Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Relevansi Sebutan 'Gaib' kepada Manchester City di Era Sekarang
22 Mei 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Jonathan Andreas Thomas Gultom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manchester City, klub dengan sebutan "The Citizens" asal Manchester, sudah lebih dari 1 (satu) dekade ini kian berkembang menjadi tim monster yang mengerikan di Liga Inggris, dan sekarang mulai secara perlahan menjajal Eropa secara lebih jauh lagi. Semua hal ini tentu dapat terjadi tak lepas sejak Uni Emirat Arab (UEA) membeli klub tersebut pada Agustus 2008 silam melalui Abu Dhabi United Group.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum kedatangan UEA ke Manchester City, klub tersebut tidaklah masuk dalam perhitungan sebagai klub besar di Liga Inggris, menembus jajaran "Top Four" Liga Inggris. Kedatangan UEA ke Manchester City jelas sangatlah revolusioner terhadap perkembangan klub.
Segala aspek yang ada di dalam klub sangat diperhatikan secara mendetail mulai dari level pengembangan tingkat dini atau akademi, fasilitas latihan dan kesehatan, hingga penunjukan kepelatihan berdasarkan suatu road map yang jelas.
Awal perkembangan Manchester City baru meraih hasil konkretnya secara jelas ketika pada musim 2011/2012 mereka berhasil mengalahkan Manchester United yang kala itu memiliki poin sama pada puncak klasemen namun unggul berkat selisih gol yang lebih agresif dibanding Setan Merah.
Keseriusan UEA terhadap pengembangan Manchester City kian menjadi lebih jelas ketika mereka juga menunjuk Ferran Soriano secara resmi sebagai CEO pada 1 September 2012 yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Barcelona pada kurun waktu 2003-2008. Ferran Soriano dikenal sebagai seorang yang memiliki kapabilitas dalam manajemen dan pengembangan sepak bola.
ADVERTISEMENT
Tak jarang para fans atau pendukung dari rival Manchester City, sebut saja seperti Manchester United (yang salah satunya adalah saya haha), Liverpool, dan Arsenal acapkali menyebut Manchester City beserta para penggemarnya sebagai "Tim Gaib" atau "Fans Gaib".
Hal ini tentu terlontar bukanlah tanpa alasan dikarenakan para "Tim Tua" tersebut memang membangun dinasti mereka dalam sepakbola berdasarkan prestasi, tidak serta merta berdasarkan "Uang" semata yang memang dapat memberikan instant impact dengan mengutamakan pragamatisme.
Dalam era sepak bola modern ini, uang tidaklah dapat dipisahkan untuk pencapaian suatu prestasi tim. Namun, tidak serta merta menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kesuksesan sebuah klub (sebagai contoh: Chelsea pada musim ini (2022-2023)). Tanpa manajemen yang bagus layaknya Manchester City, kesuksesan tidaklah mungkin dapat diraih.
Kekuatan Manchester City diraih bukan hanya karena uang semata melainkan juga terdapat suatu perencanaan yang jelas. Musim 2022-2023 bisa dikatakan sebagai musim yang cukup cemerlang bagi Manchester City, bagaimana tidak? Mereka baru saja memastikan gelar Liga Inggris, masuk dalam Final FA Cup, dan juga akan melawan Inter Milan di Final UCL mendatang. Impian mereka untuk mendapatkan treble winner bukanlah suatu hal yang tidak mungkin.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu membuat sebagian besar Manchester United, sebagai tim yang satu-satunya meraih treble winner di tanah Inggris menjadi "panik" karena kami berpotensi kehilangan bahan banter kami antar sesama fans sepakbola di Liga Inggris. Namun jikalau mereka memang berhasil memenangkannya, hal tersebut dapat diterima dikarenakan mereka memanglah sangat layak untuk menerimanya.
Lantas, apakah sebutan "Tim Gaib" atau "Fans Gaib" masih layak disematkan kepada Manchester City? Hal ini tentu dapat diperdebatkan secara kualitatif. Namun berdasarkan pendapat saya, mengingat era sepak bola yang sudah berkembang dengan pesat dan uang menjadi hal yang lumrah. Maka penyebutan "Gaib" kepada Manchester Citu sudah bukan merupakan hal yang relevan kembali.
Terlebih lagi di setiap era kejayaan suatu tim, penggemar baru tentu akan bermunculan dan ini adalah hal yang wajar. Sebagai contoh, kejayaan Manchester United pada era Sir Alex, Ronaldo, dan kawan-kawan pada 2007-2008 saat memenangi Champions League silam, atau kejayaan Barcelona era Pep Guardiola dengan Messi dan kawan-kawan pada 2008-2011 tentu akan menciptakan basis pendukung baru yang mengakar hingga pada era sekarang.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama yang juga berlaku pada Manchester City saat ini, akan banyak para penggemar baru yang bermunculan. Terlebih lagi dengan superioritas Pep Guardiola dan Haaland yang menjadi daya tarik baru bagi penggemar baru sepak bola. Manchester City saat ini bukanlah tim sembarangan, setiap tim wajib untuk waspada kepada mereka.