Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Setelah Sontoloyo, Kini Jokowi Sebut Politik Genderuwo
10 November 2018 8:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Berita Jokowi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi (Foto:Cornelius Bintang/kumparan)
Setelah menghebohkan publik dengan menyindir politikus sontoloyo, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) kini memperkenalkan istilah politik genderuwo. Jokowi menyebutkan istilah politik genderuwo saat sedang membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).
ADVERTISEMENT
Menurutnya istilah tersebut diperuntukkan untuk para politikus kerap menyebarkan propaganda untuk menakut-nakuti dan membuat masyarakat khawatir.
“Yang tidak pakai etika politik yang baik. Tidak pakai sopan santun politik yang baik. Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran,” ucapnya.
“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti,” imbuhnya.
Ia berharap tidak ada lagi propaganda yang dapat menimbulkan ketakutan dan keraguan satu sama lain di tengah masyarakat. Jokowi ingin agar persatuan, persaudaraan, dan kerukunan umat bangsa tidak terpecah belah.
ADVERTISEMENT