASN di Lampung. Misalnya Kepala Dinas Kesehatan Lampung Dr. dr. Reihana Wijayanto M. Kes. yang sudah menjabat 14 tahun dan sering memperlihatkan kehidupannya yang mewah dan hedon dengan barang barang branded dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
Sementara jalan-jalan tingkat kabupaten dan provinsi banyak yang rusak seperti kubangan kerbau, tetapi perilaku pejabat penguasanya malah membuat masyarakat merasa diperlakukan tidak adil dengan minimnya terobosan untuk mempermudah mobilitas warganya.

Definisi Hedon

Apa sih sebenarnya arti hedon? Hedon atau hedonisme menurut KBBI artinya suatu pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama hidup di dunia. "Hedone" berasal bahasa Yunani artinya kesenangan.
Dalam filsafat hedonisme menganggap kebahagiaan adalah terpenting dalam hidup. Kalau dikaitkan dengan gaya hidup hedonisme mengutamakan kesenangan, kebahagiaan sebagai tujuan utamanya, yang lain seperti pelayanan pengabdian menjadi tersisihkan.
Di tingkat nasional sendiri sedang gencar-gencarnya pembangunan infrastruktur, sementara di banyak daerah para pejabatnya malah melakukan tindakan “aji mumpung”. Mereka banyak memanfaatkan media sosial hanya untuk melaporkan kegiatan yang tidak melibatkan masyarakat sementara kolom untuk laporan dan keluhan serta kritikan ditutup aksesnya.
ADVERTISEMENT
Korupsi para pejabat susah ditanggulangi karena minimnya payung hukum yang bisa memastikan perilaku koruptif dihukum seberat-beratnya. Pemerintah pusat saat ini pasti pusing dengan banyaknya pejabat tingkat kabupaten yang seakan-akan bereuforia untuk memanfaatkan anggaran daerah yang cukup besar demi nafsu hedon.
Bahkan malah ada bupati yang menggadaikan asset negara demi kepentingan pribadi. Pejabat yang arogan itu akhirnya saat ini tertangkap tangan oleh KPK.
Ada lagi pejabat yang menutup kesempatan mendapat pelayanan yang sama dalam hal beribadah, dengan menutup dan tidak memberi kesempatan mereka beribadah secara damai. Malah mencabut izin untuk melakukan ibadah.
Betapa banyaknya perilaku pejabat yang nyeleneh dan membuat luka di hati masyarakatnya, sementara masyarakat hanya bisa mengeluh tetapi tidak berdaya menghentikan perilaku hedon yang telanjur menjadi habit para pejabat dan banyak ASN di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Banyak orang pintar memanfaatkan celah untuk melakukan tindakan koruptif. Banyak yang lulusan sarjana, pasca sarjana, bahkan sampai tingkat doktoral tetapi kadang menjadi bodoh saat mereka seharusnya serius menjadi pelayan masyarakat. Proyek demi proyek pemerintahan dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Ketika media sosial orang nomor satu negeri ini begitu terbuka menerima keluhan masyarakat, apakah presidennya sendiri yang harus menyelesaikan masalah yang seharusnya dilakukan oleh pejabat seperti gubernur, bupati, wali kota, camat, lurah, dan sebagainya.
Sebagai masyarakat berharap, ketika ada pejabat setingkat wali kota atau bupati begitu perhatian pada masyarakatnya dan membuka diri untuk membantunya secara cepat dan maksimal ada rasa iri yang ditunjukkan dan diwakilkan netizen dengan komentarnya.
Bahkan kadang netizen salah sasaran dengan mengeluh pada wali kota daerah lain sementara mereka tidak tahu bagaimana menyalurkan keluhan dan masalah pada pejabat yang berwenang di daerahnya sendiri.
ADVERTISEMENT

Kualitas Pejabat ASN dan Kader Partai

Mereka merasa tidak pernah merasakan dampak pembangunan, hanya melihat perilaku konsumtif yang diperlihatkan oleh para pejabat di daerahnya. Betapa susahnya mengelola SDM dengan luasnya jangkauan wilayah di Indonesia.
Budaya ASN dan atau pegawai negeri yang lambat respons dan banyak memanfaatkan situasi untuk memperkaya diri sendiri dengan anggaran daerah, tidak berusaha mengundang investor untuk melakukan terobosan kreatif, yang muncul adalah ungkapan sinis untuk mereka.
Sayangnya juga partai politik tidak melakukan pengkaderan untuk menjamin kualitas kepemimpinan calon pemimpin daerah atau calon wakil rakyatnya sehingga muncul para pejabat kemaruk yang hanya menggunakan aji mumpung ketika diberi amanah jabatan yang seharusnya menjadi abdi masyarakat malah menjadi raja diraja bagi masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Semoga pejabat negeri ini segera sadar untuk menjadi pejabat yang mampu melayani, itu mimpi rakyatnya. Sampai saat ini belum banyak berita tentang prestasi para pejabat meskipun tidak menutup celah bahwa ada beberapa pejabat publik yang benar-benar bekerja untuk memajukan daerah atau kotanya.Salah satu yang populer saat ini adalah Wali Kota Solo yang kebetulan putra presiden saat ini yaitu Gibran Rakabuming Raka.
Semakin banyak pejabat seperti Gibran maka semakin maju Indonesia. Ayo pejabat lain berlomba-lomba berprestasi dan membangun kotanya. Jangan berlomba-lomba mencari proyek yang menguntungkan partai dan keluarganya saja.